LETAK KURSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Penulis Tatang Sunendar

Dibaca: 1609 kali

Ilustrasi

Oleh Tatang Sunendar

 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk kebutuhan belajar individu siswa. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman siswa sesuai dengan minat, kesiapan, dan preferensiasi belajar siswa (Tomlison. 2000). Itulah menurut Tomlison terkait pembelajaran berdiferensiasi yang dalam kurikulum merdeka merupakan salah satu dari lima prinsip pembelajaran. Kenapa pembelaran ini dianjurkan?

Adalah konsep multiple intelegensi setiap anak yang lahir ke dunia memiliki kecerdasan yang menonjol dalam dirinya. Oleh karena itu proses pembelajaran tidak boleh disamaratakan namun harus memperhatikan keanekaragaman potensi dan kecerdasan siswa, begitu juga gaya belajar siswa berbeda satu sama lain ada yang gaya kinestetik, audio visual, dan visual. Pun guru dalam proses pembelajaran hendaknya bertindak sebagai fasilitator setelah sebelumnya melakukan  pemetaan siswa sesuai dengan minat, bakat, dan profil belajarnya.

Strategi pengembangan pembelajaran berdiferensiasi mencakup konten, proses, produk dan lingkungan belajar. Dari keempat strategi ini pada kesempatan ini dibahas terkait dengan  lingkungan belajar khususnya pengelolaan tata ruang belajar di kelas. Ini diharapkan bisa menciptakan lingkungan belajar aman, nyaman, dan menyenangkan di saat pembelajaran berlangsung karena hal itu sangat mempengaruhi capaian pembelajaran siswa.

Tata kelola lingkungan kelas sangat diperlukan dalam pembelajaran berdiferensiasi, karena  siswa belajar telah dipetakan berdasarkan minat, bakat, dan gaya belajar. Dengan pemetaan tersebut maka guru hendaknya bisa mengelompokkan siswa semisal berdasarkan gaya belajar maka siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok gaya belajar kinestetik, kelompok visual, dan kelompok audio visual. Nah oleh karena itu maka tempat duduk juga perlu diatur, mengingat dari fakta yang ada di sekolah saat guru mengajar dengan pembelajaran berdirensiasi tata letak meja dan kursi tidak menjadi perhatian dan masih menggunakan model konvesional. Hal tersebut diperkuat hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michael (2013:  9) tentang pengaruh lokasi tempat duduk, yang membuktikan bahwa posisi tempat duduk siswa  yang duduk pada barisan paling depan memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan pada barisan lainnya. Padahal tidak semua siswa bisa menempati tempat duduk di depan. Sehingga perlu tata letak meja dan kursi diatur sehingga siswa bisa memperoleh kesempatan berinteraksi  satu sama lain.

Terdapat beberapa bentuk tata letak meja dan kursi yang bisa digunakan di kelas seperti, 1). Model konvensional dengan jajaran kursi menghadap ke arah yang sama dan guru di depan, 2) Model kelompok berhadapan yaitu kursi ditata dengan memungkinkan siswa berkerja secara berkelompok dan saling berhadapan sehingga siswa bisa berinteraksi satu sama lain, 3) Model presentasi kelompok. Model presentasi kelompok ini adalah desain tata letak meja kursi siswa yang membentuk huruf U. Di tengah-tengah tepat di atas huruf U diletakkan meja kursi tempat kelompok yang akan mempresentasikan hasil kerja kelompok lainnya kepada seluruh siswa. Guru dalam hal ini berperan sebagai pengamat sekaligus penengah diskusi jika terjadi kesalahpahaman, namun dapat pula berperan sebagai moderator. 4) Model melingkar, tata letak  meja kursi dibuat dengan cara melingkar sehingga siswa bisa melihat satu sama lain sedangkan guru bisa berkeliling mendampingi dan menyapa siswa.

Proses penentuan tata letak meja kursi tersebut dalam pembelajaran berdiferensiasi bisa diatur oleh guru berdasarkan strategi yang dikembangkan yaitu berdasarkan minat, bakat gaya belajar dan lingkungan belajar, namun nampaknya model berkelompok yang memungkinkan bisa digunakan, karena dengan model berkelompok siswa akan berkerja sesuai dengan pengelompokannya. Proses pembelajaran akan lebih optimal dengan kelompok yang homogen dan merangsang dinamika diskusi antara siswa yang satu dengan lainnya.

Pengaturan tata letak meja dan kursi di sekolah-sekolah umumnya merupakan tantangan tersendiri bagi guru mengingat jenis kursi dan meja yang ada, tidak disiapkan untuk mudah diatur karena bentuk dan ukurannya kurang mendukung bahkan jika sering diubah-ubah  membutuhkan waktu tersendiri. Untuk mengatasi hal ini maka hendaknya guru bisa berkoordinasi dengan caraka atau guru lain dalam melakukan seting meja dan kursi di hari sebelum kegiatan akan dilaksanakan, sehingga tidak mengganggu waktu saat pembelajaran dilangsungkan.

Pembelajaran berdiferensiasi yang ideal ditandai dengan lebih menekankan pada pemberdayaan proses pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman dengan baik, mengasah kecerdasan, melatih ketekunan, memberi kesempatan dan yang utama adalah dapat memberikan perubahan perilaku serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari siswa. Di samping itu     pembelajaran tersebut harus memenuhi tiga aspek yaitu aspek konten, proses, dan produk sesuai dengan multi pengetahuan yang mendorong pemenuhan minat, bakat siswa selama proses pembelajaran.

Pengaturan tata letak meja dan kursi lebih lanjut secara prinsip adalah untuk memberikan kesempatan anak mampu berinteraksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa serta siswa dan bahan ajar. Jika terdapat dilema di mana guru tidak dapat menempatkan seluruh siswa secara berkelompok jika tidak dilakukan tata letak kursi dan meja. Maka pilihan formasi tempat duduk model berkelompok atau model U merupakan suatu alternatif yang bisa digunakan untuk pembelajaran berdiferensiasi.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi perlu didukung dengan pengaturan meja dan kursi  sejatinya adalah untuk menciptakan pembelajaran efektif dan bermakna yang dapat diwujudkan   dengan menciptakan suasana belajar yang aktif, kondusif, sehingga membuat siswa   bersemangat di saat proses pembelajaran berlangsung di kelas, lebih lanjut lagi dapat   meningkatkan hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan oleh siswa, orang tua maupun pemerintah. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran kurikulum merdeka salah satunya sesuai dengan kebutuhan peserta didik, semoga dengan upaya melakukan tata letak sebagai salah satu alternatif untuk mendukung hal tersebut.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...