Penulis: Tatang Sunendar
Tatang Sunendar
Oleh Tatang Sunendar
(Widyaiswara BBGP/Anggota
Kaci)
IPAS merupakan
mata pelajaran yang ada pada strukrur kurikulum merdeka. Ini merupakan mata pelajaran
baru gabungan antara IPA dan IPS dan hanya ada di struktur kurikulum sekolah
dasar. Digabungkannya pelajaran IPA dan IPS di SD menurut keputusan kepala
BKSAP nomor 033/H/KR/2022 tentang capaian pembelajaran Mapel IPAS karena tantangan
yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan
yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu
dekade atau bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus
dikembangkan untuk menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karenanya,
pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar
generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang
dihadapi di masa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk
hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan
manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan
berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan
memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus BesarBahasa Indonesia, 2016).
Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial.
Pendidikan IPAS
memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal
profil peserta didik Indonesia. IPAS membantu peserta didik menumbuhkan
keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan
ini dapat memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja
dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan
menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Adapun yang
menjadi tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah peserta
didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dan
dapat:
Pertama mengembangkan ketertarikan serta rasa
ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk mengkaji fenomena yang ada di
sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan kehidupan manusia; Kedua berperan aktif dalam memelihara,
menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber daya alam dan
lingkungan dengan bijak; Ketiga mengembangkan
keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga menyelesaikan
masalah melalui aksi nyata; Keempat
mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada,
memaknai bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke
waktu; Kelima memahami persyaratan
yang diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat
dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia,
sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan Keenam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS
serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaan IPAS
bukan pembelajaran tematik, pada mata pelajaran IPAS terdapat dua elemen yaitu 1)
elemen pemahaman IPA (IPA dan IPS) dan 2). elemen keterampilan proses, oleh
karena itu untuk merancang pembelajaran IPAS di sekolah dasar dapat dilakukan
dengan:
Pertama melakukan analisis capaian pembelajaran, guru disekolah melakukan
analisis capaian pembelajaran dengan aktivitas yang dilakukan adalah
mengidentifiasi dimensi berpikir (kompetensi) dengan ciri melihat kata kerja
operasional yang ada pada capaian pembelajaran serta mengindentifikasi dimensi
pengetahuan (lingkup materi) selanjutnya identifikasi mana yang termasuk dimensi
pengetahuan IPA serta dimensi pengetahuan IPS yang ada di elemen pemahaman IPAS
dan elemen Keterampilan proses pada capaian pembelajaran misalnya CP untuk
Kelas 1-2.
Di akhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada
pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mengoptimalkan penggunaan panca indra untuk
melakukan pengamatan dan bertanya
tentang makhluk hidup dan perubahan benda ketika diberikan
perlakuan tertentu. Peserta didik menggunakan hasil pengamatan untuk
menjelaskan pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan beberapa media/alat
bantu.
Perhatikan kata yang diberi buat miring dan bold itu menggambarkan apa
yang ingin dipelajari dan apa yang ingin dicapai oleh peserta didik serta
menggambarkan elemen pamahaman IPAS dan elemen keterampilan proses. Untuk keterampilan
proses digambarkan dengan kata kerja operasional mengamati, mempraktekkan,
mengelompokan, meramalkan dan menyimpulkan dll atau jika dalam kurikulum 13
adalah 5M.
Kedua merumuskan tujuan pembelajaran, Merumuskan
tujuan pembelajaran dari Capaian pembelajaran dapat dilakukan melalui beberapa Teknik
seperti: 1) Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari Capaian Pembelajaran
, 2) Merumuskan Tujuan Pembejaran dengan
menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada Capaian pembelajaran serta 3)
Merumuskan Tujuan pembelajaran Lintas Elemen Capaian pembelaran.
Contoh 1. Peserta didik mengidentifiaksi
permasalahan kehidupan sehari-hari, ini contoh Teknik satu TP dengan merumuskan tujuan pembelajaran langsung
dari capaian pembelajaran, atau untuk memudahkannya tinggal lihat seberapa
banyak kata peserta didik tinggal langsung dibuat tujuan pembelajaran.
