Penulis: Dessy Caesarani Nurfirdaus
Dessy Caesarani Nurfirdaus
Oleh Dessy
Caesarani Nurfirdaus
(Guru Geografi)
Menjelang semester
genap siswa kelas 12 SMA mulai disibukkan dengan serangkaian ujian sebelum
saatnya lulus dari jenjang pendidikan ini. Tak terkecuali persiapan Ujian Tulis
Berbasis Komputer (UTBK) yang diselenggarakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan
Tinggi (LTMPT) bagi siswa yang ingin melanjutkan jenjang selanjutnya ke
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Begitu ramainya
penawaran persiapan UTBK yang diadakan lembaga bimbingan belajar baik melalui
aplikasi pada gawai atau tatap muka, berbanding lurus dengan peminatnya yang
kian tahun kian bertambah. Meningkatnya tren persiapan UTBK di bimbel-bimbel menimbulkan
pertanyaan yang begitu mendasar mengenai ketersediaan layanan tersebut di
sekolah. Mengapa memilih bimbel? Memangnya di sekolah tidak diajarkan
materinya?
Sebelum menjawab
pertenyaan tersebut, baiknya kita pahami terlebih dahulu UTBK berbeda dengan
Ujian Nasional (UN). UN hanya menentukan keberhasilan siswa berdasarkan standar
kompetensi lulusan di mana bagi yang melampaui nilai tertentu maka dinyatakan
Lulus UN. Berbeda dengan UN, tantangan yang harus dihadapi saat UTBK adalah
serangkaian jenis soal serta bersaing dengan siswa lain dari berbagai daerah
bahkan skala nasional untuk merebut nilai tertinggi agar terjaring oleh program
studi tujuan yang hanya menerima sedikit saja jika dibandingkan dengan jumlah
pendaftarnya.
Data dari
Kemendikbud menunjukkan bahwa tingkat persaingan di UTBK setiap tahun selalu
bertambah ketat, dilihat dari persentasenya pada tahun 2018 yaitu 19,28%, tahun
2019 melesat di angka 23,61%, dan tahun 2020 di angka 23,86%. Siswa yang ingin
lolos UTBK tentu harus belajar ekstra agar dapat memenangkan persaingan
tersebut. Layanan ekstra ini tidak bisa didapatkan di sekolah karena materi
yang disampaikan hanya untuk mencapai target kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada
setiap kompetensi dasar (KD) dengan waktu yang terbatas.
UTBK terdiri dari
dua tes yaitu Tes Potensial Skolastik (TPS) dan Tes Kemampuan Akademik (TKA)
yang menguji pemahaman dan pengetahuan pada tingkat High Order Thinking Skills
(HOTS). Bagi sekolah yang para gurunya terbiasa memberikan soal tingkat HOTS,
secara tidak langsung membantu siswanya untuk terbiasa menghadapi tipe soal
pada UTBK. Kemampuan tersebut dapat dilatih secara mandiri oleh siswa di luar
jam sekolah, akan tetapi percaya diri siswa senantiasa berkurang jika
dihadapkan pada kenyataan bahwa saingan mereka begitu banyak untuk masuk
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sehingga menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan
tidak lulus UTBK.
Untuk mengatasi
kekhawatiran tersebut, maka siswa akan mencari solusi yaitu dengan belajar di
bimbel yang menawarkan jaminan lulus UTBK bahkan berani mengembalikan uang yang
telah dibayarkan jika siswa tersebut gagal dalam persaingan. Jaminan yang
menenangkan yang tentu saja tidak ditemukan di sekolah.
Maka dari itu
bukan sekolahlah yang tidak mengajarkan materi soal-soal UTBK, tetapi sekolah
memiliki visi dan misi lain dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Begitu
pun siswa yang memilih bimbel untuk persiapan UTBK merupakan salah satu usaha
yang ditempuh untuk mencapai cita-cita mereka. Jadi mana yang lebih baik? Tidak
ada.