OPTIMALISASI PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Penulis: Ahmad Rusiana

Dibaca: 285 kali

Ahmad Rusiana

Oleh Ahmad Rusiana

 

Pemerintah telah menetapkan kurikulum merdeka sejak 11 Februari 2022, melalui Kepmendikbudristek Nmor 56 tahun 2022, berlaku mulai jenjang usia dini sampai sekolah menengah untuk dilaksanakan oleh satuan pendidikan dalam mengembangan karakter pelajar Pancasila. Pengembangan profil pelajar Pancasila tentu membutuhkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

Strategi layanan bimbingan dan konseling perlu bertransformasi diri dari layanan sebelum kurikulum merdeka menuju strategi yang sesuai kurikulum merdeka. didasarkan pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yang menekankan interaksi dengan lingkungan agar pelajar lebih peduli dalam menyelesaikan masalah-masalah, hal ini sejalan dengan pentingnya pembelajaran kontekstual yang bernuansa lokal (Unesco, 2017).  Demikian juga pendekatan berbasis proyek dapat mengasah kompetensi umum dan karakter pelajar. Sebagaimana (Kemendikbud-Ristek, 2021) yang menggunakan pembelajaran proyek yang memungkinkan layanan menjadi nyaman, fleksibel, kegiatan lebih interaktif, peserta dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah dan mengambil pilihan-pilihan hidupnya.

Transformasi layanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan guru BK dari layanan sebelumnya menuju layanan yang sesuai kebutuhan pendidikan secara berkesinambungan. Perubahan ini membutuhkan kesiapan guru BK,  peserta didik maupun sumber daya bimbingan dan konseling. Strategi layanan Bimbingan Konseling dapat bervariasi, sebagaimana penelitian yang telah dilaksanakan (Elia Firda Mufidah, 2022) yang mengadopsi model proyect based learning. Dengan strategi yang tepat dan sesuai kebutuhan, peran bimbingan dan konseling dalam pengembangan profil pelajar Pancasila secara bertahap dapat meningkat.

Peran Guru Bimbingan Konseling, sebagai pengelola program pengembangan profil pelajar Pancasila membimbing peserta didik secara optimal. Guru BK juga sebagai penilai potensi dan hasil tes untuk pengembangan peserta didik. Sebagai konselor guru BK membantu penyelesaian masalah, penyembuhan, perbaikan dan pencegahan masalah. Guru BK sebagai konsultan juga memberikan informasi pengembangan profil pelajar Pancasila. Guru BK sebagai koordinator dalam pengembangan peserta didik pertu bekerja sama dengan stakehotder tainnya (Kemendikbudristek, 2022).

Implementasi kurikulum merdeka dalam layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan profil pelajar Pancasila, menurut Agus Akhmadi (2022) dapat dilakukan oleh guru BK dengan empat langkah:

Pertama, Analisis data dan asesmen. a) analisis data rapor pendidikan khususnya berkaitan dengan karakter profil pelajar Pancasila. b) melakukan asesmen diagnostik non kognitif dalam empat bidang layanan BK. b) melakukan asesmen diagnostik non kognitif dalam empat bidang layanan BK. c) menganalisis kondisi dan data berkaitan dengan kesejahteraan psikologis peserta

didik. d) menyusun, mengolah, data hasil asesmen berdasarkan capaian layanan BK.

Kedua, perencanaan. a) menentukan tujuan layanan BK berdasarkan asesmen kebutuhan berbasis capaian layanan BK (profil pelajar Pancasila). b) menyusun program layanan BK berdasarkan tujuan layanan BK yang telah ditentukan yang mengacu pada capaian layanan BK. c) menyusun modul layanan BK terkait penguatan profil pelajar Pancasila.

Ketiga, pelaksanaan layanan diarahkan pada capaian pengembangan profil pelajar Pancasila atau Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD):

1.     Layanan dasar dilakukan: a) membangun pola pikir berkembang dan pembiasaan perilaku positif sesuai tujuan layanan. b) menjadi bagian dari fasilitator proyek penguatan profil pelajar Pancasila dan pencapaian student wellbeing, c) Aktifitas layanan yang dinamis, inklusif dan menggunakan berbagai moda untuk layanan BK berdiferensiasi. d) menggunakan media layanan yang memfasilitasi berbagai platform digital.

2.     Layanan peminatan dan perencanaan individual dilakukan dengan a) penggalian data profil siswa secara akademik dan non akademik. b) mendeteksi minat, bakat, potensi serta pemahaman diri siswa khususnya untuk menentukan mata pelajaran pilihan di fase F, c) merumuskan rencana aksi akademik dan non akademik dengan siswa secara kolaboratif wali murid, wali kelas dan guru. d) melakukan pendampingan dan monitoring dari rencana aksi siswa.

3.     Layanan responsif dilakukan: a) identifikasi data berdasarkan hasil asesmen, pengamatan, informasi warga madrasah. b) menganalisis peserta didik yang kemungkinan menghadapi potensi masalah atau hambatan berdasarkan hasil asesmen, pengamatan, informasi, c) melakukan layanan yang bersifat segera agar peserta didik memahami hakekat dan ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan mencari pemecahan masalah melalui proses interaksi yang unik. d) melakukan refleksi apakah terjadi perubahan pikiran, perasaan, kehendak atau perilaku pribadi, sosial, belajar dan karir, e). melakukan tindak lanjut layanan yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi kemandirian peserta didik.

4.     Layanan dukungan sistem dilakukan dengan dukungan efektifitas dan efisiensi BK, pengembangan jejaring, manajemen, dan pengembangan keprofesian.

Keempat, Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut terakhir (Saepuloh, 2022). Pengembangan peran Bimbingan dan konseling mengarah pada kesejahteraan psikologis dan memfasilitasi fase perkembangan peserta didik diharapkan mampu mengaktualisasikan potensi diri mencapai pekembangan profil pelajar Pancasila.

Pengembangan profil pelajar Pancasila dapat dicapai melalui layanan pendidikan, pembelajaran serta bimbingan dan konseling. Pencapaian tujuan tersebut dapat dilaksanakan guru bimbingan dan konseling dengan layanan BK. Menuntut kompetensi guru BK perlu ditingkatkan agar proses dan hasil layanan BK optimal. Peningkatan kompetensi guru BK dalam pengembangan profil pelajar Pancasila dapat dilakukan dengan bimbingan teknis implementasi kurikulum, pelatihan dan peningkatan sumber daya yang dibutuhkan.

Wallahu A'lam Bishowab

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku: Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Manajemen Kurikulum, Kepenpemimpinan Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/ books/author?id.

 

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...