Penulis: Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.
Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.
Oleh Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.
(Komunitas Cinta Indonesia)
Mencermati
budaya suku Sasak di Lombok. Penulis sangat mengagumi budaya ramah lingkungan
dan nilai-nilai religi yang dijunjung tinggi. Sebagai bukti ketertarikan pada
nilai luhur di atas, penulis sempat membuat beberapa dokumentasi. Di antaranya banyak video yang diupload ke
youtube saat berkunjung ke lokasi tersebut. Di antaranya
adalah video di bawah ini.
https://youtu.be/2_HJhjI1mis
https://youtu.be/IRo76Taq5zA
https://youtu.be/wjo2rjCVDyU
Tarian
kocak Suku Sasak di Lombok, yang diabadikan pada video ini, cukup menghibur
wisatawan. Di samping daya tarik seni pertunjukan,
yang tak kalah menarik di antaranya
rumah beratap rumbia, lantai rumah dan dinding dari adukan kotoran sapi atau
kerbau, tenunan kain, cindra mata khas, dan racikan kopi tradisional. Keragaman
budaya yang unik ini, membuat Lombok menjadi alternatif wisata selain pulau
Bali. Bahkan tak jarang menjadikan Lombok sebagai tujuan utama wisatawan
domestik, hingga mancanagara.
A. PERISTIWA
MENGHEBOHKAN DUNIA MAYA
Ada peristiwa
di luar dugaan warga Lombok dan menyita
perhatian netizen. Peristiwa ini menyusul lahirnya covid-19. Jika saat ini
semua daerah wisata, pada sepi dari kunjungan. Bahkan sepi pula dari pantauan,
walau lewat jendela dunia maya. Tapi tidak demikian bagi Suku Sasak di Lombok.
Karena ada kisah mengejutkan. Kisah ini menyita perhatian netizen khususnya
penggemar konten youtube, facebook, dan
Instagram.
Karena
di Lombok tepatnya di suku Sasak pada akhir tahun 2020, dihebohkan dengan
pernikahan sepasang remaja yang sangat timpang penampilannya. Sang pria
sederhana dipinang wanita cantik di tempat syuting. Bahkan sang wanita cantik
rela dipinang dengan maskawin hanya sepasang sandal jepit.
Lokasinya
di Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pengantin prianya bernama Iwan Firman
Wahyudi alias Yudi. Nama wilayah ini mendadak viral.
Hebohnya itu lantaran pria kelahiran 26 November
1996 tersebut, menikahi wanita cantik. Wanita cantik ini, berprofesi sebagai
artis.
Setelah
ditelusuri, sang wanita adalah model video di lagu-lagu daerah Sasak Lombok.
Helmi Susanti, sebut saja itu namanya. Yang meminta mahar sepasang sandal jepit
dan segelas air putih itu adalah mempelai wanita. Maka wajar jika Yudi sempat
salah tingkah. Grogi tak bisa disembunyikan sehingga harus mengulang sampai 3
kali saat ijab kabul, di pukul 20.00 Wita, atau usai salat Isya. Tepatnya hari
Jumat tanggal 3 bulan 7, tahun 2020. Lokasi berlangsungnya acara di kediaman
mempelai laki-laki (sesuai budaya setempat, mempelai wanita diculik mempelai
pria).
Tak
mau lama-lama berpacaran, maka Yudi pun menikahi Helmi yang sehari-harinya
bekerja sebagai model video lagu lipsync lagu Sasak di YouTube. Yudi yang duda
berusia 24 tahun dan Helmi janda cantik berusia 20 tahun, kini tinggal di Desa
Beraim, Dusun Sendong, Lombok.
Pernikahan
sakral itu terkesan seperti guyonan. Karena maharnya hanya sepasang sandal
jepit sederhana dan segelas air. Wajar saja jika netizen banyak berkomentar
miring. Ada yang menduga sang wanita sebagai korban mantra-mantra, ada yang
mengumpat mempelai pria, ada yang mengatakan setingan, ada pula yang menuduhnya
sebagai pencari sensasi belaka.
