Penulis Dr. Rasto, M.Pd.
Kegiatan Lokakarya Ke-4 Penguatan Praktik Coaching
Oleh Dr. Rasto, M.Pd.
(CKS Prov. Jawa Barat Tahun 2021 dan Pengajar Praktik Kab. Indramayu)
Kegiatan Lokakarya
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), Lokakarya 4 dengan tema “Choacing” Angkatan 7 Kabupaten Indramayu
dilaksanakan pada Sabtu, 08 Maret 2023, di SMA Negeri 1 Tukdana. Kegiatan
Lokakarya 3 dihadiri oleh Kepala SMA Negeri 1 Tukdana, dalam hal ini diwakilkan
kepada Wasarana, perwakilan BBPG Bandung, 31 orang Pengajar Praktik (PP) dan
218 Calon Guru Penggerak (CGP).
Kegiatan Lokakarya
3 pada pukul 7.30 wib diawali dengan upacara pembukaan yang bertempat di
halaman Masjid. Diawali pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars
Guru Penggerak, dilanjutkan sambutan Bapak Karyadi, S.Pd M.M (Wakasarana SMAN 1
Tukdana), beliau mengucapan terima kasih ke Kadisdik Kabupaten Indramayu yang
telah menunjuk SMA Negeri 1 Tukdana sebagai tempat lokakarya ke-4 dan beliau
juga mengucapkan permohonan maaf jika ada yang hal kurang berkenan.
Sambutan yang ke 2
dan sekaligus membukan kegiatan Lokakarya oleh bapak Dr. Trisno Ikhwanudin,
(BBGP) kepala BBGP Provinsi Jawa Barat, beliau mengucapan terima kasih kepada
Kadisdik Kabupaten Indramayu, Kepala SMA Negeri 1 Tukdana, Pengajar Praktik dan
khusus Calon Guru Penggerak Kabupaten Indramayu. Program Pendidikan merupakan
program Kementerian Pendidikan merupakan program Merdeka Belajar Episode 5. Guru
menurut belau memiliki peran yang penting untuk mengubah pendidikan dan
membimbing peserta didiknya untuk menciptakan generasi yang sukses dimasa
depan. Dr. Trisno juga memotivasi CGP untuk tetap semangat sebagai guru
penggerak untuk menghilangkan huruf C--Calon—sehingga dilantik menjadi Guru
Penggerak. Peran guru penggerak mempunyai peran yang sangat strategis untuk
memajukan pendidikan dan berpeluang untuk menjadi kepala sekolah ataupun
pengawas sekolah.
Aktivitas
pembelajaran Lokakarya 4, Pertama Pembukaan
Sesi pembukaan
menjadi kunci keterlibatan peserta di pelatihan. Mulai pelatihan dengan sapaan
hangat dan bersemangat. Ingat bahwa Anda menjadi role-model akan semangat
peserta. Setelah
menyapa dengan semangat, berikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat
peserta terlibat dan membentuk koneksi antar calon guru penggerak. Setelah
menyapa, lakukan ice breaking. Ice breaking digunakan di awal untuk membuat
koneksi antar calon guru penggerak, pemandu yang membawakan kegiatan, ataupun
dengan kegiatan yang dilaksanakan. Walaupun ice breaking telah diberikan juga
di lokakarya sebelumnya, ice breaking kali ini digunakan untuk membuat peserta
nyaman dengan peserta lain dan Pengajar Praktik yang tidak bertemu selama 1
bulan.
Jelaskan tentang
tujuan lokakarya keempat ini. Adapun tujuan lokakarya 4 adalah 1) Peserta mampu
menunjukkan kemampuan coaching yang dimilikinya, 2) Peserta mampu
mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan menyusun rencana perbaikan
dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid, 3) Peserta mampu
menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik dengan menggunakan
pola pikir coaching. Pengajar Praktik membacakan kesepakatan bersama yang sudah
dibuat dari lokakarya sebelumnya.
Aktivitas pembelajaran
kedua, Reviu Materi dan Refleksi Pengalaman Coaching. Calon Guru
Penggerak dapat menjelaskan pemahaman yang diperolehnya dari materi modul
Coaching.
