MAHAR SANDAL JEPIT DI SUKU SASAK (LOMBOK) AKHIR TAHUN 2020 (Akulturasi Budaya Eropa & Islam yang Tidak Sempurna)

Penulis: Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.

Dibaca: 760 kali

Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.

Oleh Dr. H. Dedi Nurhadiat, M.Pd.

(Komunitas Cinta Indonesia)



Mencermati budaya suku Sasak di Lombok. Penulis sangat mengagumi budaya ramah lingkungan dan nilai-nilai religi yang dijunjung tinggi. Sebagai bukti ketertarikan pada nilai luhur di atas, penulis sempat membuat beberapa dokumentasi. Di antaranya banyak video yang diupload ke youtube saat berkunjung ke lokasi tersebut. Di antaranya adalah video di bawah ini.

https://youtu.be/2_HJhjI1mis

https://youtu.be/IRo76Taq5zA

https://youtu.be/wjo2rjCVDyU

Tarian kocak Suku Sasak di Lombok, yang diabadikan pada video ini, cukup menghibur wisatawan. Di samping daya tarik seni pertunjukan, yang tak kalah menarik di antaranya rumah beratap rumbia, lantai rumah dan dinding dari adukan kotoran sapi atau kerbau, tenunan kain, cindra mata khas, dan racikan kopi tradisional. Keragaman budaya yang unik ini, membuat Lombok menjadi alternatif wisata selain pulau Bali. Bahkan tak jarang menjadikan Lombok sebagai tujuan utama wisatawan domestik, hingga mancanagara.

A.        PERISTIWA MENGHEBOHKAN DUNIA MAYA

Ada peristiwa di luar dugaan warga Lombok dan menyita perhatian netizen. Peristiwa ini menyusul lahirnya covid-19. Jika saat ini semua daerah wisata, pada sepi dari kunjungan. Bahkan sepi pula dari pantauan, walau lewat jendela dunia maya. Tapi tidak demikian bagi Suku Sasak di Lombok. Karena ada kisah mengejutkan. Kisah ini menyita perhatian netizen khususnya penggemar konten youtube, facebook, dan Instagram.

Karena di Lombok tepatnya di suku Sasak pada akhir tahun 2020, dihebohkan dengan pernikahan sepasang remaja yang sangat timpang penampilannya. Sang pria sederhana dipinang wanita cantik di tempat syuting. Bahkan sang wanita cantik rela dipinang dengan maskawin hanya sepasang sandal jepit.

Lokasinya di Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (NTB). Pengantin prianya bernama Iwan Firman Wahyudi alias Yudi. Nama wilayah ini mendadak viral. Hebohnya itu lantaran pria kelahiran 26 November 1996 tersebut, menikahi wanita cantik. Wanita cantik ini, berprofesi sebagai artis.

Setelah ditelusuri, sang wanita adalah model video di lagu-lagu daerah Sasak Lombok. Helmi Susanti, sebut saja itu namanya. Yang meminta mahar sepasang sandal jepit dan segelas air putih itu adalah mempelai wanita. Maka wajar jika Yudi sempat salah tingkah. Grogi tak bisa disembunyikan sehingga harus mengulang sampai 3 kali saat ijab kabul, di pukul 20.00 Wita, atau usai salat Isya. Tepatnya hari Jumat tanggal 3 bulan 7, tahun 2020. Lokasi berlangsungnya acara di kediaman mempelai laki-laki (sesuai budaya setempat, mempelai wanita diculik mempelai pria).

Tak mau lama-lama berpacaran, maka Yudi pun menikahi Helmi yang sehari-harinya bekerja sebagai model video lagu lipsync lagu Sasak di YouTube. Yudi yang duda berusia 24 tahun dan Helmi janda cantik berusia 20 tahun, kini tinggal di Desa Beraim, Dusun Sendong, Lombok.

Pernikahan sakral itu terkesan seperti guyonan. Karena maharnya hanya sepasang sandal jepit sederhana dan segelas air. Wajar saja jika netizen banyak berkomentar miring. Ada yang menduga sang wanita sebagai korban mantra-mantra, ada yang mengumpat mempelai pria, ada yang mengatakan setingan, ada pula yang menuduhnya sebagai pencari sensasi belaka.

