Penulis: Arnita
Arnita
Oleh Arnita
Dalam masyarakat
kita, mungkin ada sebagian orang yang belum memahami istilah Stoikisme atau
Stoik dan implementasinya pada pandangan hidup mereka. Dengan memahami prinsip
konsep aliran filsafat stoik, dapat mengubah persektif lebih luas tentang
kehidupan. Mari kita pahami.
Dalam laju
kehidupan yang penuh perubahan, memberikan dampak kompleksitas permasalahan
hidup yang semakin meningkat. Manusia dituntut untuk memunyai pikiran fleksibel
ketika menghadapi realitas hidup dan selalu berorientasi pada kebahagiaan.
Konsep aliran filsafat Stoikisme kemudian hadir mengajarkan tentang penguasaan
diri dan menciptakan kesenangan, dengan mengatur ketenangan pikiran, emosi jiwa
dan mengevaluasi diri.
Stoikisme berasal
dari bahasa Yunani, Stoikos atau stoa, istilah ini merujuk pada stoa poikile,
sebuah sekolah filsafat di Athena. Aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang
didirikan di Athena, Yunani, oleh Zeno dari Citium pada abad ke-3 SM. Selain
Zeno, ada juga tokoh filsuf lain seperti Cleanthes dan Epictetus. Bahkan,
orang-orang Romawi seperti Seneca, Musonius Rufus dan Kaisar Marcus Aurelius
juga menganut filsafat Stoikisme.
Konsep filsafat
Stoikisme lebih dominan pada panduan praktis mencapai kebahagiaan, dapat
diterapkan dengan cara berpikir, dan fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol
dalam hidup, cara ini membuka rahasia untuk merasa tenang menerima berbagai
kenyataan yang tidak bisa kita ubah.
Dengan menganut
aliran filsafat ini, dapat mendorong manusia untuk fokus pada apa yang bisa
dikendalikan dan menerima apa yang tidak bisa dikendalikan, dan ini mengarah
kepada ketahanan emosional dan kekuatan batin, mengubah perspektif tentang
hidup dan menghadapi berbagai tantangan diri dengan lebih bijak. Aliran
filsafat Stoikisme adalah suatu aliran yang mengajarkan tentang refleksi diri,
mengatasi depresi, krisis identitas, dan berbagai persoalan kemanusiaan.
Dari penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ajaran ini meliputi perkembangan
logika (retorika dan dialektika), fisika, dan etika (memuat teologi dan
politik). Berikut cara-cara yang bisa ditetapkan dalam menjalani filsafat
Stoikisme
1. Afirmasi diri,
memberikan doa dan energi baik kepada diri sendiri dengan menetralkan pikiran,
mengubah energi negatif menjadi energi positif.
2. Fokus pada
hal-hal yang dapat dikendalikan, seperti pikiran, tindakan dan respon.
3. Mengendalikan
emosi, melatih diri dalam mengontrol emosi dalam menghadapi masalah dan beragam
konflik, menguasai diri dan merespon situasi dengan bijak.
4. Menerima
takdir, menerima bahwa ada hal-hal di luar kendali, seperti situasi eksternal
dan perilaku orang lain.
5. Memperbanyak
bersyukur, hal yang menjadi pondasi kekuatan diri adalah dengan bersyukur
terhadap apa yang kita miliki.
6. Perbanyak
meditasi, mengurangi investasi emosional dan hal-hal buruk di sekitar.
7. Berpikir lebih
logis, kontrollah bagaimana pikiran orang lain tentangmu, satu-satunya yang
bisa mengubah pikiranmu adalah dirimu sendiri.
Inilah point-point
penerapan dalam ajaran aliran filsafat Stoikisme, yang masih sangat relevan
dengan kondisi manusia pada saat ini, adapun beberapa prinsip ajaran ini yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah,
- The dichotomy of
control (Dikotomi kendali), menginvestasikan dan mengoptimalkan waktu dan
tenaga untuk mengubah apa yang berada dalam kendali kita, tidak perlu
memikirkan hal di luar kuasa kita.
- Journaling,
menuliskan perjalanan sehari-hari atau menuangkan segala emosi diri, keluh
kesah. Dalam stoik ini disebut diary journaling jika rutin dilakukan bisa
meringankan stres dan meningkatkan kualitas tidur.
- Amor Fati
(Mencintai takdir), mungkin terdengar tidak realistis namun dalam ajaran stoik
mencintai takdir adalah salah satu hal yang membuat kita bisa menikmati moment
seberapa pun menantang dan menyakitkan, kita lebih bisa menerima dengan sabar
tanpa mengeluh.
- Melihat dunia
dengan perspektif yang luas, terkadang manusia selalu melihat dan menilai hanya
dari satu sisi saja, tanpa melihat ke sisi yang lain, dan itu menjadikan sangat
sempitnya pandangan yang terbentuk, padahal dengan melihat perspektif lebih
luas dapat menilai situasi secara holistik dan komprehensif.
Pengendalian diri
dan kemampuan memahami diri sendiri merupakan aspek penting agar dapat menjadi
pribadi tawakal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. menganut filosofi dari
aliran filsafat Stoikisme dapat mengajarkan kita untuk melakukan tindakan diri
yang baik, sesuai dengan adat dan moral, serta menerapkan mindset yang tepat
dalam menghadapi berbagai tantangan, baik itu semua situasi hidup ataupun
tempat beraktivitas.