Pengajar praktik
menjelaskan gambaran aktivitas yang akan dijalani. Pengajar praktik
mengajukan beberapa pertanyaan kepada Calon Guru Penggerak untuk memeriksa
pemahaman para peserta. Pertama, Pengajar Praktik mengajukan
peranyaan tentang perbedaan dari Coaching, Mentoring, dan Konseling. Mentoring
adalah proses di mana seorang mentor membagikan pengalamannya untuk membantu
mentee mengembangkan dirinya. Hubungan antara mentor dan mentee adalah
seseorang yang berpengalaman dan yang belum berpengalaman. Mentor biasanya
memberi tips pada mentee.
Konseling berarti
proses di mana konseli dibantu untuk memecahkan masalahnya. Hubungan antara
konselor dan konseli adalah seseorang yang ahli dan seseorang yang membutuhkan
bantuan. Sedangkan coaching adalah
proses dimana seorang coach, menuntun coachee untuk menemukan ide, cara untuk
mengatasi masalahnya atau mencapai tujuannya. Hubungannya adalah kemitraan.
Coach hanya menuntun, tapi coachee yang menentukan keputusannya.
Kedua, Pengajar Praktik mengajukan pertanyaan
tentang prinsip-prinsip coaching, yang meliputi Kemitraan berarti posisi antara
coach dan coachee setara. tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.
coach merupakan rekan berpikir bagi coachee dalam membantu coachee belajar dari
dirinya sendiri. Proses kreatif berarti
mengedepankan percakapan dua arah, memicu proses berpikir coachee, serta
mendorong coachee untuk menghasilkan ide-ide baru. Prinsip yang ketiga, yaitu memaksimalkan
potensi, berarti perlu adanya suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh
rekan/coachee yang sedang dikembangkan. Tiga rangkaian supervisi akademik Pra-Observasi
adalah percakapan yang membangun hubungan antara guru dan supervisor sebagai
mitra dalam pengembangan kompetensi diri.
Observasi adalah aktivitas kunjungan kelas yang dilakukan oleh supervisor.
Pasca-Observasi adalah percakapan supervisor dan guru terkait hasil data
observasi, menganalisa data, umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi.
Proses percakapan ini bersifat reflektif, dan bertujuan perbaikan ke depan.
Calon Guru
Penggerak dapat merefleksikan pengalaman praktik coaching yang sudah
dilakukannya.
Pengajar praktik
mengajak Calon Guru Penggerak untuk merefleksikan berbagai pengalaman yang
dialaminya ketika praktik coaching. Pengajar
praktik membagi dalam calon guru penggerak ke dalam 3 kelompok untuk melakukan
refleksi dalam kelompok. Pengajar
Praktik (dalam kelompok) mengajak calon guru penggerak untuk berdiskusi secara
terbuka, dengan meminta calon guru penggerak untuk menuliskan pengalamannya
dalam post-it berwarna terlebih dahulu. Pertanyaan yang harus dijawab CGP
antara lain; 1) Kira-kira hal apa yang menarik ketika Anda melakukan
coaching? (dengan post-it merah), 2) Hal
apa yang sulit untuk Anda lakukan ketika melakukan coaching? (dengan post-it
kuning), 3) Apa insight yang Anda dapatkan setelah melakukan proses coaching?
(dengan post-it hijau) dan 4) Apakah ada hal-hal terkait coaching yang masih
Anda belum paham? (dengan post-it biru). Pengajar Praktik bisa membantu
menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait hal-hal yang belum dipahami. Apabila
waktu sudah berlangsung selama kurang lebih 25 menit atau tidak ada pertanyaan
lagi, Pengajar Praktik bisa melanjutkan untuk masuk ke sesi berikutnya yaitu,
praktik coaching.
Aktivitas
pembelajaran ketiga, Praktik Coaching
Bagian pengantar
ini dilakukan oleh Pengajar Praktik sebelum membagi Calon Guru Penggerak ke
dalam kelompok untuk mempraktikkan Coaching.