Sekian
bulan kemudian, tepatnya di awal tahun baru
2021. Muncullah konten youtube yang berkisah tentang terjadi perceraian dari
pengantin bermahar sandal jepit itu. Di tahun baru ini sang wanita terindikasi
telah memiliki pacar baru, kata mantan suaminya. Perceraian itu bukan hal yang
tabu. Tapi ada yang tidak elok di mata
netizen. Ada yang menyoal tentang membuka hijabnya dan memamerkan potongan
rambut yang unik diwarnai. Tapi ada pula yang memuji-muji kecantikannya.
Sang
wanita di tahun baru 2021 ini, tampil dengan rambut yang dicat sedikit pirang.
Diyakini perceraian ini serius, karena ada konten youtube yang meliput sang
wanita tampil berpasangan dengan lelaki lain. Dalam konten itu sang wanita
bercerita tentang peristiwa kena razia, sehingga mereka dibawa ke kantor
polisi. Dasar artis kreatif di kantor polisi itu pun,
mereka membuat konten youtube dengan mengumbar kemesraan. Padahal bukan mukhrim
dan statusnya masih bersuami, diduga belum melampaui masa idah.
Tampilan
manja-manjaan saat menggandeng lelaki yang berbeda dengan pasangan sebelumnya.
Dalam video itu terucap kalimat bahwa mereka membuat konten youtube ini, dengan
seizin polisi. Sementara di konten lainnya
mantan suami yang pernah memberikan mahar sandal jepit sedang sibuk membeberkan
penyebab perceraiannya. Namun sayangnya seperti mengumbar aib. Tak layak dicontoh
kaum milenial yang masih mencari jati diri.
Kali
ini kedua mantan pasangan suami istri ini beradu kreativitas,
seperti tarung berhadapan. Keduanya tampak beradu konten yang menggelikan.
Skenario yang mereka suguhkan dari kedua belah pihak sangat jauh dari pesan
moral budaya timur. Apalagi jika ditinjau dari religi Islami. Mungkin saja hal
ini dibuat seperti drama, yang harus ada peran antagonisnya, agar menarik.
Namun sayangnya hal ini terlihat seolah-olah hanya rekayasa sutradara.
Sepertinya menyerupai kisah bu Mensos yang baru dilantik pak Jokowi. Bu Risma
mantan walikota Surabaya itu, menemukan gelandangan di tempat yang salah.
“Patut diduga itu hanya setingan” kata
netizen.
Namun
kisah Yudi masih bisa bermanfaat untuk dikaji oleh para calon pasangan yang
ingin melangsungkan pernikahan. Terutama pernikahan di usia muda. Mengapa sang
wanita menikah berkali-kali, dan menjanda di usia belia? Begitu juga sang pengantin pria, mengapa
menduda setelah memiliki momongan dari istri terdahulu. Ini harus jadi
pembelajaran.
Terlepas
dari benar atau tidak, dugaan perceraian kali ini apakah
skenario untuk meningkatkan popularitas atau bukan? Karena di konten sebelumnya
mereka mengangkat kisah mengenai honor dari youtube, yang sangat kecil. Dalam
kisah itu, mereka membantah tuduhan telah meraup puluhan juta.
Dan
ada pula konten wacana sang wanita yang mengatakan akan mengangkat cerita
perselingkuhan (mungkin wacana itu malah jadi sungguhan). Tampaknya era
covid-19 ini menjadi lahan subur bagi pencari sensasi. Media sosial jadi lahan
subur untuk mencari nafkah lewat dunia maya. Dengan adanya youtube telah banyak
lahir beberapa artis dadakan bermunculan.
https://www.facebook.com/101456351209412/posts/428906345131076/?flite=scwspnss
Pernikahan
yang viral karena maharnya sepasang sandal jepit telah mengubah hidup seorang
TKW ini termasuk Yudi sang pengantin pria. Jika video di atas ini menunjukkan
pasca perceraian. Tampak sangat kontras dengan video di bawah ini, yang tampak
begitu tulus. Sang penganten wanita berucap sambil mengenang pernikahan dengan
pria sebelumnya yang ganteng tapi menggunakan mahar dengan uang dengan cara
ngutang. Susah bayarnya, maka saya pilih yang bisa dibayar lunas.
