Penulis Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana
Pembinaan keterampilan merupakan lapisan terluar dari struktur prioritas pembinaan
kewirausahaah. Banyak pihak berpendapat bahwa dengan berbekal penguasaan
keterampilan, seseorang pasti bisa menjdi enterpreuneur yang berhasil.
Namun demikian, kalau kita mau meneliti lebih jauh ternyata
keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh keterampilan
semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha.
Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk mengantar orang ke
jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam dunia usaha. Ada tiga
hal yang memungkinkan seseorang baik terampil maupun tidak, untuk bisa tampil
sebagai tokoh yang sukses atau orang berkecukupan, yaitu:
Pertama; Memanfaatkan Leadership yang
berasal dari diri sendiri: Seseorang harus bisa mengendalikan dirinya sendiri jika ingin membangun
kepemimpinan diri. Bagaimanapun
juga, jiwa kepemimpinan seseorang akan keluar jika dilatih dengan tepat. Berikut ada beberapa cara untuk melatih jiwa
kepemimpinan dalam diri: (1)dengan percaya diri, maka lebih banyak potensi dan
kelebihan yang akan terlihat. (2)ketika seseorang berpikir secara positif, maka
ia akan tenang dalam membuat keputusan dan keputusan tersebut adalah yang
memiliki dampak buruk terkecil, dan (3)bertanggung jawab; Artinya, seseorang
harus berani mengambil resiko. Dengan ini, seseorang jadi belajar
bagaimana cara mengambil keputusan dan apa dampaknya di kemudian hari.
Kedua Memanfaatkan Leadership orang lain (Team Leadership);
Dikutip dari Asana, secara spesifik team leader bertugas
untuk: mengorganisir pekerjaan; mengkomunikasikan tujuan; mendelegasikan tugas;
menjadi teladan bagi anggota tim; mengalokasikan dan mengelola sumber daya; mengelola
progess dari project yang dikerjakan; melaporkan progess kepada stakeholders; membimbing
anggota tim untuk meningkatkan skills; memotivasi anggota tim untuk mencapai
tujuan mereka, dan mewakili dan mengadvokasi kebutuhan tim.
Skills yang Wajib dimiliki;
Sama halnya dengan sebuah profesi pada umumnya, seorang team leader juga perlu
memiliki skills set yang mampu menunjang kegiatannya sebagai seorang pemimpin
dalam tim, menurut Indeed ada beberapa team leader skills
diantaranya yaitu: (1)keterampilan dalam berkomunikasi untuk mencegah terjadinya
kesalahpahaman dalam mengatur dan mengelola aktivitas kerja dalam sebuah tim,
(2)dapat mendekatkan timnya dengan mendorong kolaborasi dan memfasilitasi
hubungan kerja yang sehat antar anggota tim, (3)dalam membuat keputusan
penting, terkadang dengan waktu yang sangat singkat, maka mereka wajib
menimbang dan memahami keputusan yang akan mereka pilih dengan tegas (4)pemimpin
harus bisa memberikan dan juga mendapatkan kepercayaan dari anggota timnya (5)tetap
diperlukan tanggung jawab yang tinggi. Rasa tanggung jawab ini termasuk saat
mereka sendiri melakukan kesalahan dan berani mengakuinya kemudian bertindak
untuk mencari solusinya. (6)dapat dengan baik mengambil pendekatan inovatif
untuk pemecahan masalah dengan penyelesaian masalah dari perspektif baru dan
tidak konvensional; dan (7) leader yang baik harus memotivasi anggota tim
mereka dan mendorong produktivitas, termasuk juga membimbing dan mengapresiasi
prestasi dan kerja keras yang dilakukan oleh anggotanya.
Ketiga Faktor keberuntungan (luck and hoki).
Semua disiplin ilmu tidak
memperhitungkan adanya factor keberuntungan, demikian juga dengan ilmu
kewiraswastaan. Rata-rata orang besar dan tokoh wiraswastaan sejati
mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki oleh diri sendiri
sehingga mencapai tingkat kemapanan. Keberuntungan pun terkadang harus dibantu
dengan persiapan dan perjuangan sehingga Dewi keberuntungan bersedia mampir.
Tetapi, kebanyakan dari mereka akan menceritakan bagaimana susah payahnya
mereka mempersiapkan ‘pintu kesempatan’ tersebut sehingga pada saat ketika Dewi
Fortuna mengetuk pinta kesempatannya, mereka pun dengan semangat menyonsong
kebentungan tersebut.
Sebagai contoh yang lain adalah
pada saat seorang penambang di Afrika yang menemukan sebuah berlian terbesar. Saat
itu, diceritakan hari telah sore dan rata-rata merasa sudah cukup untuk sore
itu dan bersiap untuk pulang. Tetapi, si penambang ini masih ingin terus dan
berkata, “Saya coba lagi!”. Orang-orang pun berkata, betapa hokinya orang
tersebut. Maka, belajar dari si penambang ini kita bisa mengatakan bahwa ada
beberapa karakter dari Dewi Fortuna ini: (1)Ia mengetuk kapan saja tetapi tidak
pernah ada yang tahu kapan ia akan mengetuk. Bahkan, ketika ia mengetuk pun
kita sulit mengenalinya. Tugas kita adalah adalah mencoba setiap pintu
kesempatan yang ada dan tetap bersemangat. (2)Kita tidak boleh pasif menunggu Dewi Fortuna datang. Kitapun punya tugas
membangun pintu kesempatan itu sehingga mempermudah Dewi Fortuna untuk datang
menghampiri kita. (3)Kadang Dewi Fortuna bersembunyi dan tidak mendekat hingga
kita sendiri yang mengambil langkah pertamanya dulu. Setiap malam selama
bertahun-tahun ia pun meratapi Tuhan yang tidak mau menolongnya. Dikisahkan,
akhirnya Tuhan pun bersuara kepadanya, “Setidak-tidaklah, cobalah mulai dengan
membeli loterenya!”.
Pembaca, memang kita tidak mau bicara soal berjudi disini yang banyak
dikaitkan dengan keberuntungan. Tetapi, saya bicara soal kemenangan dan
kesuksesan dalam hidup kita. Kita pun harus membantu Tuhan memberikan keberuntungan
dalam hidup kita dengan mengambil langkah pertamanya. Untuk mendapatkan
keberuntungan masuk ke sekolah favorit tentu saja Anda harus ambil formulirnya.
Untuk sukses dalam bisnis,
tentu saja Anda harus mulai menginvestasikan. Kita tidak bisa menunggu hoki
yang jatuh langit. Intinya, kebertuntungan bisa diciptakan. Atau dengan kata
lain, dipancing dengan usaha dan persiapan kita. Orang berutung dijelaskan
Allah SWT dalam Alquran: ???????????????. (Muflihuun). “Merekalah yang
mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS.Al-Baqarah[2]:5). Semoga Anda termasuk orang yang akhirnya beruntung dengan
segala usaha dan jerih payah yang Anda berikan.
Wallahu A'lam Bishowab.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti,
Pengampu mata kuliah manajemen Kewirausahaan pendidikan Penulis buku: Manajemen
Pengembngan Human Capital; Pengembangan Orgasisasi Lembaga Pendidikan.
Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Kewirausahaan Pendidikan;
Perencanaan Pendidikan; Manajemen SDM Pendidikan. .Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Misbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/search? q=buku+a.rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/store/books/author?id.