Pengajar Praktik memberikan penjelasan aktivitas yang akan dilakukan
dalam praktik Coaching. Calon guru penggerak A akan melakukan coaching terhadap
calon guru penggerak B yang duduk di sebelahnya, lalu B ke C yang juga duduk di
sebelahnya dan seterusnya hingga semua sudah mendapatkan peran sebagai coach,
dan peran sebagai coachee. Masing-masing waktu tiap praktik coaching kurang lebih
10 menit. Apabila waktu sudah sampai 10 menit, maka pengajar praktik tiap
kelompok akan memberikan peringatan waktu yang artinya Anda harus mulai
mempercepat proses coachingnya. Pengajar Praktik menjelaskan mengenai
contoh topik yang dijadikan bahan untuk peran coachee adalah isu-isu nyata yang
dihadapi pada kehidupan sehari-hari dalam menjalankan peran sebagai guru.
Pengajar
Praktik memberikan kesempatan bertanya sebelum memberikan lembar observasi
untuk para Calon Guru Penggerak. Pengajar praktik memberikan lembar observasi
kepada calon guru penggerak dan menentukan urutan rantai praktik dalam
kelompok, sebelum memberi waktu persiapan untuk masing-masing calon guru
penggerak. Setelah semua praktik
selesai. Hentikan kegiatan lalu berikan waktu istirahat selama 60 menit.
Aktivitas
pembelajaran keempat, Umpan Balik Coaching.
Pengajar praktik
menyapa kembali para calon guru penggerak yang sudah selesai. Pengajar praktik
mengajak calon guru penggerak untuk kembali ke dalam kelompoknya
masing-masing. Pengajar praktik
menjelaskan gambaran aktivitas refleksi yang akan dilakukan oleh calon guru
penggerak. beristirahat dan mengajak untuk melakukan energizer. Kemudian membahas
masing-masing coach mulai dari giliran pertama, bapak/ibu A, hingga yang paling
terakhir. Silakan gunakan catatan Anda di lembar observasi dan silakan utarakan
pendapat Anda. Untuk Anda yang sedang diberikan umpan balik, marilah kita
bersikap terbuka dan dengarkan masukan-masukan dari rekan-rekan kita. Pengajar
praktik memimpin diskusi pemberian umpan balik. Pengajar Praktik juga bisa
memberikan masukan terhadap para calon guru penggerak tersebut. Setelah semua
giliran selesai, pengajar praktik mengapresiasi semua hasil umpan balik dan
praktik yang dilakukan oleh calon guru penggerak.
Aktivitas
pembelajaran kelima, Praktik Rangkaian Supervisi Akademik dengan Pola Pikir
Coaching.
Pengajar praktik
menjelaskan gambaran aktivitas praktik penerapan coaching dalam supervisi
akademik. CGP secara berpasangan akan melakukan praktik rangkaian supervisi
akademik bersama dengan pasangan Anda. Rangkaian ini berarti Anda harus
melakukan: 1) Pra-observasi (percakapan mengenai bagian dari pembelajaran yang
menjadi fokus pengembangan), 2) Mengamati video untuk menggali data mengenai
bagian pembelajaran yang disebutkan di nomor 1, atau bagian observasi, namun
menggunakan video, 3) Pasca-observasi akademik, yaitu praktik pemberian
feedback yang memberdayakan menggunakan pola pikir coaching, 4) Mengajak
coachee untuk membuat perencanaan pengembangan diri, berdasarkan umpan balik
dari coach, dan 5) Setelah rangkaian
nomor 4 selesai, refleksi hasil seluruh proses supervisi akademik yang dialami
bersama dengan pasangan Anda.