Suasana
sangat semringah, maklum suasana bulan madu. Ketiga video di bawah ini sangat
kontran dengan video sebelumnya yang ada di atas ini.
https://youtu.be/BSB4XLWWtgc
https://youtu.be/OVekUwLsQPg
https://youtu.be/RFc2F8QLm_Q
Tuduhan
mencari popularitas, telah disangkal lewat konten khusus. Yang menceritakan hal
itu tidak benar. Dijelaskan bahwa keuntungan viralnya kisah mahar sandal jepit,
diperoleh oleh youtuber yang mempublikasikan ritual pernikahannya itu. Karena
saat itu dia belum punya chanel youtube sendiri. Bahkan tidak tahu, kalau
ritual pernikahan itu viral dan menguntungkan.
Di
konten youtube lainnya, kedua mempelai ini memaparkan awal mula terjadinya
kesepakatan. Wanitanya mengaku tertarik dengan seorang pria saat syuting konten
youtube milik orang lain di Arab Saudi. Sang pria dengan wajah paspasan bernama
Yudi telah membuat wanita ini luluh dan berani mengajak nikah. Wanita ini
mengaku dirinyalah yang mengajak nikah duluan.
Ketika
Yudi terbuka dengan kondisi ekonomi yang ada pada dirinya. Jawaban sang wanita
cantik ini sangat mengagetkan sang pria beruntung, terkesan seolah ketiban
duren. (belakangan bonyok karena durennya berduri tajam). Dikatakan ketiban
duren setelah mendengar jawaban sang calon mempelai. “Cukup
mahar dengan segelas air bening,” begitu
katanya. Atas saran dari lingkungan
sekitar teman-temannya belakangan berubah menjadi sepasang sandal jepit.
Alasannya lebih bermanfaat.
Seusai
resepsi pernikahan yang fenomenal ini, di luar
dugaan peristiwa ini begitu cepat viral,
tanpa sepengetahuan sang pengantin. Sejak saat itulah padangan pengantin ini
punya chanel youtube sendiri. Kini berbagai tanggapan netizen muncul beragam.
Hal ini, membuat chanel youtube milik pasangan ini digandrungi netizen. Sang
pengantin pun sangat sibuk sekali menangkis isu
miring. Menangkisnya lewat konten youtube dan medsos lainnya.
Hal
kecil saja jadi konten youtube yang menyedot perhatian netizen. Komen, like dan
share kerap terjadi di medsos. Hal ini menjadi motivasi tersendiri. Baginya
merupakan lapangan pekerjaan baru di era Covid-19.
Baru
dua bulan pernikahan dengan Yudi. Muncul
konten perceraian. Dalam suatu peristiwa terjadi pertengkaran di atas motor sang pria menuduh wanitanya
melakukan perselingkuhan. Yudi menceritakan tentang istrinya yang sudah 5 kali
melakukan pernikahan dengan lelaki lain. Yudi banyak
menceritakan bernada miring tentang hal-hal yang pernah
dilakukan mantan istrinya itu. Berbanding terbalik dengan Gading Martin yang
bungkam dengan kisah penyebab perceraiaannya.
Dalam
konten youtube lainnya mereka sama-sama memiliki penggemar yang heboh. Setiap
video yang diunggah selalu menjadi viral. Persaingan membuat konten semakin
seru. Dikisahkan Yudi kembali menemui mantan istrinya yang lain. Baru dipahami
ternyata mereka melakukan pernikahan dengan mahar sendal jepit itu dalam status
duda dan janda. Daripada berjinah lebih baik menikah,
ini jalan yang terbaik menurut mereka. Sayangnya ada kisah mengumbar aib
pasangannya.
Ada
dugaan hal ini merupakan skenario untuk memviralkan konten youtube atau
Instagram dari keduanya. Namun kemesraan dipamerkan secara berkebihan, walaupun
mereka mengaku hanya berteman (belum menjadi mukhrim).
Cerminan
ajaran Islam yang kaffah tak melekat pada dua pribadi ini. Mengumbar aib mantan
pasangan tampak seperti hal biasa dari keduanya. Pakaian hijab sering dilepas
dan dipakai. Bahkan video terakhir, memamerkan model rambut baru yang lebih
sexy dan tampak sedikit binal dengan cat rambut dan potongan yang tidak umum.
Padahal saat pernikahan sangat islami. Lelaki berpeci
dan pengantin wanitanya pun
berhijab.
