Penulis: Arnita
Ilustrasi
Memasuki tahun baru 2025 kita digemparkan dengan beberapa kasus yang cukup menyita publik, begitu masif terjadi aksi bunuh diri yang dilakukan oleh kebanyakan laki-laki, dalam sepekan ini pun, sudah beberapa kasus yang terjadi, sehingga menimbulkan pertanyaan dan pernyataan para warganet dalam memberikan opininya terhadap kejadian tersebut.
Seperti yang
terjadi di Kampung Cibereum Pasir, RT 2/RW 5, Desa Sukamekar, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025), seorang pria
berinisial MI (31) ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon.
Lalu kasus lain,
SAP (24) warga Musi Banyuasin (Muba) ditemukan tak bernyawa di kebun sawit.
Dugaan sementara, masalah asmara menjadi motif korban mengakhiri hidup,
jasadnya ditemukan di kebun kelapa sawit di Kecamatan Keluang pada Senin
(13/1/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban sempat merekam aksinya mengakhiri
hidup.
Kemudian ada pula,
seorang pria bernama Anugrah alias Ungke, asal Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten
Polewali Mandar (Polman), ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya yang
berlokasi di Jalan Nelayan, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten
Mamuju, pada Selasa 21 Januari 2025.
Sebelumnya juga
ada seorang lelaki paruh baya ditemukan meninggal dunia setelah gantung diri di
dalam rumahnya di Padukuhan Trowono, Kalurahan Karangasem, Kapanewon Paliyan,
Kabupaten Gunungkidul pada Sabtu (18/01/2025) pagi. Pihak keluarga tidak
mengetahui pasti apa motif korban mengakhiri hidupnya.
Kasus-kasus di
atas adalah contoh dari banyak kasus yang terjadi, mungkin banyak pula yang tak
terungkap. Hal ini seperti membuka mata dan pikiran kita, bahwa terdapat
berbagai motif dan penyebab yang mendorong seseorang melakukan bunuh diri
terutama pada laki-laki.
Seperti tekanan
ekonomi, depresi, egoistik, tekanan pekerjaan, kesehatan mental yang terganggu,
altruistik, kecanduan judi online, kemiskinan, pengangguran, anomik, lingkungan
yang tidak sehat, beban hidup yang berat, perpisahan dan pengabaian dari
pasangan, penolakan eksistensi, kesepian dan kehilangan, kecemburuan,
perceraian, dan banyak motif lainnya.
Laki-laki tidak
bercerita tiba-tiba bunuh diri, ini slogan yang kerap diutarakan oleh warganet
sebagai bentuk empati. Benarkah jika beban itu seperti bom waktu yang bisa
meledak kapan saja? Lantas, pencegahan seperti apa untuk meminimalisir
terjadinya aksi bunuh diri?
Seperti yang
dilansir Alodokter bahwa pencegahan bunuh diri yang paling penting mengenali
tanda-tandanya. Meski selalu bisa dikenali, bukan berarti tindakan maupun
pikiran untuk bunuh diri sulit diketahui. Adapun perlunya pendekatan dan
menyediakan ruang untuk bisa bercerita, karena dengan menceritakan problem dan
konflik menjadi kunci agar tidak terjadi aksi tersebut.
Inilah
langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah seseorang nekat untuk
bunuh diri, di antaranya,
a. Mengajak
diskusi dan menjadi pendengar yang baik.
b. membantu
masalahnya semampu kita.
c. Menghargai
keberadaannya dalam keluarga, perkumpulan, lingkungan atau tempat beraktifitas.
d. Mengajaknya
terlibat dalam kegiatan yang positif.
e. Memberikan
dukungan moral dan spiritual.
f. Mengapresiasi
setiap pencapaiannya pada bidang yang digelutinya.
g. Mengajak menemui
psikolog dan psikiater untuk penanganan lebih intensif, jika tindakan di atas
belum dapat membangun kontrol diri seseorang dalam menghadapi tantangan
realitas hidup.
Dengan alasan
apapun tindakan bunuh diri tidak dapat dibenarkan, baik secara moral atau
agama, namun sejauh mana kemudian setiap orang memahami hal ini. Bahwa tindakan
seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah mungkin meninggalkan
masalah baru bagi keluarga, seperti misal kehilangan tulang punggung keluarga
atau pula traumatik yang akan dialami, baik oleh keluarga ataupun lingkungan
tempat si pelaku beraktivitas.
Setiap orang perlu
memperkokoh keimanan, ikhlas dalam menerima segala ujian hidup, dan mendekatkan
diri kepada Tuhan dengan mensyukuri nikmat yang telah diberikanNya, meski hanya
sekadar udara bersih yang dihirup dan tubuh yang sehat untuk beraktivitas. (Arnita)