Laki-Laki Tidak Bercerita Tiba-Tiba Bunuh Diri

Penulis: Arnita

Dibaca: 489 kali

Ilustrasi

Memasuki tahun baru 2025 kita digemparkan dengan beberapa kasus yang cukup menyita publik, begitu masif terjadi aksi bunuh diri yang dilakukan oleh kebanyakan laki-laki, dalam sepekan ini pun, sudah beberapa kasus yang terjadi, sehingga menimbulkan pertanyaan dan pernyataan para warganet dalam memberikan opininya terhadap kejadian tersebut.

Seperti yang terjadi di Kampung Cibereum Pasir, RT 2/RW 5, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025), seorang pria berinisial MI (31) ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon.

Lalu kasus lain, SAP (24) warga Musi Banyuasin (Muba) ditemukan tak bernyawa di kebun sawit. Dugaan sementara, masalah asmara menjadi motif korban mengakhiri hidup, jasadnya ditemukan di kebun kelapa sawit di Kecamatan Keluang pada Senin (13/1/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban sempat merekam aksinya mengakhiri hidup.

Kemudian ada pula, seorang pria bernama Anugrah alias Ungke, asal Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya yang berlokasi di Jalan Nelayan, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, pada Selasa 21 Januari 2025.

Sebelumnya juga ada seorang lelaki paruh baya ditemukan meninggal dunia setelah gantung diri di dalam rumahnya di Padukuhan Trowono, Kalurahan Karangasem, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul pada Sabtu (18/01/2025) pagi. Pihak keluarga tidak mengetahui pasti apa motif korban mengakhiri hidupnya.

Kasus-kasus di atas adalah contoh dari banyak kasus yang terjadi, mungkin banyak pula yang tak terungkap. Hal ini seperti membuka mata dan pikiran kita, bahwa terdapat berbagai motif dan penyebab yang mendorong seseorang melakukan bunuh diri terutama pada laki-laki.

Seperti tekanan ekonomi, depresi, egoistik, tekanan pekerjaan, kesehatan mental yang terganggu, altruistik, kecanduan judi online, kemiskinan, pengangguran, anomik, lingkungan yang tidak sehat, beban hidup yang berat, perpisahan dan pengabaian dari pasangan, penolakan eksistensi, kesepian dan kehilangan, kecemburuan, perceraian, dan banyak motif lainnya.

Laki-laki tidak bercerita tiba-tiba bunuh diri, ini slogan yang kerap diutarakan oleh warganet sebagai bentuk empati. Benarkah jika beban itu seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja? Lantas, pencegahan seperti apa untuk meminimalisir terjadinya aksi bunuh diri?

Seperti yang dilansir Alodokter bahwa pencegahan bunuh diri yang paling penting mengenali tanda-tandanya. Meski selalu bisa dikenali, bukan berarti tindakan maupun pikiran untuk bunuh diri sulit diketahui. Adapun perlunya pendekatan dan menyediakan ruang untuk bisa bercerita, karena dengan menceritakan problem dan konflik menjadi kunci agar tidak terjadi aksi tersebut.

Inilah langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah seseorang nekat untuk bunuh diri, di antaranya,

a. Mengajak diskusi dan menjadi pendengar yang baik.

b. membantu masalahnya semampu kita.

c. Menghargai keberadaannya dalam keluarga, perkumpulan, lingkungan atau tempat beraktifitas.

d. Mengajaknya terlibat dalam kegiatan yang positif.

e. Memberikan dukungan moral dan spiritual.

f. Mengapresiasi setiap pencapaiannya pada bidang yang digelutinya.

g. Mengajak menemui psikolog dan psikiater untuk penanganan lebih intensif, jika tindakan di atas belum dapat membangun kontrol diri seseorang dalam menghadapi tantangan realitas hidup.

Dengan alasan apapun tindakan bunuh diri tidak dapat dibenarkan, baik secara moral atau agama, namun sejauh mana kemudian setiap orang memahami hal ini. Bahwa tindakan seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah mungkin meninggalkan masalah baru bagi keluarga, seperti misal kehilangan tulang punggung keluarga atau pula traumatik yang akan dialami, baik oleh keluarga ataupun lingkungan tempat si pelaku beraktivitas.

Setiap orang perlu memperkokoh keimanan, ikhlas dalam menerima segala ujian hidup, dan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan mensyukuri nikmat yang telah diberikanNya, meski hanya sekadar udara bersih yang dihirup dan tubuh yang sehat untuk beraktivitas. (Arnita)

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...