Sekian bulan kemudian, tepatnya di awal tahun baru 2021. Muncullah konten youtube yang berkisah tentang terjadi perceraian dari pengantin bermahar sandal jepit itu. Di tahun baru ini sang wanita terindikasi telah memiliki pacar baru, kata mantan suaminya. Perceraian itu bukan hal yang tabu. Tapi ada yang tidak elok di mata netizen. Ada yang menyoal tentang membuka hijabnya dan memamerkan potongan rambut yang unik diwarnai. Tapi ada pula yang memuji-muji kecantikannya.

Sang wanita di tahun baru 2021 ini, tampil dengan rambut yang dicat sedikit pirang. Diyakini perceraian ini serius, karena ada konten youtube yang meliput sang wanita tampil berpasangan dengan lelaki lain. Dalam konten itu sang wanita bercerita tentang peristiwa kena razia, sehingga mereka dibawa ke kantor polisi. Dasar artis kreatif di kantor polisi itu pun, mereka membuat konten youtube dengan mengumbar kemesraan. Padahal bukan mukhrim dan statusnya masih bersuami, diduga belum melampaui masa idah.

Tampilan manja-manjaan saat menggandeng lelaki yang berbeda dengan pasangan sebelumnya. Dalam video itu terucap kalimat bahwa mereka membuat konten youtube ini, dengan seizin polisi. Sementara di konten lainnya mantan suami yang pernah memberikan mahar sandal jepit sedang sibuk membeberkan penyebab perceraiannya. Namun sayangnya seperti mengumbar aib. Tak layak dicontoh kaum milenial yang masih mencari jati diri.

Kali ini kedua mantan pasangan suami istri ini beradu kreativitas, seperti tarung berhadapan. Keduanya tampak beradu konten yang menggelikan. Skenario yang mereka suguhkan dari kedua belah pihak sangat jauh dari pesan moral budaya timur. Apalagi jika ditinjau dari religi Islami. Mungkin saja hal ini dibuat seperti drama, yang harus ada peran antagonisnya, agar menarik. Namun sayangnya hal ini terlihat seolah-olah hanya rekayasa sutradara. Sepertinya menyerupai kisah bu Mensos yang baru dilantik pak Jokowi. Bu Risma mantan walikota Surabaya itu, menemukan gelandangan di tempat yang salah. “Patut diduga itu hanya setingan” kata netizen.

Namun kisah Yudi masih bisa bermanfaat untuk dikaji oleh para calon pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan. Terutama pernikahan di usia muda. Mengapa sang wanita menikah berkali-kali, dan menjanda di usia belia? Begitu juga sang pengantin pria, mengapa menduda setelah memiliki momongan dari istri terdahulu. Ini harus jadi pembelajaran.

Terlepas dari benar atau tidak, dugaan perceraian kali ini apakah skenario untuk meningkatkan popularitas atau bukan? Karena di konten sebelumnya mereka mengangkat kisah mengenai honor dari youtube, yang sangat kecil. Dalam kisah itu, mereka membantah tuduhan telah meraup puluhan juta.

Dan ada pula konten wacana sang wanita yang mengatakan akan mengangkat cerita perselingkuhan (mungkin wacana itu malah jadi sungguhan). Tampaknya era covid-19 ini menjadi lahan subur bagi pencari sensasi. Media sosial jadi lahan subur untuk mencari nafkah lewat dunia maya. Dengan adanya youtube telah banyak lahir beberapa artis dadakan bermunculan.

https://www.facebook.com/101456351209412/posts/428906345131076/?flite=scwspnss

Pernikahan yang viral karena maharnya sepasang sandal jepit telah mengubah hidup seorang TKW ini termasuk Yudi sang pengantin pria. Jika video di atas ini menunjukkan pasca perceraian. Tampak sangat kontras dengan video di bawah ini, yang tampak begitu tulus. Sang penganten wanita berucap sambil mengenang pernikahan dengan pria sebelumnya yang ganteng tapi menggunakan mahar dengan uang dengan cara ngutang. Susah bayarnya, maka saya pilih yang bisa dibayar lunas.

