Menjelang UTBK, Bimbel Kian Menjamur

Penulis: Dessy Caesarani Nurfirdaus

Dibaca: 257 kali

Dessy Caesarani Nurfirdaus

Oleh Dessy Caesarani Nurfirdaus

(Guru Geografi)

 

Menjelang semester genap siswa kelas 12 SMA mulai disibukkan dengan serangkaian ujian sebelum saatnya lulus dari jenjang pendidikan ini. Tak terkecuali persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang diselenggarakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) bagi siswa yang ingin melanjutkan jenjang selanjutnya ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

Begitu ramainya penawaran persiapan UTBK yang diadakan lembaga bimbingan belajar baik melalui aplikasi pada gawai atau tatap muka, berbanding lurus dengan peminatnya yang kian tahun kian bertambah. Meningkatnya tren persiapan UTBK di bimbel-bimbel menimbulkan pertanyaan yang begitu mendasar mengenai ketersediaan layanan tersebut di sekolah. Mengapa memilih bimbel? Memangnya di sekolah tidak diajarkan materinya?

Sebelum menjawab pertenyaan tersebut, baiknya kita pahami terlebih dahulu UTBK berbeda dengan Ujian Nasional (UN). UN hanya menentukan keberhasilan siswa berdasarkan standar kompetensi lulusan di mana bagi yang melampaui nilai tertentu maka dinyatakan Lulus UN. Berbeda dengan UN, tantangan yang harus dihadapi saat UTBK adalah serangkaian jenis soal serta bersaing dengan siswa lain dari berbagai daerah bahkan skala nasional untuk merebut nilai tertinggi agar terjaring oleh program studi tujuan yang hanya menerima sedikit saja jika dibandingkan dengan jumlah pendaftarnya.

Data dari Kemendikbud menunjukkan bahwa tingkat persaingan di UTBK setiap tahun selalu bertambah ketat, dilihat dari persentasenya pada tahun 2018 yaitu 19,28%, tahun 2019 melesat di angka 23,61%, dan tahun 2020 di angka 23,86%. Siswa yang ingin lolos UTBK tentu harus belajar ekstra agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Layanan ekstra ini tidak bisa didapatkan di sekolah karena materi yang disampaikan hanya untuk mencapai target kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada setiap kompetensi dasar (KD) dengan waktu yang terbatas.

UTBK terdiri dari dua tes yaitu Tes Potensial Skolastik (TPS) dan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang menguji pemahaman dan pengetahuan pada tingkat High Order Thinking Skills (HOTS). Bagi sekolah yang para gurunya terbiasa memberikan soal tingkat HOTS, secara tidak langsung membantu siswanya untuk terbiasa menghadapi tipe soal pada UTBK. Kemampuan tersebut dapat dilatih secara mandiri oleh siswa di luar jam sekolah, akan tetapi percaya diri siswa senantiasa berkurang jika dihadapkan pada kenyataan bahwa saingan mereka begitu banyak untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sehingga menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan tidak lulus UTBK.

Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, maka siswa akan mencari solusi yaitu dengan belajar di bimbel yang menawarkan jaminan lulus UTBK bahkan berani mengembalikan uang yang telah dibayarkan jika siswa tersebut gagal dalam persaingan. Jaminan yang menenangkan yang tentu saja tidak ditemukan di sekolah.

Maka dari itu bukan sekolahlah yang tidak mengajarkan materi soal-soal UTBK, tetapi sekolah memiliki visi dan misi lain dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Begitu pun siswa yang memilih bimbel untuk persiapan UTBK merupakan salah satu usaha yang ditempuh untuk mencapai cita-cita mereka. Jadi mana yang lebih baik? Tidak ada.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...