Penulis: Tri Haryani, S.Pd.
Tri Haryani, S.Pd.
Oleh Tri Haryani, S.Pd.
(Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1
Bulakamba)
Salah
satu bentuk karya sastra yang menggambarkan tokoh di dalam cerita secara
mendalam adalah novel. Pengertian novel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI, 2007:899) adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya dengan menonjolkan watak
dan sifat pelaku.
Karya
sastra memuat berbagai macam nilai yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca. Hal itu sejalan dengan tujuan adanya karya sastra yang menyampaikan
nilai-nilai sebagai pedoman dalam kehidupan. Nilai-nilai karya sastra itu salah
satunya adalah nilai-nilai islami. Nilai islami masih jarang disentuh dalam
proses pembelajaran di sekolah, sehingga diperlukan adanya sumber yang bisa
dijadikan bahan pembelajaran guna mencapai pendidikan sesuai tujuan.
Dunia
pendidikan terutama penerapan dalam pembelajaran sastra di SMK, analisis karya
sastra sangat berguna. Hal tersebut dikarenakan fungsi karya sastra itu sendiri
antara lain menambah pengetahuan tentang kehidupan manusia, memperluas wawasan,
dan mempertajam pandangan, serta menumbuhkan kreativitas siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Novel Pudarnya Pesona
Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Sastra di SMK. Oleh karena itu, hasil penelitian yang telah diperoleh
dijabarkan guna tercapainya tujuan penelitian yang penulis harapkan.
NILAI-NILAI
RELIGIUS
1. Nilai Keibadahan atau Syariah
1) Salat
Salat
asal makna menurut bahasa Arab berarti doa, kemudian yang dimaksud adalah
ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang
dimulai dengan takbir disudahi dengan salam.
“Maafkan
Hana, kalau membuat Mas kurang suka tapi Mas belum salat isya”. Lirih hanya
yang belum melepas mukenahnya. Dia mungkin baru saja salat malam. (PPC, 2008:15).
Kutipan
di atas terdapat adanya perintah tentang salah yaitu Raihana membangunkan tokoh
‘aku’ untuk mengerjakan salat isya. Hal ini terdapat pada kutipan “Kau belum
salat isya”. Seorang muslim hendaknya melaksanakan perintah atau ajaran agama
terutama salah, karena salat adalah tiang agama.
2) Puasa
Puasa
dari segi bahasa berarti menahan atau mencegah. Sedangkan dari segi istilah
puasa berarti menahan makan dan minum serta mencegah dari segi hal yang
membatalkanya dari terbit fajar sampai tenggelam matahari.
“Ya
Rabbi, tanpa sepegetahuanku, selama dua bulan sebelum aku mengantarnya ke rumah
Ibu mertua ia bahkan sering berpuasa demi meredam hasrat biologisnya yang tidak
kupahami. Ia kuatkan berpuasa demi mensucikan dirinya dari jerat kehinaan.
Nyaris ia putus asa menanti cairnya cintaku.
(PPC, 2008:41)
Kutipan
data di atas menggambarkan tokoh Raihana (istri tokoh ‘aku’) yang sering
berpuasa hanya untuk meredam hasrat biologisnya. Hal ini terlihat pada kutipan
‘“Ya Rabbi, tanpa sepegetahuanku, selama dua bulan sebelum aku mengantarnya ke
rumah Ibu mertua ia bahkan sering berpuasa demi meredam hasrat biologisnya yang
tidak kupahami”. Hal ini menunjukkan puasa yang dilakukan Raihana bermaksud
untuk menahan hasrat demi mensucikan dirinya dari jerta kehinaan.
3) Pernikahan
Nikah
merupakan jalan yang paling bermanfaat, Paling afdhal dalam upaya
merealisasikan dan menjaga kehormatan, karena dengan nikah inilah seseorang
bisa terjaga dirinya dari apa yang diharamkan Allah. Oleh karena itu,
Rasulullah SAW mendorong untuk mempercepat nikah untuk mempermudah jalan
untuknya dan memberantas kendala-kendalanya.
“Dan
percayalah pada Ibu, Anakku. Ibu selalu memilihkan yang terbaik untukmu. Ibu
tahu persis kesalehan kedua orangtuanya, “tambahnya untuk meyakinkan diriku.
Mbak Raihana itu orangnya baik kok, Kak. Dia ramah halus, budi pekerti, sarjana
pendidikan, penyabar, berjilbab dan hafal Al Quran lagi. Pokoknya cocok deh
buat Kakak, “komentar adikku, si Aida tentang calon isteriku.’’ (PPC, 2008: 11-12).
Kutipan
data di atas menceritakan bahwa seseorang ibu memilih jodoh untuk anaknya
berdasarkan agamanya bukan hartanya. Ditambah dengan pendapat dari Aida atau
adik dari tokoh utama ‘aku’ bahwa perempuan yang akan dijodohkan dengan kakanya
adalah wanita yang berbudi baik dan salihah.
2. Nilai Kesusilaan atau Ahlak
Kata
ahlak berasal dari bahasa Arab yaitu “Al-Khulk” yang berarti tabiat, perangkai,
tingkah laku, kebiasaan. Menurut istilahnya ahlak ialah sifat yang tertanam di
dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan
mudah tanpa adanya suatu paksaan.