Suasana sangat semringah, maklum suasana bulan madu. Ketiga video di bawah ini sangat kontran dengan video sebelumnya yang ada di atas ini.

https://youtu.be/BSB4XLWWtgc

https://youtu.be/OVekUwLsQPg

https://youtu.be/RFc2F8QLm_Q

Tuduhan mencari popularitas, telah disangkal lewat konten khusus. Yang menceritakan hal itu tidak benar. Dijelaskan bahwa keuntungan viralnya kisah mahar sandal jepit, diperoleh oleh youtuber yang mempublikasikan ritual pernikahannya itu. Karena saat itu dia belum punya chanel youtube sendiri. Bahkan tidak tahu, kalau ritual pernikahan itu viral dan menguntungkan.

Di konten youtube lainnya, kedua mempelai ini memaparkan awal mula terjadinya kesepakatan. Wanitanya mengaku tertarik dengan seorang pria saat syuting konten youtube milik orang lain di Arab Saudi. Sang pria dengan wajah paspasan bernama Yudi telah membuat wanita ini luluh dan berani mengajak nikah. Wanita ini mengaku dirinyalah yang mengajak nikah duluan.

Ketika Yudi terbuka dengan kondisi ekonomi yang ada pada dirinya. Jawaban sang wanita cantik ini sangat mengagetkan sang pria beruntung, terkesan seolah ketiban duren. (belakangan bonyok karena durennya berduri tajam). Dikatakan ketiban duren setelah mendengar jawaban sang calon mempelai. “Cukup mahar dengan segelas air bening,” begitu katanya. Atas saran dari lingkungan sekitar teman-temannya belakangan berubah menjadi sepasang sandal jepit. Alasannya lebih bermanfaat.

Seusai resepsi pernikahan yang fenomenal ini, di luar dugaan  peristiwa ini begitu cepat viral, tanpa sepengetahuan sang pengantin. Sejak saat itulah padangan pengantin ini punya chanel youtube sendiri. Kini berbagai tanggapan netizen muncul beragam. Hal ini, membuat chanel youtube milik pasangan ini digandrungi netizen. Sang pengantin pun sangat sibuk sekali menangkis isu miring. Menangkisnya lewat konten youtube dan medsos lainnya.

Hal kecil saja jadi konten youtube yang menyedot perhatian netizen. Komen, like dan share kerap terjadi di medsos. Hal ini menjadi motivasi tersendiri. Baginya merupakan lapangan pekerjaan baru di era Covid-19.

Baru dua bulan pernikahan dengan Yudi. Muncul konten perceraian. Dalam suatu peristiwa terjadi pertengkaran di atas motor sang pria menuduh wanitanya melakukan perselingkuhan. Yudi menceritakan tentang istrinya yang sudah 5 kali melakukan pernikahan dengan lelaki lain. Yudi banyak menceritakan bernada miring tentang hal-hal yang pernah dilakukan mantan istrinya itu. Berbanding terbalik dengan Gading Martin yang bungkam dengan kisah penyebab perceraiaannya.

Dalam konten youtube lainnya mereka sama-sama memiliki penggemar yang heboh. Setiap video yang diunggah selalu menjadi viral. Persaingan membuat konten semakin seru. Dikisahkan Yudi kembali menemui mantan istrinya yang lain. Baru dipahami ternyata mereka melakukan pernikahan dengan mahar sendal jepit itu dalam status duda dan janda. Daripada berjinah lebih baik menikah, ini jalan yang terbaik menurut mereka. Sayangnya ada kisah mengumbar aib pasangannya.

Ada dugaan hal ini merupakan skenario untuk memviralkan konten youtube atau Instagram dari keduanya. Namun kemesraan dipamerkan secara berkebihan, walaupun mereka mengaku hanya berteman (belum menjadi mukhrim).

Cerminan ajaran Islam yang kaffah tak melekat pada dua pribadi ini. Mengumbar aib mantan pasangan tampak seperti hal biasa dari keduanya. Pakaian hijab sering dilepas dan dipakai. Bahkan video terakhir, memamerkan model rambut baru yang lebih sexy dan tampak sedikit binal dengan cat rambut dan potongan yang tidak umum. Padahal saat pernikahan sangat islami. Lelaki berpeci dan pengantin wanitanya pun berhijab.