Lalu berganti
peran. Pengajar praktik bahwa dalam praktik ini akan terdapat 4 buah lembar
yang dapat membantu menjalankan supervisi akademik. Pengajar praktik
memberikan kesempatan bertanya. Jika pertanyaan sudah selesai, ajak calon guru
penggerak untuk mencari pasangannya masing-masing. Pada bagian ini pengajar
praktik dapat berkeliling dan melihat proses yang terjadi. Pengajar Praktik
juga diperbolehkan untuk memberi saran terhadap proses yang terjadi, ketika
praktik sudah selesai dilakukan. Bagian ini Pengajar Praktik melakukan
refleksi singkat dalam kelas besar. Ajukan pertanyaan berdasarkan 4P dan minta
jawaban beberapa Calon Guru Penggerak dalam tiap tahapannya. Berikut bentuk
pertanyaan yang diajukan antara lain; Peristiwa: 1) Apa tantangan Anda
dalam praktik yang baru dijalankan tadi? dan 2) Bagaimana cara Anda
mengatasinya? Perasaan: 1) Ceritakan perasaan Anda ketika menjalani rangkaian
supervisi akademik dengan coaching yang baru saja Anda lakukan?. Pembelajaran:
1) Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari praktik ini? dan 2) Apa yang Anda
pelajari dari diri Anda melalui praktik ini? Penerapan ke Depan: 1)
Apa yang bisa Anda terapkan ke depannya terkait hasil praktik ini? Pengajar
praktik memberikan apresiasi terhadap semua jawaban, usaha dari calon guru penggerak.
Aktivitas
pembelajaran keenam, penutup.
Pengajar Praktik
mengajak peserta untuk merefleksikan pengalamannya selama berproses di
Lokakarya 4. Pengajar Praktik memimpin refleksi ini, dengan membahas hal-hal
yang dipelajari serta hal-hal yang ingin ditingkatkan pada dalam diri terkait
aktivitas di Lokakarya 4. Undang 2-3 orang untuk berbagi hasil refleksinya
dalam kelompok besar. Hal yang bisa direfleksikan adalah: 1) Hal baik apa yang
sudah saya lakukan di hari ini?, 2) Hal apa yang bisa saya tingkatkan ke
depannya?. Pengajar Praktik mengapresiasi hasil refleksi calon guru penggerak. Tugas
CGP yang pertama adalah untuk mendampingi rekan sejawat Anda (Guru lain)
untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berdiferensiasi
serta kuat unsur Sosial Emosional, selaras dengan modul paket 2. RPP yang
dibuat ini kemudian dilaksanakan oleh rekan sejawat Anda tersebut. Tugas kedua
CGP adalah melakukan observasi pelaksanaan RPP tersebut sesuai dengan rangkaian
supervisi akademik dengan pola pikir coaching, yang berarti ada pula percakapan
pra-observasi dan tentunya observasi. Hasil catatan observasi ini akan CGP bawa
pada saat Pendampingan Individu (PI) 5. Pada saat PI 5 tersebut barulah CGP
diminta untuk melakukan percakapan pasca observasi pada rekan sejawat CGP.
Pengajar
Praktik menutup sesi Lokakarya 4 dan mengajak Calon Guru Penggerak untuk
berfoto bersama
Produk yang
dihasilkan,
Produk yang dihasilkan dari
kegiatan Lokakarya 4 ini selain dokumentasi berupa foto maupun video, lembar kerja tentang: Lembar
Observasi Praktik Coaching yaitu 1) Lembar Percakapan Pra, Observasi Kelas, 2)
Lembar Observasi Pembelajaran, 3) Lembar Percakapan Pasca Observasi Kelas, 4)
Lembar Rencana Pengembangan Diri.
Ketercapaian tujuan belajar, Ketercapaian tujuan belajar dalam lokakarya tiga ini sudah tercapai karena CGP mampu;
Pertama
Peserta
mampu menunjukkan kemampuan coaching yang dimilikinya. Kedua, Peserta mampu mengidentifikasi kekuatan, area
pengembangan dan menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang
berpihak pada murid. Ketiga,
Peserta mampu menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi
akademik dengan menggunakan pola pikir coaching.
Kesimpulan dan Refleksi pembelajaran, Lokakarya empat sangat membantu CGP dalam menunjang dan
mengimplementasikan 1) Peserta mampu menampilkan kemampuan
coaching pada rekan sejawatnya menggunakan alur percakapan TIRTA, 2) Peserta
mampu menampilkan kemampuan melakukan supervisi akademik dengan pola pikir
coaching, dan 3) Peserta mampu
menghasilkan rencana pengembangan diri berdasarkan praktik supervisi akademik.
Indramayu, 10 Maret 2023