MODEL PENILAIAN AUTENTIK WAWANCARA LISAN

Penulis: A. Rusdiana

Dibaca: 424 kali

A. Rusdiana

Oleh A. Rusdiana

 

WAWANCARA Sebagai salah satu teknik penilaian, wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar mengajar. Kekuatan wawancara adalah kontak langsung dengan siswa sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara bebas dan mendalam. Hubungan emosional juga dapat dibina lebih baik dengan siswa yaitu hubungan orang tua dan anak, dan guru juga dapat mejadi teman atau sahabat bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih bebas mengungkapkan pendapatnya. Wawancara dapat direkam sehingga jawaban siswa dapat ditranskrip secara lengkap. Melalui wawancara data dapat diperoleh secara kualitatif dan kuantitatif. Pertanyaan yang kurang jelas dapat diulang atau dijelaskan lagi. Sebaliknya jawaban yang belum jelas dapat diulang atau diminta lagi dengan lebih terarah dan lebih bermakna.

Pertama Apapa itu Wawancara lisan? Wawancara lisan sebenarnya dapat juga disebut sebagai penilaian kinerja kebahasaan. Sesuai dengan namanya, dalam aktivitas ini terjadi tanya jawab antara pihakyang diwawancarai (peserta didik) dan pewawancara (guru, penguji) tentang apa saja yang diinginkan informasinya oleh pewawancara. Namun, dalam konteks penilaian hasil pembelajaran bahasa tujuan utama kegiatan itu adalah untuk menilai kompetensi peserta didik membahsakan secara lisan informasi yang ditanyakan pewawancara dengan benar.

Tuntutan Kurikulum Merdeka; "Guru dituntut untuk menjadi seorang guru yang profesional yang harus menguasai berbagai kompetensi". Salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru adalah kompetensi untuk mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi ini merupakan tanggungjawab guru dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang dimaksud adalah penilaian proses dan hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa. (Dikbudristek. 2022).

Dalam konteks penilaian otentik benar atau kurang benarnya bahasa peserta didik tidak semata-mata dinilai dari ketepatan struktur dan kosa kata, melainkan ketepatan atau kejelasan informasi yang disampaikan sebagaimana halnya fungsi bahasa yang sebagai sarana berkomunikasi.

Kedua: Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara berstruktur dan wawancara bebas. Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengkategorikan kepada alternatif jawaban yang telah dibuat. Jenis ini lebih mudah diolah dan dinalisis untuk dibuat kesimpulannya. Pada wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengungkapkan pendapatnya.

Ketiga: Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan wawancara yaitu:

1.     Tahap awal wawancara bertujuan mengkondisikan situasi wawancara. Buatlah situasi yang mengungkapkan suasana keakraban sehingga siswa tidak merasa takut dan siswa terdorong untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas dan benar atau jujur.

2.     Setelah kondisi awal cukup baik, barulah diajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara, Pertanyaan diajukan secara bertahap dan sistematis berdasarkan rambu-rambu atau kisi-kisi yang telah dibuat atau disusun sebelumnya. Apabila pertanyaan dibuat secara berstruktur pewancara membacakan pertanyaan dan kalau perlu alternatif jawabannya. Siswa diminta mengungkapkan pendapatnya, lalu pendapat siswa diklasifikasikan ke dalam alternatif jawaban yang telah ada. Bila wawancara tidak berstruktur, baca atau ajukan pertanyaan lalu siswa diminta menjawabnya secara bebas.

3.     Tahap akhir adalah mencatat hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga supaya tidak lupa. Mencatat hasil wawancara berstruktur cukup mudah sebab cukup memberikan tanda pada alternatif jawaban misalnya melingkari salah satu jawaban yang ada.

Sedangkan pada wawancara bebas kita perlu mencatat pokok-pokok isi jawaban siswa pada lembaran tersendiri. Yang dicatat adalah jawaban apa adanya dari siswa, jangan tafsiran pewancara ditambah atau dikurangi.

Keemmpat: Bagaiman Mempersiapkan wawancara? Sebelum melaksanakan wawancara perlu dirancang pedoman wawancara. Pedoman ini disusun dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1)    Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara. Misalnya untuk mengetahui pemahaman siswa (hasil belajar) atau mengetahui pendapat siswa mengenai kemampuan mengajar yang dilakukan guru.

2)    Berdasarkan tujuan tentukan aspek-aspek yang akan diungkap melalui wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun pertanyaan wawancara. Aspek yang diungkap diurutkan secara sistematis.

3)    Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan yaitu bentuk berstruktur atau bentuk terbuka. Bisa saja kombinasi dari kedua bentuk tersebut. Misal untuk beberapa aspek dibuat bentuk berstruktur dan untuk beberapa aspek bentuk bebas.

4)    Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis pada butir (c), yaitu membuat pertanyaan berstruktur dan atau yang bebas. Pertanyaan jangan terlalu banyak, fokuskan pada pokok permasalahan.

5)    Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil waancara, baik pedoman wawancara brstruktur ataupun pedoman wawancara bebas.

Pada prisipnya awancara lisan disebut penilaian kemahiran berbahasa. Dalam kegiatan ini adanya tanya jawab antara siswa dan guru, tentang informasi yang itentukan.Tetapi evaluasi prestasi belajar tujuan dari kegiatan tersebut ialah menilai kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan dengan benar informasi yang diminta oleh pewawancara. Dalam konteks menilai otentisitas, ketepatan bahasa seorang siswa hendaknya tidak hanya dinilai dari ketepatan struktur dan kosa kata, tetapi juga dari ketelitian tiap informasi yang tersampaikan.

Wallahu A'lam Bishowab

_____________

*) Tulisan ini, semula dijadikan Bahan Materi Pembekalan Pada Perkuliahan Uji Komprehensif PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023. Kalau memungkinkan dapat di publis di MO-beritadisdik.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, dalam 4 Minggu, 22 Juni sd. 20 telah menyelesaikan tugas sebagai Dosen/Tutor pada Perkuliahan Lokakarya Review Perangkat Pembelajaran dan PTK-PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2023. Salah seorang Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan, Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan, Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/ books/author?id.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...