Penulis: Ahmad Rusiana
Ahmad Rusiana
Oleh Ahmad Rusiana
Salah satu karakteristik
kurikulum prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk
mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dalam
kurikulum prototipe (merdeka), sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan
untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan
lingkungan sekolah," Sistem pembelajaran ini dianggap penting guna
mengembangkan karakter siswa. Sebab, mereka akan diberi kesempatan untuk
memulai pengalaman (experiential learning). “Mereka mengalami sendiri bagaimana
bertoleransi, bekerja sama, saling menjaga, dan lain-lain, juga
mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu,” (Supriyatno,
2022). Dalam kaitannya dengan
keterampilan abad 21, pembelajaran berbasis proyek disebut mampu mengajarkan
beragam strategi untuk mencapai kesuskesan abad 21, membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan tanggung jawab, melatih
pemecahan masalah, self direction, komunikasi dan kreativitas.
Melalui penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa akan berlatih
merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana dan menampilkan atau
melaporkan hasil kegiatan. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan
keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang
relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah (Kemendikbudristek, 2022).
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL) adalah
model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, inter pretasi, sisntesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project
Based Learning (PjBL): (1) Peserta didik membuat keputusan
tentangsebuah kerangka kerja; (2) Adanya permasalahan atau tantangan yang
diajukan kepada Peserta didik; (3) Peserta didik mendesain proses untuk
menentukan solusi atau permasalahan atau tantangan yang diberikan; (4) Peserta
didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan; (5) Proses evaluasi dijalankan secara
kontinyu; (6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktifitas
yang sudah dijalankan; (7) Produk akhir aktiitas belajar dievalusi secara
kualitatif; dan (8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan. (Daryanto,2014).
Pembelajaran berbasis proyek ini merupakan metode pembelajaran dalam
kurikulum merdeka yang memanfaatkan pembuatan projek sebagai kegiatan dalam
proses pembelajaran. Nantinya dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode
ini para peserta didik akan diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan
eksplorasi, observasi, penilaian dan interpretasi untuk memperoleh pengetahuan
baru, keterampilan baru serta sikap sosial yang baik. Selain itu model
pembelajaranan akan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan seru,
juga akan membantu guru serta siswa untuk mengembangkan karakter dan soft skill
penting.
Menurut Buck (1999) menyebutkan bahwa project based learning
memiliki spesifikasi tersendiri sebagaimana kurikulum pembelajaran lain,
diantaranya:
Pertama, kegiatan belajar berfokus pada keterampilan komunikasi, kolaborasi,
kreativitas siswa dan keterampilan berpikir kritis. Siswa akan mengerjakan
proyek untuk memecahkan permasalahan yang diajukan guru secara berkelompok atau
berkolaborasi dengan siswa lainnya.
Kedua, guru akan memberikan tantangan atau masalah dalam lingkungan nyata kepada
siswa, lalu meminta siswa untuk mengajukan ide atau proyek untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Ketiga, siswa melakukan refleksi pembelajaran secara berkala untuk mengetahui apa
yang diketahui, dipahami dan dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran.
Keempat, kegiatan pembelajaran akan berfokus pada siswa melalui
pertanyaan,tantangan maupun suatu masalah untuk diselesaikan, ditanggapi, diteliti
atau dicari solusi untuk menyelesaikannya.
Kelima, proses evaluasi dalam kegiatan pembelajaran dilakukan secara
berkelanjutan. Keenam, Siswa yang merancang hasil proyek secara teratur
dapat melihat apa yang kerjakan kembali.
Ketujuh, karakteristik terakhir adalah hasil akhir dari pembelajaran dinilai secara
kualitatif. Siswa akan mempresentasikan masalah, proses penelitian, metode,
proses pengerjaan proyek dan hasilnya.
Pembelajaran berbasis projek ini banyak memberi ruang merdeka bagi anak
maupun guru. Namun pembelajaran berbasis projek ini bukan merupakan
pembelajaran yang sederhana, projek perlu dirancang dengan seksama. Projek
harus kontekstual, relevan dan sesuai dengan sumber daya dan lingkungan
setempat, bisa jadi projek di suatu Sekolah sangat berbeda dengan projek di sekolah
lainnya karena minat anak dan konteks lingkungan yang berbeda.
Keuntungan dan keunggulan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project
based learning) yakni: Dapat merombak pola pikir siswa dari yang sempit menjadi
yang lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan. Membina siswa menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
terpadu, yang diharapkan berguna dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Sesuai
dengan prinsip-prinsip didaktik modern. Prinsip tersebut dalam pelaksanaannya
harus memperhatikan kemampuan individual siswa dalam kelompok, bahan pelajaran
tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh masalah, pengembangan
kreativitas, aktivitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan, menjadikan teori,
praktik, sekolah, dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca
Tresna Bhakti, Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan; Penulis buku:
Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen pendidikan
Multikultural; Inovasi Pendidikan, Manajemen Kurikulum, Kepenpemimpinan
Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan,
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru
Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti,
dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah
Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak
tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan
Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan
sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan
asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama
Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak
tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1)
http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?
q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/
books/author?id.