Terlepas skenario setingan atau bukan. Hal ini menunjukkan pergeseran nilai budaya yang mulai melenceng dari akidah Islami. Namun dari konten youtube tampak keduanya sangat menikmati pekerjaan ini. Tentu saja karya mereka ini patut dihargai dari segi kreativitasnya. Jika orang Eropa banyak mengangkat konten petualangan (dalam arti luas). Termasuk konten budaya sekuler yang banyak ditiru masyarakat melayu milenial. Seperti konten di bawah ini.

B. BUDAYA EROPA VS BUDAYA ISLAM

Konten youtube “Setengah Bule” yang dibuat pasangan suami istri ini, layak jadi bahan kajian. Suami asal Indonesia yang menikahi wanita cantik dari Eropa ini, berbagi ilmu lewat konten youtube. Cobalah ditonton dulu, atau ditonton kemudian saja.

https://youtu.be/ow_UUqmDMxU

Budaya Eropa yang diungkap dalam video ini, jika dirangkumkan di antaranya:

1). Orang bule sangat tabu meminjamkan uang ke orang lain, kecuali kepada orangtuanya.

2). Orang bule sangat tabu meminjamkan kendaraan pribadi. Termasuk sepeda miliknya. Karena menyeangkut razia kepemilikan saat di jalan raya.

3)  Acara nikahan orang bule hanya mengundang orang yang kenal saja. Tetangga tidak perlu diundang. Karena modal acara pernikahan harus kembali. Semua jamuan pernikahan harus sesuai perencanaan.

4). Pada masyarakat bule Eropa, tidak ada perjodohan. Orangtua pasti nenyetujui pilihan anaknya. Walaupun beda keyakinan religinya sekalipùn.

5). Banyak juga bule yang tidak suka seks bebas. Hal ini tergantung individunya. Walaupun orang Asia khususnya orang Indonesia mayoritas menilai orang Eropa melakukan hal demikian.

6). Mengasih kado istimewa untuk orang yang istimewa. Itu hal biasa, dan sering dilakukan. Ini adalah tradisi Eropa.

7). Mencari jodoh dasarnya nuansa masa depan. Lebih fokus pada kemandirian hidup pasangan. Dengan orientasinya kelak tidak ketergantungan ke suaminya, sang istri kelak diharapkan bisa hidup sendiri, tidak tergantung ke suami.

8). Penganut seks bebas di Eropa, biasanya di antara mereka tak saling kenal. Setelah melakukannya, mereka pergi dan melupakan hal yang pernah terjadi. Maka kontrasepsi selalu siap siaga, dibawa kemanapun mereka pergi.

Walau tidak semua budaya Eropa terangkum di atas ini. Jika kita bandingkan dengan budaya Islami, ada banyak yang bertentangan, namun ada pula yang bersinggungan. Yang sifatnya universal. Dalam ajaran Islam;

1). Tetangga adalah yang harus pertama kali diperhatikan sebelum keluarga. Karena saat sakit atau meninggal yang pertama mengetahui adalah tetangga terdekat.

2). Mengundang tetangga saat acara pernikahan, itu yang utama. Bahkan bau masakan saja, jika tercium tetangga wajib dikasih jatah. Berbagi oleh-oleh ke tetangga adalah ibadah.

3). Meminjamkan uang tanpa bunga, bahkan memberi sedekah cuma-cuma, kepada orang lain. Termasuk sedekah kepada orang yang tak dikenal. Intinya harus peka pada lingkungan sekitar. Sebab harta tak dibawa mati.

4). Pernikahan itu sakral. Orangtua sangat dilibatkan untuk menilai bebet, bibit, bobot dan restu orangtua harus adalah tanda berbakti.

5). Menjamu tamu selama 3 hari. Dan berupaya menyenangkan hatinya bahkan memanjakannya. Namun tamu juga harus instrospeksi diri dan berbalas budi. Jika tamu tidak melakukan hal ini, pribumi ikhlas untuk ibadah.