? Munafik
Orang
munafik yaitu seseorang jika berbicara berdusta, jika membuat janji tidak
menepatinya, jika berselisih melampau batas, dan jika melakukan perjanjian
mengkhianatinya.
Apakah
aku telah menjadi orang munafik karena mendustai diri sendiri dan banyak orang?
Duhai Tuhan mohon ampunan. Aku yang terbiasa, membaca ayat-ayat-Nya kenapa bisa
sedemikian dustanya? Kenapa? Pertanyaan-pertanyaan itu menebas leher
kemanusiaanku (PPC, 2008:7).
Kutipan
di atas tercermin ahlak dari tokoh ‘aku’ yaitu memiliki sifat yang munafik
walau ia sering membaca ayat-ayat al quran tetapi tidak bisa mengamalkannya.
? Penyabar
Sabar
berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Menurut istilah,sabar
adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal.
“Ya
Allah, dengan rahmat –Mu Hamba memohon janganlah Engkau murkai dia karenat
kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Biarlah hamba saja yang
menanggung nestapa”.
Kutipan
data di atas menggambarkan bahwa dalam pernikahan Raihana dengan suaminya tidak
begitu bahagia. Ia telah disia-siakan oleh suaminya. Tetapi ia telah
memanfaatkan segala dan kekhilafan suaminya, dan berdoa agar diampuni Allah.
3. Nilai Keimanan atau Akidah
Keimanan
sering disalahpahami dengan ‘percaya’ keimanan dalam Islam diawali dengan
usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi lama sehingga timbul dari sana
pengetahuan akan adanya Yang Maha Mengaturalam semesta ini, dari pengetahuan
tersebut kemudian akan akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang
didapatkan.
? Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Pengertian
iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati
bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul
yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dapat
dilihat pada kutipan berikut.
“Aku
menyantap bubur kacang hijau itu dengan lahap. Lalu merebahkan diri di tempat
tidur, menelusup di bawah hangatnya selimut. Kenyamanan mulai menjalar ke
seluruh tubuhku. Raihana duduk di kursi tak jauh dariku. Ia khusuk mengulang
hafalan Al Qurannya.” (PPC, 2008:12).
Kutipan
di atas menggambarkan bagaimana Raihana menemani suaminya ketika sedang sakit
dengan mengulang hafalan alquran dengan khusuk. Hal ini terlihat pada kutipan
“Ia khusuk mengulang hafalan Al Qurannya”. Al Quran merupakan pedoman wajib
setiap umat muslim. Al Quran merupakan pembeda yang hak dengan yang bathil,
pembeda haram dan halal serta petunjuk bagi umat manusia.
? Iman kepada Qada dan Qadar
Iman
kepada Allah adalah mempercayai adanya ketetapan Allah sejak zaman azali.
Percaya adanya takdir Allah baik yang bisa di ubah maupun tidak. Takdir Allah
yang bisa diubah seperti rezeki dan tidak bisa diubah adalah kematian serta kelahiran.
Berikut data yang menujukkan hal tersebut.
“Isterimu
telah meninggal, satu minggu lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya
ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal dia berpedan
untuk memintakan maaf kepadamu atas segala kekurangan dan kekhilafan selama
menyertaimu. Dia minta maaf karena telah tidak sengaja membuatmu menderita. Dia
minta kau meridhainya”. (PPC,
2008:44)
Kutipan
data di atas menceritakan kejadian meninggalnya Raihana serta bayi yang ada di
dalam kandungannya. Raihana meninggal karena jatuh dari kamar mandi.
AMANAT
Banyak
hikmah yang dapat diambil dari novel psikologi Islam pembangun jiwa Pudarnya
Pesona Cleopatra, diantaranya adalah bakti seorang anak pada ibu yang telah
melahirkan kita. Seorang suami seharusnya berusaha sekuat mungkin memuliakan,
mengayomi, mengasihi dan menyayangi seorang isteri.
PEMBELAJARAN
SASTRA INDONESIA DI SMK
Pembahasan
sastra di berbagai jenjang pendidikan selama ini sering dianggap kurang
penting. Hal ini menyebabkan mata pelajaran yag ideal menarik dan besar
manfaatnya bagi para siswa disajkan hanya sekadar memnuhi tuntunan kurikulum.
Tak heran jika pelajaran menjadi kurang hidup dan cenderung mendapat tempat di
hati siswa. Tujuan pengajaran sastra di sekolah untuk menumbuhkan keterampilan,
rasa cinta,dan penghargaan para siswa terhadap sastra Indonesia sebagai bagian
budaya warisan leluhur.
Pembelajaran
sastra terutama novel layak diberikan kepada peserta didik di SMK. Novel yang
baik yaitu novel yang mengandung nilai pendidikan moral, sosial, religius,
maupun novel-novel yang sifatnya mengubah menjadi baik atau positif. Diantara
nilai-nilai positif itu adalah nilai religius. Pendidikan agama dapat membentuk
peserta didik menjadi manusia beriman, bertakwa dan berahlak mulia. Pembelajran
sastra harus dilakukan lebih serius lagi di sekolah dan dibutuhkan juga
terobasan dalam upaya mendekatkan sastra kepada peserta didik.