Contoh 2 Peserta didik peserta didik mengoptimalkan penggunaan pancaidra, pada contoh TP ini
terdapat kata mengoptimalkan sebagai kompetensi
yang harus dicapai dan pancaindra sebagai lingkup materi yang harus dipelajari.
Cotoh 3 peserta didik mengoptimalkan penggunaan
pancaindra untuk melakukan pengamatan tentang makhluk hidup, pada contoh
ini merupakan TP lintas elemen pemahaman IPAS dan elemen keterampilan proses.
Pemahaman IPAS dilihat dari kata mengoptimalkan
dan pancaindra sedangkan elemen keterampilan
proses ditunjukkan dengan adanya kata-kata yang menggambarkan keterampilan
proses seperti pengamatan, sebagai salah
satu komponen dari keterampilan proses.
Lebih lanjut rumusan
tujuan pembelajaran harus memuat kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan peserta didik.
Konten yaitu ilmu pengetahuan inti/konsep utama. Untuk memudahkannya guru harus
melihat kanta kunci yang ada pada Capaian Pembelajaran. Setelah mengidentifikasi
kata-kata kunci selanjutnya guru melakukan pembagian karakteristis mana yang
termasuk materi IPA dan IPS. Tujuan pembelajaran ini diajarkan selama dua tahun
jika siswa pada semester satu maupun semester dua di kelas satu belum
memamahami dan menguasai apa yang harus dicapai dan harus dipelajarai maka
diulangi lagi di semester satu dan dua di kelas dua, sedangkan jika sudah
dipahami seluruhnya di kelas satu maka di kelas dua dilakukan pengembangan
materi setelah itu baru dilakukan pengukuran sampai tuntas mencapat kriteria
ketuntasan tujuan pembelajaran (KKTP).
Ketiga merumuskan alur tujuan pembelajaran (ATP) menggambarkan
urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai, ATP dalam 1 fase
menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear, ATP keseluruhan
fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran antar fase. Jika sudah
melakukan analisis capaian pembelajaran dan rumusan TP maka untuk merumuskan ATP
sangat mudah hanya tinggal menambahkan rasional, alokasi waktu, topik/materi
pelajaran IPA atau IPS.
Keempat merancang modul ajar atau RPP tergantung apa yang
ingin dikembangkan di sekolah jika memungkinkan modul ajar maka kembangkanlah
modul ajar namun jika hanya mampu mengembangkan RPP cukup hanya mengembangkan
RPP yang terdiri dari Tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen
pembelajaran.
Empat langkah yang
diuraikan merupakan langkah minimal selanjutnya guru bisa mengembangkan lebih
lanjut terkait dengan pengembangan pembelajaran IPAS di SD. Namun satu hal yang
perlu diperhatikan adalah dalam pengembangan kegiatan pembelajaran IPAS guru
hendaknya menerapkan model, pendekatan, metode atau strategi yang tepat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada di sekolah masing masing. Namun sebagai alternatif guru bisa
menggunakan model, strategi metode berbasis inquiri, projek base learning serta
tidak lupa proses pembelajaran berdeverensiasi
dengan memperhatikan konten, proses, dan produk
pembelajaran sebagaimana karakteritik pembelajaran berdiverensiasi lebih
lanjut kembangan pembelajaran yang
kreatif, efektif, inovatif serta rekreatif sehingga anak merasa senang
dan nyaman selama mengikuti proses
pembelajaran.
Merancang
pembelajaran Mapel IPAS tidak serumit merancang pembelajaran tematik di
kurikulum 13, karena IPAS hanya merupakan penggabungan IPA dan IPS. Jika guru
telah memamahi analisis capaian
pembelajaran selebihnya tinggal memisahkan pelajaran IPA dan IPS kecuali untuk
kelas rendah pembelajaran berbasis tema sangat dianjurkan. Yang jelas materi
setiap Capaian pembelajaran di Fase A, B, dan C itu dipelajari untuk dua tahun
sedangkan kelas hanya untuk membedakan kedudukan anak…semoga.