Untuk gambaran nyata perilaku Eropa, sebagai bukti uraian di atas. Mari kita tonton video orang Eropa yang bekerja di Hobgkong. Namanya penganut paham sekuler di video ini sebut saja Elina. https://www.instagram.com/p/CDPSaTeApTc/?igshid=7etduwejxvdr.

C. PERILAKU ELINA CERMINAN BUDAYA SEKULER

Saat Elina berlibur di Bali tampak budaya Eropahnya sangat kental. Walaupun dia mengaku lingkungan di negaranya, khususnya sekitar tempat kelahirannya mayoritan muslim (begitu pengakuannya yang ada si Video youtube). Mungkin itu hanya bahasa diplomasi saja, karena dalam video tidak menunjukkan tanda-tanda melaksanakan salat. Kukunya penuh dengan cat warna, juga sering pamer tato yang ada dalam tubuhnya.

Elina sangat mesra dengan guide asal Indonesia di Bali saat itu. Peluk dan cium pipi sudah menjadi hal yang biasa. Yang mengagetkan saat membuka instagram miliknya. Hotel di beberapa negara yang ia singgahi tampak dijadikan pose model. Dengan pamer keindahan tubuhnya, bahkan hingga ada poseu yang hampir telanjang.

Tampak sangat jelas menunjukkan kehidipan glamor, dan mengumbar kepuasan jasmani belaka.

Tampak kemandirian hidup, sangat melekat dalam diri Elina. Bahkan dia sempat melontarkan pesan bagi laki-laki yang ingin dekat dengan dirinya. Dia berpesan jangan pamer harta kekayaan, apalagi iming-iming. Karena sering sekali lelaki yang demikian uangnya lebih banyakan dirinya.

Tampak di beberapa video Elina bekerja sebagai model dan DJ, begitu juga tampak saat bekerja di club malam.

Sangat wajar jika Elina betah di Bali. Karena bisa berkumpul dengan orang bule, dari berbagai negara dan mabuk-mabuk minuman di klub malam. Tampaknya mereka berdugem ganti-ganti pasangan sambil mabuk.

Dalam sebuah wawancara di youtube, dengan topik tentang pernikahan, dia mengatakan belum punya rencana kearah pelaminan.

Pekerjaan Elina di Hongkong tampaknya, membuat dirinya melupakan ritual pernikahan untuk sementara waktu. Saat ini, kebebasan dirinya dalam bergaul dan mabuk bersama-sama di klub malam adalah pilihannya.

Kecantikan paras wajahnya, dan sexy postur tubuhnya, membuat Elina hidup bergelimang harta. Tampaknya inilah yang dimaksud kemandirian wanita dalam masyarakat Eropa yang sekuler itu.

D. AKULTURASI TIDAK SEMPURNA DI PENGANTIN SANDAL JEPIT

Mahar sendal jepit, dalam cerita Suku Sasak bernama Yudi. Tampaknya akulturasinya tidak sempurna. Mengapa?

Budaya timur ataupun ajaran Islami yang sarat dengan kemanusiaan, berupa sedekah, infak,  menyembunyikan aib orang lain dst. tak tercermin dalam cerita ini.

Begitu juga, budaya Eropa yang rasional, penuh perencanaan, kemandirian, tidak mengutamakan hidup bertetangga. Juga tidak tampak dalam akulturasi ini.

Yang tampak seperti senyawa dari dua budaya adalah: pernikahan didasari suka sama suka (Eropa), hubungan suami istri melalui ritual keagamaan (Islami), kemandirian perekonomian kedua belah pihak (Eropa), pernikahan disaksikan masyatakat dan lingkungan (islami), maskawin atas dasar ridha dari keduanya (islami) dll.

Tampaknya akulturasi ini sangat kurang dari sempurna, karena budaya Eropa yang penuh perencanaan tak diterapkan di sini. Budaya Islami yang tidak mengumbar aib sesama (mantan pasangan) tidak dipenuhi.

Namun ada nilai positif. Bahwa keduanya membuat karya berupa syuting video klip, membuat konten youtube, berkompetisi dalam karya kreatif. Menunjukkan sebagai pekerja keras.

Mungkin pembaca bisa mengambil nilai-nilai, serta dampak dari peristiwa ini. Sesungguhnya hidup ini adalah pilihan. (DN) 









Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...