MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL ABCD

Penulis: A. Rusdiana

Dibaca: 2222 kali

A. Rusdiana

Oleh A. Rusdiana

 

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN, Kegiatan dilakukan setelah memahami dan menyelesaikan Capaian Pembelajaran (CP), pendidik akan mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Tujuan pembelajaran juga harus tertulis dalam penyusunan RPP, Hal ini sesuai dengan surat edaran Kemendikbud no 14 tahun 2019, di mana ada tiga komponen wajib yang harus disediakan guru yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan dan penilaian. Dalam menyusun atau merumuskan tujuan pembelajaran harus sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) nya, menggunakan kata kerja operasional serta satu perilaku yang diukur.

Untuk mencapai keberhasilan Pencapaian Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), para Peserta PPG (tidak menutup kemungkinan bagi alumni PPG tahun 2000 kebelankang), sebelum lebih jauh harus mengenal Definisi Konsep dan Operasional perumusan Capaian Pembelajaran (CP), sebagai berikut:

Pertma: Memahami Pengertian rumusan tujuan pembelajaran yang beragam menurut para ahli di atas, menunjukan esensi yang sama, bahwa: (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi padasiswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalambentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Kemp&David E. Kapel (1990) menyarnkan bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Halini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaranseyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).

Kedua: Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu: Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA).

Ketiga: Komponen model tujuan pembelajaran yang ideal; ditawakan oleh Robert Heinich bersama rekan-rekannya, Michael Molenda, James D. Russell, dan Sharon E. Smaldino mengembangkan model tujuan pembelajaran ABCD dalam sebuah buku berjudul “Instructional Technology and Media for Learning” pada tahun 2001. Sesuai dengan namanya, model tujuan pembelajaran ABCD terdiri dari 4 elemen, yaitu:

1.     Audience (Peserta); Identifikasi peserta pelatihan menjadi hal penting dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari peserta pelatihan diantaranya adalah, siapa yang menjadi sasaran dari program pelatihan yang akan disusun? Apa tingkatan pengetahuan mereka saat ini? Jenis bahasa yang harus digunakan? Dan bagaimana cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan kelompok ini?. Penyusunan program pelatihan memungkinkan untuk melakukan survey terlebih dahulu terkait gambaran dari peserta yang akan menjadi sasaran dari program pelatihan.

            Contoh:

            Pustakawan mampu ….

            Staf pengembangan sumber daya manusia mampu …

2.     Behavior (Perilaku); Perilaku pada bagian ini mengacu pada perilaku yang harus ditunjukkan peserta pelatihan di akhir sesi pembelajaran. Dalam menentukan perilaku harus se-spesifik mungkin dan menghindari kata-kata yang sulit untuk diukur, seperti mengetahui, memahami, dll. Kata kerja yang bisa digunakan, seperti “mendemonstrasikan”, “mengidentifikasi”, dll. Untuk menentukan kata kerja ini dapat mengacu pada taksonomi bloom yang sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya.

            Contoh:

            Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk subjek ….

            Staf pengembangan sumber daya manusia mampu melakukan analisis           pengembangan kompetensi pegawai

3.     Condition (Kondisi); Kondisi pada bagian ini merujuk pada kondisi di mana peserta pelatihan diharapkan dapat mencapai perilaku yang ditargetkan. Kondisi ini dapat diartikan sebagai stimulus untuk peserta. Biasanya kondisi ini diberikan dalam bentuk kata benda yang dapat membantu peserta dalam mencapai perilaku yang ingin dicapai.

            Contoh:

            Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk subjek dengan             diberikan daftar tajuk subjek perpustakaan nasional ….

            Staf pengembangan sumber daya manusia mampu melakukan analisis            pengembangan kompetensi pegawai dengan diberikan SOP dari masing-            masing unit kerja

4.     Degree (Tingkatan); Elemen terakhir ini digunakan untuk mengukur capaian tujuan pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan elemen kedua, perilaku. Pada elemen kedua ditekankan bahwa penentuan kata kerja harus spesifik dan terukur. Pada elemen ini, lebih dijelaskan lagi standar pengukurannya.

            Contoh:

            Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk subjek dengan diberikan         daftar tajuk subjek perpustakaan nasional selama 30 menit

            Staf pengembangan sumber daya manusia mampu melakukan analisis            pengembangan kompetensi pegawai dengan diberikan SOP dari masing-masing        unit kerja tanpa kesalahan.

Idealnya dalam menerapkan model tujuan pembelajaran diterapkan keempat elemen di atas. Namun dalam praktiknya, tidak semua lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal menggunakan keempat elemen tersebut. Salah satunya penerapan pada pelatihan di lembaga pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Kepala LAN No 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan, elemen tujuan pembelajaran yang digunkaan minimal meliputi Audience dan Behavior (A dan B). Hal ini juga diterapkan pada PUSDIKLAT Perpustakaan Nasional RI.

Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran atau modul ajar langkah demi langkah.

Wallahu A'alam Bishowab.

_______________

*) Tulisan ini, semula dijadikan Bahan Materi Penguatan Pada Perkuliahan Lokakarya Review Perangkat Pembelajaran dan PTK- PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2023. Kalau memungkinkan dapat di publis di MO-beritadissdik.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, dalam 3 Minggu ini, 22 Juni sd. 17 Bertugas sebagai Dosen/Tutor pada Perkuliahan Lokakarya Review Perangkat Pembelajaran dan PTK-PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2023. Salah seorang Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan, Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan, Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/ books/author?id.

 

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...