Pemahaman Dalam Mengenali Konsep Aliran Filsafat Stoikisme

Penulis: Arnita

Dibaca: 212 kali

Arnita

Oleh Arnita

 

Dalam masyarakat kita, mungkin ada sebagian orang yang belum memahami istilah Stoikisme atau Stoik dan implementasinya pada pandangan hidup mereka. Dengan memahami prinsip konsep aliran filsafat stoik, dapat mengubah persektif lebih luas tentang kehidupan. Mari kita pahami.

Dalam laju kehidupan yang penuh perubahan, memberikan dampak kompleksitas permasalahan hidup yang semakin meningkat. Manusia dituntut untuk memunyai pikiran fleksibel ketika menghadapi realitas hidup dan selalu berorientasi pada kebahagiaan. Konsep aliran filsafat Stoikisme kemudian hadir mengajarkan tentang penguasaan diri dan menciptakan kesenangan, dengan mengatur ketenangan pikiran, emosi jiwa dan mengevaluasi diri.

Stoikisme berasal dari bahasa Yunani, Stoikos atau stoa, istilah ini merujuk pada stoa poikile, sebuah sekolah filsafat di Athena. Aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang didirikan di Athena, Yunani, oleh Zeno dari Citium pada abad ke-3 SM. Selain Zeno, ada juga tokoh filsuf lain seperti Cleanthes dan Epictetus. Bahkan, orang-orang Romawi seperti Seneca, Musonius Rufus dan Kaisar Marcus Aurelius juga menganut filsafat Stoikisme.

Konsep filsafat Stoikisme lebih dominan pada panduan praktis mencapai kebahagiaan, dapat diterapkan dengan cara berpikir, dan fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol dalam hidup, cara ini membuka rahasia untuk merasa tenang menerima berbagai kenyataan yang tidak bisa kita ubah.

Dengan menganut aliran filsafat ini, dapat mendorong manusia untuk fokus pada apa yang bisa dikendalikan dan menerima apa yang tidak bisa dikendalikan, dan ini mengarah kepada ketahanan emosional dan kekuatan batin, mengubah perspektif tentang hidup dan menghadapi berbagai tantangan diri dengan lebih bijak. Aliran filsafat Stoikisme adalah suatu aliran yang mengajarkan tentang refleksi diri, mengatasi depresi, krisis identitas, dan berbagai persoalan kemanusiaan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ajaran ini meliputi perkembangan logika (retorika dan dialektika), fisika, dan etika (memuat teologi dan politik). Berikut cara-cara yang bisa ditetapkan dalam menjalani filsafat Stoikisme

1. Afirmasi diri, memberikan doa dan energi baik kepada diri sendiri dengan menetralkan pikiran, mengubah energi negatif menjadi energi positif.

2. Fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, seperti pikiran, tindakan dan respon.

3. Mengendalikan emosi, melatih diri dalam mengontrol emosi dalam menghadapi masalah dan beragam konflik, menguasai diri dan merespon situasi dengan bijak.

4. Menerima takdir, menerima bahwa ada hal-hal di luar kendali, seperti situasi eksternal dan perilaku orang lain.

5. Memperbanyak bersyukur, hal yang menjadi pondasi kekuatan diri adalah dengan bersyukur terhadap apa yang kita miliki.

6. Perbanyak meditasi, mengurangi investasi emosional dan hal-hal buruk di sekitar.

7. Berpikir lebih logis, kontrollah bagaimana pikiran orang lain tentangmu, satu-satunya yang bisa mengubah pikiranmu adalah dirimu sendiri.

Inilah point-point penerapan dalam ajaran aliran filsafat Stoikisme, yang masih sangat relevan dengan kondisi manusia pada saat ini, adapun beberapa prinsip ajaran ini yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah,

- The dichotomy of control (Dikotomi kendali), menginvestasikan dan mengoptimalkan waktu dan tenaga untuk mengubah apa yang berada dalam kendali kita, tidak perlu memikirkan hal di luar kuasa kita.

- Journaling, menuliskan perjalanan sehari-hari atau menuangkan segala emosi diri, keluh kesah. Dalam stoik ini disebut diary journaling jika rutin dilakukan bisa meringankan stres dan meningkatkan kualitas tidur.

- Amor Fati (Mencintai takdir), mungkin terdengar tidak realistis namun dalam ajaran stoik mencintai takdir adalah salah satu hal yang membuat kita bisa menikmati moment seberapa pun menantang dan menyakitkan, kita lebih bisa menerima dengan sabar tanpa mengeluh.

- Melihat dunia dengan perspektif yang luas, terkadang manusia selalu melihat dan menilai hanya dari satu sisi saja, tanpa melihat ke sisi yang lain, dan itu menjadikan sangat sempitnya pandangan yang terbentuk, padahal dengan melihat perspektif lebih luas dapat menilai situasi secara holistik dan komprehensif.

Pengendalian diri dan kemampuan memahami diri sendiri merupakan aspek penting agar dapat menjadi pribadi tawakal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. menganut filosofi dari aliran filsafat Stoikisme dapat mengajarkan kita untuk melakukan tindakan diri yang baik, sesuai dengan adat dan moral, serta menerapkan mindset yang tepat dalam menghadapi berbagai tantangan, baik itu semua situasi hidup ataupun tempat beraktivitas.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...