Penulis: Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Oleh Ahmad Rusdiana
(Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung)
Tanggal 2 Mei 2022. kali ini bersamaan dengan hari raya Idul Fitri 1443 H.
dan Hari Pendidikan Nasional atau
(HARDIKNAS), biasanya diperingati Tanggal 2 Mei 2022. Dalam rangka itu, Ki
Hajar Dewantara mengedepankan tiga ajaran tentang pendidikan tiga fatwa yakni: Tetep,
antep dan mantep; ngandel, kandel, kendel dan bandel; Neng, ning, nung dan nang.
Dikupas dalam buku Pengantar Pendidikan Era Globalisasi yang ditulis oleh Hamid
Darmadi (2019); Makna dari ketiga ajaran tersebut, antara lain sebagai berikut:
Pertama Tetep, Antep Mantep; Tetep,
antep, mantep; artinya bahwa pendidikan itu harus
membentuk ketetapan pikiran dan batin, menjamin keyakinan diri dan membentuk
kemantapan dalam prinsip hidup. (1) Istilah tetep di sini dapat dimaknai
dalam kerangka yang prinsipil, yakni memiliki ketetapan pikiran untuk
berkomitmen yang selaras dengan nilai-nilai sosial. Pendidikan membentuk
seseorang untuk mampu berpikir kritis dan memiliki ketetapan pikiran dalam
khasanah nilai-nilai; (2) Dalam praksis kehidupan, orang yang antep
adalah yang memiliki keteguhan hati ke arah kwalitas diri sebagai manusia
personal dan anggota komunitas sosial; dan (4) istilah mantep
menunjukkan bahwa pendidikan menghantar seseorang untuk berkanjang dalam
kemajuan diri, memiliki orientasi yang jelas untuk menuju tujuan yang pasti,
yakni kemerdekaan diri sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga dunia.
Kedua Ngandel, Kandel, Kendel dan
Bandel,
adalah istilah dalam bahasa Jawa. Ngandel adalah istilah dalam
bahasa Jawa yang artinya “berpendirian tegak”. Pendidikan itu harus menghantar
orang pada kondisi diri yang ngandel berpendirian tegakteguh. Orang
yangberpendirian tegak adalah yang berprinsip dalam hidup. Kendel
adalah istilah yangmenunjukkan keberanian. Pendidikan membentuk seseorang untuk
menjadi pribadiyang berani, berwibawa dan ksatria. Orang yang berpendidikan adalah
orang yang berani menegakkan kebenaran dan keadilan, matang dan dewasa dalam
menghadapi segala cobaan. Sementara istilah bandel menunjukkan
bahwa orang yang terdidik adalah yang “tahan uji”. Segala cobaan hidup dan
dalam segala situasi hidup dihadapinya dengan sikap tawakal, tidak lekas
ketakutan dan hilang nyali. Kepercayaan diri akan membangun pendirian yang
teguh. Jika itu ada maka pada gilirannya kendel berani dan bandel tidak cepat
merasa kuatir, tawakal akan menyusul pula
Peringatan Hardiknas kali ini, bisa menjadi momentun untuk bangkit.
Semangat untuk pulih setelah dua tahun menghadapi tantangan berat juga tecermin
dari tema Hardiknas tahun ini, yaitu ”Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka
Belajar”. Membawa optimisme untuk bangkit membangun sektor pendidikan
pascapandemi. Kemuliaan manusia di seluruh dunia.
Walahu A’lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Peneliti PerguruanTinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun
2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan
Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengem-bangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan
MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan
Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun
1994 dan sekaligus sebagai Pendiri/Ketua Yayasan, kegiatannya pembinaan dan
pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50
mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca
Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan.
Panawangan Kabupaten. Ciamis.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/search?q=buku+ a.rusdiana+ shopee& source (3) https://play.google.com/ store/books/author?id.