Terlepas
skenario setingan atau bukan. Hal ini menunjukkan
pergeseran nilai budaya yang mulai melenceng dari akidah Islami. Namun dari
konten youtube tampak keduanya sangat menikmati pekerjaan ini. Tentu saja karya
mereka ini patut dihargai dari segi kreativitasnya. Jika orang Eropa banyak
mengangkat konten petualangan (dalam arti luas). Termasuk konten budaya sekuler
yang banyak ditiru masyarakat melayu milenial. Seperti konten di bawah ini.
B. BUDAYA EROPA VS BUDAYA ISLAM
Konten
youtube “Setengah Bule” yang dibuat pasangan suami istri ini, layak jadi bahan
kajian. Suami asal Indonesia yang menikahi wanita cantik dari Eropa ini,
berbagi ilmu lewat konten youtube. Cobalah ditonton dulu, atau ditonton
kemudian saja.
https://youtu.be/ow_UUqmDMxU
Budaya
Eropa yang diungkap dalam video ini, jika
dirangkumkan di antaranya:
1).
Orang bule sangat tabu meminjamkan uang ke
orang lain, kecuali kepada orangtuanya.
2).
Orang bule sangat tabu meminjamkan kendaraan pribadi. Termasuk sepeda miliknya.
Karena menyeangkut razia kepemilikan saat di jalan
raya.
3) Acara nikahan orang bule hanya mengundang
orang yang kenal saja. Tetangga tidak perlu diundang. Karena modal acara
pernikahan harus kembali. Semua jamuan pernikahan harus sesuai perencanaan.
4).
Pada masyarakat bule Eropa, tidak ada perjodohan. Orangtua
pasti nenyetujui pilihan anaknya. Walaupun beda keyakinan religinya sekalipùn.
5).
Banyak juga bule yang tidak suka seks
bebas. Hal ini tergantung individunya. Walaupun orang Asia
khususnya orang Indonesia mayoritas menilai orang Eropa melakukan hal demikian.
6).
Mengasih kado istimewa untuk orang yang istimewa. Itu hal biasa, dan sering
dilakukan. Ini adalah tradisi Eropa.
7).
Mencari jodoh dasarnya nuansa masa depan. Lebih
fokus pada kemandirian hidup pasangan. Dengan orientasinya kelak tidak
ketergantungan ke suaminya, sang istri kelak diharapkan bisa hidup sendiri,
tidak tergantung ke suami.
8).
Penganut seks
bebas di Eropa, biasanya di antara
mereka tak saling kenal. Setelah melakukannya, mereka pergi dan melupakan hal
yang pernah terjadi. Maka kontrasepsi selalu siap siaga, dibawa kemanapun
mereka pergi.
Walau
tidak semua budaya Eropa terangkum di atas ini. Jika kita bandingkan dengan
budaya Islami, ada banyak yang bertentangan, namun ada pula yang bersinggungan.
Yang sifatnya universal. Dalam ajaran Islam;
1).
Tetangga adalah yang harus pertama kali diperhatikan sebelum keluarga. Karena
saat sakit atau meninggal yang pertama mengetahui adalah tetangga terdekat.
2).
Mengundang tetangga saat acara pernikahan, itu yang utama. Bahkan bau masakan
saja, jika tercium tetangga wajib dikasih jatah. Berbagi oleh-oleh ke tetangga
adalah ibadah.
3).
Meminjamkan uang tanpa bunga, bahkan memberi sedekah cuma-cuma, kepada orang
lain. Termasuk sedekah kepada orang yang tak dikenal. Intinya harus peka pada
lingkungan sekitar. Sebab harta tak dibawa mati.
4).
Pernikahan itu sakral. Orangtua sangat dilibatkan untuk menilai bebet,
bibit, bobot dan restu orangtua harus adalah tanda
berbakti.
5). Menjamu tamu selama 3 hari. Dan berupaya
menyenangkan hatinya bahkan memanjakannya. Namun tamu juga harus instrospeksi
diri dan berbalas budi. Jika tamu tidak melakukan hal ini, pribumi ikhlas untuk
ibadah.
Untuk
gambaran nyata perilaku Eropa, sebagai bukti uraian di atas. Mari kita tonton
video orang Eropa yang bekerja di Hobgkong. Namanya penganut paham sekuler di
video ini sebut saja Elina.
https://www.instagram.com/p/CDPSaTeApTc/?igshid=7etduwejxvdr.
