MENGENAL HAMBATAN BELAJAR PADA ANAK USIA DINI

Penulis: Dr. IIM IMANDALA, S.Pd., M.Pd.*

Dibaca: 778 kali

Dr. IIM IMANDALA, S.Pd., M.Pd.*

Oleh Dr. IIM IMANDALA, S.Pd., M.Pd.*

                                                       

Pendahuluan

Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa anak-anak usia dini sedang berada pada rentang golden age tumbuh-kembang. Pada rentang tersebut mereka mengalami proses tumbuh-kembang yang mengagumkan. Para orangtua pun sering teheran-heran tiba-tiba anaknya terasa sangat cepat mencapai perkembangan tertentu. Perkembangan yang luar biasa ini ditopang oleh berbagai aspek perkembangan baik fisik maupun non fisik.

Pada sebagian anak-anak usia dini, perkembangan mengagumkan ini terkadang tidak semulus yang diperkirakan. Kondisi-kondisi tertentu, menyebabkan perkembangan mereka terasa lebih lambat muncul atau belum tercapai bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Situasi tersebut menjadikan kekhawatiran orangtua, apakah anaknya bermasalah atau perkembangannya norma-normal saja. Kondisi tersebut menuntut kepekaan orangtua untuk menyadari dan mencari tahu mengenai kondisi tumbuh kembang anaknya.

Tuntutan kepekaan orangtua ini semakin tinggi Ketika anak-anaknya belajar besama anak lain di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-Kanak (TK). Pada lembaga tersebut, anak-anak berinteraksi semakin luas sehngga berdampak pula pada perkembangannya. Bahkan tidak sedikit orangtua anak-anak ini terjebak dengan sering membandingkan dengan anak-anak lain. Orangtua harus peka, apakah anaknya belum mencapai perkembangan tertentu karena adanya hambatan atau karena masa pencapainnya lebih lambat dibandingkan anak lain.

Oleh karena itu menjadi penting untuk mengetahui hambatan belajar pada anak usia dini. Pengetahuan tentang hambatan ini bermanfaat untuk membantu anak-anakya tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam tulisan singkat ini, kita akan memperoleh sajian faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan belajar, strategi untuk mengatasi mereka, dan peranan orang tua dan guru dalam memfasilitasi proses belajar anak-anak usia dini.

 

Lingkup Hambatan Belajar

Berdasarkan kajian literatur dan data empiris, serta pengalaman langsung dari para orangtua anak usia  dini, maka ada beberapa lingkup hambatan belajar yang terjadi. Lingkup hambatan belajar pada anak usia dini diantaranya, kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak, masalah perhatian dan konsentrasi. Anak-anak mungkin juga mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan kebutuhan mereka atau mengekspresikan emosi dengan benar. Lingkup tersebut sebenarnya masih pada zona tahapan perkembangan anak usia dini. Menjadi hambatan jika anak terlalu lama pada tahap itu sehingga terkesan terjebak tidak dapat beranjak pada tahap selanjutnya.

 

Lingkup perkembangan bergerak ke arah yang wajar akan terlihat melalui proses pembelajaran atau pendidikan. Proses pembelajaran akan memperlihatkan adanya hambatan atau tidak dalam seetiap aspek perkembanganya. Misalnya, melalui proses pembelajaran, anak-anak usia dini akan mampu berpikir kongkrit yang bergerak menuju berpikir abstrak. Pada aspek perkembangan lainnya pun akan tergali dalam proses belajar sehingga tampak anak yang menagalami hambatan belajar atau tid

 

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Belajar

Hambatan belajar pada anak usia dini dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Beberapa hambatan umum yang mungkin dihadapi anak usia dini meliputi:

1.     Masalah perkembangan fisik: Beberapa anak mungkin mengalami hambatan dalam belajar karena masalah kesehatan fisik, seperti gangguan pendengaran atau penglihatan yang tidak terdeteksi, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas belajar.

2.     Keterlambatan perkembangan bahasa: Kemampuan berkomunikasi adalah kunci dalam pembelajaran, dan anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa mungkin kesulitan dalam memahami instruksi, mengungkapkan pikiran, dan berinteraksi dengan teman sebaya.

3.     Hambatan emosional dan sosial: Anak-anak usia dini mungkin menghadapi hambatan emosional, seperti kecemasan atau ketidakamanan, yang dapat memengaruhi konsentrasi dan motivasi mereka untuk belajar. Masalah sosial, seperti kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya atau kesulitan dalam mengontrol emosi, juga dapat menjadi hambatan.

4.     Kurangnya stimulasi lingkungan: Anak-anak membutuhkan stimulasi lingkungan yang kaya untuk mengembangkan keterampilan kognitif dan motorik. Ketidaktersediaan akses ke buku, mainan, atau aktivitas belajar yang merangsang di rumah dapat menjadi hambatan.

5.     Ketidakcocokan metode pengajaran: Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Metode pengajaran yang tidak cocok dengan gaya belajar anak dapat membuat mereka merasa kesulitan memahami atau tertarik dalam pembelajaran.

6.     Kondisi kesehatan dan nutrisi yang buruk: Kondisi kesehatan yang kurang baik atau masalah nutrisi dapat memengaruhi energi dan fokus anak, sehingga mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar.

7.     Kurangnya dukungan orang tua atau caregiver/pengasuh: Orang tua dan caregiver memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan anak usia dini. Kurangnya dukungan, perhatian, atau pemahaman dari pihak orang tua atau caregiver dapat menjadi hambatan.

8.     Gangguan perkembangan khusus: Beberapa anak mungkin menghadapi hambatan belajar karena gangguan perkembangan khusus, seperti autisme, disleksia, atau ADHD, yang memerlukan perhatian dan pendekatan khusus.

 

Penting untuk diperhatikan bahwa setiap anak unik, dan hambatan belajar mereka dapat bervariasi. Identifikasi hambatan belajar dan menyediakan dukungan yang sesuai sangat penting untuk membantu anak melewati tantangan ini dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.

 

Penutup

Mengenali dan mengatasi hambatan belajar pada anak usia dini adalah proses yang kompleks dan berkelanjutan. Cukup rumit mengenali hambatan ini jika hanya berbekal pengetahuan atau pengalaman dengan cara membandingkan dengan perkembangan anak lainnya. Untuk memperoleh identifikasi yang tepat perlu adanya kolaborasi antara orangtua, guru, dan tenaga ahli.

Dengan perhatian yang tepat, strategi yang mendukung, dan kolaborasi antara orang tua dan guru, kita dapat membantu anak-anak mengatasi kendala yang mereka hadapi dan membangun dasar yang kuat untuk belajar di masa depan.

*Penulis adalah Analis Pendidikan pada Bidang PKLK dan Founder Talenta Edu Consulting

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...