Penulis: A. Rusdiana
A. Rusdiana
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN, Kegiatan dilakukan setelah memahami dan
menyelesaikan Capaian Pembelajaran (CP), pendidik akan mulai mendapatkan
ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Tujuan
pembelajaran juga harus tertulis dalam penyusunan RPP, Hal ini sesuai dengan
surat edaran Kemendikbud no 14 tahun 2019, di mana ada tiga komponen wajib yang
harus disediakan guru yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan dan penilaian. Dalam
menyusun atau merumuskan tujuan pembelajaran harus sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD) nya, menggunakan kata kerja operasional serta satu perilaku yang
diukur.
Untuk mencapai keberhasilan Pencapaian Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka (IKM), para Peserta PPG (tidak menutup kemungkinan bagi alumni PPG
tahun 2000 kebelankang), sebelum lebih jauh harus mengenal Definisi Konsep dan
Operasional perumusan Capaian Pembelajaran (CP), sebagai berikut:
Pertma: Memahami Pengertian rumusan tujuan pembelajaran yang beragam menurut para
ahli di atas, menunjukan esensi yang sama, bahwa: (1) tujuan pembelajaran
adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi padasiswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalambentuk pernyataan
atau deskripsi yang spesifik. Kemp&David E. Kapel (1990) menyarnkan bahwa perumusan
tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Halini mengandung
implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaranseyogyanya dibuat secara tertulis
(written plan).
Kedua: Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu: Kompetensi,
yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh
peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain:
secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap
berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Lingkup materi, yaitu konten
dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran.
Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja
yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai
konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil
panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA).
Ketiga: Komponen model tujuan pembelajaran yang
ideal; ditawakan oleh Robert
Heinich bersama rekan-rekannya, Michael Molenda, James D. Russell, dan Sharon
E. Smaldino mengembangkan model tujuan pembelajaran ABCD dalam sebuah buku
berjudul “Instructional Technology and Media for Learning” pada tahun
2001. Sesuai dengan namanya, model tujuan pembelajaran ABCD terdiri dari 4
elemen, yaitu:
1. Audience (Peserta); Identifikasi peserta pelatihan menjadi hal
penting dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dari peserta pelatihan diantaranya adalah, siapa yang menjadi
sasaran dari program pelatihan yang akan disusun? Apa tingkatan pengetahuan
mereka saat ini? Jenis bahasa yang harus digunakan? Dan bagaimana cara terbaik
untuk memenuhi kebutuhan kelompok ini?. Penyusunan program pelatihan
memungkinkan untuk melakukan survey terlebih dahulu terkait gambaran dari
peserta yang akan menjadi sasaran dari program pelatihan.
Contoh:
Pustakawan mampu
….
Staf pengembangan
sumber daya manusia mampu …
2. Behavior
(Perilaku); Perilaku pada bagian ini mengacu pada perilaku yang
harus ditunjukkan peserta pelatihan di akhir sesi pembelajaran. Dalam
menentukan perilaku harus se-spesifik mungkin dan menghindari kata-kata yang
sulit untuk diukur, seperti mengetahui, memahami, dll. Kata kerja yang bisa
digunakan, seperti “mendemonstrasikan”, “mengidentifikasi”, dll. Untuk
menentukan kata kerja ini dapat mengacu pada taksonomi bloom yang sudah
dijelaskan pada tulisan sebelumnya.
Contoh:
Pustakawan mampu mendemonstrasikan
penentuan tajuk subjek ….
Staf pengembangan sumber
daya manusia mampu melakukan analisis pengembangan
kompetensi pegawai …
3. Condition
(Kondisi); Kondisi pada bagian ini merujuk pada kondisi di mana peserta
pelatihan diharapkan dapat mencapai perilaku yang ditargetkan. Kondisi ini
dapat diartikan sebagai stimulus untuk peserta. Biasanya kondisi ini diberikan
dalam bentuk kata benda yang dapat membantu peserta dalam mencapai perilaku
yang ingin dicapai.
Contoh:
Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk
subjek dengan diberikan
daftar tajuk subjek perpustakaan nasional ….
Staf pengembangan sumber
daya manusia mampu melakukan analisis pengembangan
kompetensi pegawai dengan diberikan SOP dari masing- masing unit kerja …
4. Degree
(Tingkatan); Elemen terakhir ini digunakan untuk mengukur
capaian tujuan pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan elemen kedua, perilaku.
Pada elemen kedua ditekankan bahwa penentuan kata kerja harus spesifik dan
terukur. Pada elemen ini, lebih dijelaskan lagi standar pengukurannya.
Contoh:
Pustakawan mampu mendemonstrasikan penentuan tajuk
subjek dengan diberikan daftar
tajuk subjek perpustakaan nasional selama 30 menit
Staf pengembangan sumber
daya manusia mampu melakukan analisis pengembangan
kompetensi pegawai dengan diberikan SOP dari masing-masing unit kerja tanpa kesalahan.
Idealnya dalam menerapkan model tujuan pembelajaran diterapkan keempat
elemen di atas. Namun dalam praktiknya, tidak semua lembaga pendidikan baik
formal maupun non-formal menggunakan keempat elemen tersebut. Salah satunya
penerapan pada pelatihan di lembaga pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Kepala
LAN No 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan,
elemen tujuan pembelajaran yang digunkaan minimal meliputi Audience dan
Behavior (A dan B). Hal ini juga diterapkan pada PUSDIKLAT Perpustakaan
Nasional RI.
Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan
tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih
operasional dan konkret saja. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun
pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan
rencana pembelajaran atau modul ajar langkah demi langkah.
Wallahu A'alam Bishowab.
_______________
*) Tulisan ini, semula dijadikan Bahan Materi Penguatan Pada Perkuliahan
Lokakarya Review Perangkat Pembelajaran dan PTK- PPG dalam jabatan bagi Guru
Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Tahun 2023. Kalau memungkinkan dapat di publis di MO-beritadissdik.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, dalam 3 Minggu ini, 22 Juni sd. 17
Bertugas sebagai Dosen/Tutor pada Perkuliahan Lokakarya Review Perangkat
Pembelajaran dan PTK-PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2023. Salah seorang
Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati
Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen
Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan,
Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan,
Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen
pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan;
Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori
dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/ store/ books/author?id.