C. PERILAKU ELINA CERMINAN BUDAYA
SEKULER
Saat
Elina berlibur di Bali tampak budaya Eropahnya sangat kental. Walaupun dia
mengaku lingkungan di negaranya, khususnya sekitar tempat kelahirannya
mayoritan muslim (begitu pengakuannya yang ada si Video
youtube). Mungkin itu hanya bahasa diplomasi saja, karena dalam video tidak
menunjukkan tanda-tanda melaksanakan salat. Kukunya
penuh dengan cat warna, juga sering pamer tato yang ada dalam tubuhnya.
Elina
sangat mesra dengan guide asal Indonesia di Bali saat itu. Peluk dan cium pipi
sudah menjadi hal yang biasa. Yang mengagetkan saat membuka instagram miliknya.
Hotel di beberapa negara yang ia singgahi tampak dijadikan pose model. Dengan
pamer keindahan tubuhnya, bahkan hingga ada poseu yang hampir telanjang.
Tampak
sangat jelas menunjukkan kehidipan glamor, dan mengumbar
kepuasan jasmani belaka.
Tampak
kemandirian hidup, sangat melekat dalam diri Elina. Bahkan dia sempat
melontarkan pesan bagi laki-laki yang ingin dekat dengan dirinya. Dia berpesan
jangan pamer harta kekayaan, apalagi iming-iming. Karena sering sekali lelaki
yang demikian uangnya lebih banyakan dirinya.
Tampak
di beberapa video Elina bekerja sebagai model dan DJ, begitu juga tampak saat
bekerja di club malam.
Sangat
wajar jika Elina betah di Bali. Karena bisa berkumpul dengan orang bule, dari
berbagai negara dan mabuk-mabuk minuman di klub
malam. Tampaknya mereka berdugem ganti-ganti pasangan sambil mabuk.
Dalam
sebuah wawancara di youtube, dengan topik tentang pernikahan, dia mengatakan
belum punya rencana kearah pelaminan.
Pekerjaan
Elina di Hongkong tampaknya, membuat dirinya melupakan ritual pernikahan untuk
sementara waktu. Saat ini, kebebasan dirinya dalam bergaul dan mabuk
bersama-sama di klub malam adalah pilihannya.
Kecantikan
paras wajahnya, dan sexy postur tubuhnya, membuat Elina hidup bergelimang
harta. Tampaknya inilah yang dimaksud kemandirian wanita dalam masyarakat Eropa
yang sekuler itu.
D. AKULTURASI TIDAK SEMPURNA DI PENGANTIN SANDAL JEPIT
Mahar
sendal jepit, dalam cerita Suku Sasak bernama Yudi. Tampaknya akulturasinya
tidak sempurna. Mengapa?
Budaya
timur ataupun ajaran Islami yang sarat dengan kemanusiaan, berupa sedekah,
infak, menyembunyikan aib orang lain
dst. tak tercermin dalam cerita ini.
Begitu
juga, budaya Eropa yang rasional, penuh perencanaan, kemandirian, tidak
mengutamakan hidup bertetangga. Juga tidak tampak dalam akulturasi ini.
Yang
tampak seperti senyawa dari dua budaya adalah: pernikahan didasari suka sama
suka (Eropa),
hubungan suami istri melalui ritual keagamaan (Islami), kemandirian
perekonomian kedua belah pihak (Eropa),
pernikahan disaksikan masyatakat dan lingkungan (islami),
maskawin atas dasar ridha dari keduanya (islami) dll.
Tampaknya
akulturasi ini sangat kurang dari sempurna, karena budaya Eropa yang penuh
perencanaan tak diterapkan di sini. Budaya Islami yang tidak mengumbar aib
sesama (mantan pasangan) tidak dipenuhi.
Namun
ada nilai positif. Bahwa keduanya membuat karya berupa syuting video klip,
membuat konten youtube, berkompetisi dalam karya
kreatif. Menunjukkan sebagai pekerja keras.
Mungkin
pembaca bisa mengambil nilai-nilai, serta dampak dari peristiwa ini.
Sesungguhnya hidup ini adalah pilihan. (DN)