Penulis: A. Rusdiana
A. Rusdiana
MATERI PEMBELAJARAN ATAU BAHAN AJAR (Learning Materials) adalah segala
sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik,
sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi
setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis, (Ahmadi, 2010).
Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum
yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditentukan, (Lestari, 2013). Materi pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) dan keterampilan (psikomotor). Materi Pengetahuan (kognitif)
berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan didiskusikan oleh
peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengungkapkan kembali.
Abdul Majid (2006), menyebutnya sumber belajar ditetapkan sebagai informasi
yang disajikan dan disimpan dalam berbagai media, yang dapat membantu siswa
dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas
apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi
berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks). yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya, buku
pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar
interaktif, dan sebagainya (Prastowo, 2014).
Sebelum memulai mengembangkan materi ajar perlu diperhatikan cakupan
pengetahuan, Menurut Merril dalam (Wina
Sanjaya, 2011); terdiri dari 4 jenis pengetahuan, yaitu:
Peutama: Pengetahuan
Fakta, yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat
ditangkap oleh panca indra. Jadi semua hal yang berwujud kenyataan dan
kebenaran, misalnya nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama
orang, dan lain sebagainya. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan
data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang
dapat diuji atau diobservasi.
Kedua: Pengetahuan
Konsep, yaitu adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok
benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut
adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari berbagai atribut
menjadi suatu pembeda antara satu konsep dengan konsep lainnya. Jadi semua yang
berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran,
seperti definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya
Materi konsep contohnya pengertian zakat, syarat dan rukun shalat, dan
sebagainya;
Ketiga: Pengetahuan
Prosedur, yaitu materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan peserta
didik untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam
melakukan sebuah aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: langkah-langkah
dalam pengurusan jenazah. Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah
teruji secara empiris dinamakan generalisasi;
Keempat: Pengetahuan
Metakognitif adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara umum sama halnya
dengan kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi Pengetahuan
Metakognitif adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara umum sama halnya dengan
kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang. Metakognitif
adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak
diketahui. Dalam konteks pembelajaran, peserta didik mengetahui bagaimana untuk
belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan
mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.
Penekanan kepada peserta didik untuk lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Perkembangan peserta didik akan menjadi lebih sadar dengan pemikiran mereka sendiri sama halnya dengan lebih banyak mereka mengetahui kesadaran secara umum, dan ketika mereka bertindak dalam kewaspadaan ini, mereka akan cenderung belajar lebih baik. Dengan demikian, apabila kesadaran tersebut terwujud, maka peserta didik dapat mengawali proses berpikirnya dengan merancang, memantau, dan menilai apa yang dipelajari.
Wallahu A'alam Bishowab.
_______________
*) Tulisan ini, semula dijadikan Bahan Materi Penguatan Pada Perkuliahan
Lokakarya Review Perangkat Pembelajaran dan PTK- PPG dalam jabatan bagi Guru
Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung Tahun 2023. Kalau memungkinkan dapat di publis di MO-beritadissdik.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, dalam 3 Minggu ini, 22 Juni sd. 17
Bertugas sebagai Dosen/Tutor pada Perkuliahan Lokakarya Review Perangkat
Pembelajaran dan PTK-PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2023. Salah seorang
Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati
Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen
Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan,
Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan,
Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen
pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan;
Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori
dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play.
google.com/ store/ books/author?id.