Penulis: A. Rusdiana
A. Rusdiana
WAWANCARA Sebagai salah satu teknik penilaian, wawancara
dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar mengajar. Kekuatan
wawancara adalah kontak langsung dengan siswa sehingga dapat mengungkapkan
jawaban secara bebas dan mendalam. Hubungan emosional juga dapat dibina lebih
baik dengan siswa yaitu hubungan orang tua dan anak, dan guru juga dapat mejadi
teman atau sahabat bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih bebas mengungkapkan
pendapatnya. Wawancara dapat direkam sehingga jawaban siswa dapat ditranskrip
secara lengkap. Melalui wawancara data dapat diperoleh secara kualitatif dan
kuantitatif. Pertanyaan yang kurang jelas dapat diulang atau dijelaskan lagi.
Sebaliknya jawaban yang belum jelas dapat diulang atau diminta lagi dengan
lebih terarah dan lebih bermakna.
Pertama Apapa itu Wawancara lisan? Wawancara lisan sebenarnya dapat
juga disebut sebagai penilaian kinerja kebahasaan. Sesuai dengan namanya, dalam
aktivitas ini terjadi tanya jawab antara pihakyang diwawancarai (peserta didik)
dan pewawancara (guru, penguji) tentang apa saja yang diinginkan informasinya
oleh pewawancara. Namun, dalam konteks penilaian hasil pembelajaran bahasa
tujuan utama kegiatan itu adalah untuk menilai kompetensi peserta didik
membahsakan secara lisan informasi yang ditanyakan pewawancara dengan benar.
Tuntutan Kurikulum Merdeka;
"Guru dituntut untuk menjadi seorang guru yang profesional yang harus
menguasai berbagai kompetensi". Salah satu kompetensi yang harus dikuasai
guru adalah kompetensi untuk mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi ini
merupakan tanggungjawab guru dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang dimaksud
adalah penilaian proses dan hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa.
(Dikbudristek. 2022).
Dalam konteks penilaian otentik benar atau kurang
benarnya bahasa peserta didik tidak semata-mata dinilai dari ketepatan struktur
dan kosa kata, melainkan ketepatan atau kejelasan informasi yang disampaikan
sebagaimana halnya fungsi bahasa yang sebagai sarana berkomunikasi.
Kedua: Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara berstruktur dan wawancara bebas. Dalam wawancara
berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal
mengkategorikan kepada alternatif jawaban yang telah dibuat. Jenis ini lebih
mudah diolah dan dinalisis untuk dibuat kesimpulannya. Pada wawancara bebas,
jawaban tidak perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengungkapkan pendapatnya.
Ketiga: Ada tiga aspek yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan wawancara yaitu:
1. Tahap awal wawancara bertujuan
mengkondisikan situasi wawancara. Buatlah situasi yang mengungkapkan suasana
keakraban sehingga siswa tidak merasa takut dan siswa terdorong untuk
mengemukakan pendapatnya secara bebas dan benar atau jujur.
2. Setelah kondisi awal cukup baik, barulah
diajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara, Pertanyaan
diajukan secara bertahap dan sistematis berdasarkan rambu-rambu atau kisi-kisi
yang telah dibuat atau disusun sebelumnya. Apabila pertanyaan dibuat secara
berstruktur pewancara membacakan pertanyaan dan kalau perlu alternatif
jawabannya. Siswa diminta mengungkapkan pendapatnya, lalu pendapat siswa
diklasifikasikan ke dalam alternatif jawaban yang telah ada. Bila wawancara
tidak berstruktur, baca atau ajukan pertanyaan lalu siswa diminta menjawabnya
secara bebas.
3. Tahap akhir adalah mencatat hasil
wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga supaya tidak lupa.
Mencatat hasil wawancara berstruktur cukup mudah sebab cukup memberikan tanda
pada alternatif jawaban misalnya melingkari salah satu jawaban yang ada.
Sedangkan pada wawancara bebas kita perlu
mencatat pokok-pokok isi jawaban siswa pada lembaran tersendiri. Yang dicatat
adalah jawaban apa adanya dari siswa, jangan tafsiran pewancara ditambah atau
dikurangi.
Keemmpat: Bagaiman Mempersiapkan wawancara? Sebelum
melaksanakan wawancara perlu dirancang pedoman wawancara. Pedoman ini disusun
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari
wawancara. Misalnya untuk mengetahui pemahaman siswa (hasil belajar) atau
mengetahui pendapat siswa mengenai kemampuan mengajar yang dilakukan guru.
2) Berdasarkan tujuan tentukan aspek-aspek
yang akan diungkap melalui wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan
dasar dalam menyusun pertanyaan wawancara. Aspek yang diungkap diurutkan secara
sistematis.
3) Tentukan bentuk pertanyaan yang akan
digunakan yaitu bentuk berstruktur atau bentuk terbuka. Bisa saja kombinasi
dari kedua bentuk tersebut. Misal untuk beberapa aspek dibuat bentuk berstruktur
dan untuk beberapa aspek bentuk bebas.
4) Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan
analisis pada butir (c), yaitu membuat pertanyaan berstruktur dan atau yang
bebas. Pertanyaan jangan terlalu banyak, fokuskan pada pokok permasalahan.
5) Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman
mengolah dan menafsirkan hasil waancara, baik pedoman wawancara brstruktur
ataupun pedoman wawancara bebas.
Pada prisipnya awancara lisan disebut penilaian
kemahiran berbahasa. Dalam kegiatan ini adanya tanya jawab antara siswa dan
guru, tentang informasi yang itentukan.Tetapi evaluasi prestasi belajar tujuan
dari kegiatan tersebut ialah menilai kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan
dengan benar informasi yang diminta oleh pewawancara. Dalam konteks menilai
otentisitas, ketepatan bahasa seorang siswa hendaknya tidak hanya dinilai dari
ketepatan struktur dan kosa kata, tetapi juga dari ketelitian tiap informasi
yang tersampaikan.
Wallahu A'lam Bishowab
_____________
*) Tulisan ini, semula dijadikan Bahan Materi Pembekalan Pada Perkuliahan
Uji Komprehensif PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023. Kalau
memungkinkan dapat di publis di MO-beritadisdik.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, dalam 4 Minggu, 22 Juni sd. 20 telah
menyelesaikan tugas sebagai Dosen/Tutor pada Perkuliahan Lokakarya Review
Perangkat Pembelajaran dan PTK-PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan
PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun
2023. Salah seorang Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode
2023-2007. Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku:
Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi
Keguruaan, Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi
Pendidikan, Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan
nilai, Manajemen pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan
Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan
Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/ store/ books/author?id.