Penguatan Praktik Coaching: Refleksi Lokakarya Ke-4 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7

Penulis Dr. Rasto, M.Pd.

Dibaca: 6402 kali

Kegiatan Lokakarya Ke-4 Penguatan Praktik Coaching

Oleh Dr. Rasto, M.Pd.

(CKS Prov. Jawa Barat Tahun 2021 dan Pengajar Praktik Kab. Indramayu)


Kegiatan Lokakarya Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), Lokakarya 4 dengan tema “Choacing” Angkatan 7 Kabupaten Indramayu dilaksanakan pada Sabtu, 08 Maret 2023, di SMA Negeri 1 Tukdana. Kegiatan Lokakarya 3 dihadiri oleh Kepala SMA Negeri 1 Tukdana, dalam hal ini diwakilkan kepada Wasarana, perwakilan BBPG Bandung, 31 orang Pengajar Praktik (PP) dan 218 Calon Guru Penggerak (CGP).

Kegiatan Lokakarya 3 pada pukul 7.30 wib diawali dengan upacara pembukaan yang bertempat di halaman Masjid. Diawali pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Guru Penggerak, dilanjutkan sambutan Bapak Karyadi, S.Pd M.M (Wakasarana SMAN 1 Tukdana), beliau mengucapan terima kasih ke Kadisdik Kabupaten Indramayu yang telah menunjuk SMA Negeri 1 Tukdana sebagai tempat lokakarya ke-4 dan beliau juga mengucapkan permohonan maaf jika ada yang hal kurang berkenan.

Sambutan yang ke 2 dan sekaligus membukan kegiatan Lokakarya oleh bapak Dr. Trisno Ikhwanudin, (BBGP) kepala BBGP Provinsi Jawa Barat, beliau mengucapan terima kasih kepada Kadisdik Kabupaten Indramayu, Kepala SMA Negeri 1 Tukdana, Pengajar Praktik dan khusus Calon Guru Penggerak Kabupaten Indramayu. Program Pendidikan merupakan program Kementerian Pendidikan merupakan program Merdeka Belajar Episode 5. Guru menurut belau memiliki peran yang penting untuk mengubah pendidikan dan membimbing peserta didiknya untuk menciptakan generasi yang sukses dimasa depan. Dr. Trisno juga memotivasi CGP untuk tetap semangat sebagai guru penggerak untuk menghilangkan huruf C--Calon—sehingga dilantik menjadi Guru Penggerak. Peran guru penggerak mempunyai peran yang sangat strategis untuk memajukan pendidikan dan berpeluang untuk menjadi kepala sekolah ataupun pengawas sekolah.

Aktivitas pembelajaran Lokakarya 4, Pertama Pembukaan

Sesi pembukaan menjadi kunci keterlibatan peserta di pelatihan. Mulai pelatihan dengan sapaan hangat dan bersemangat. Ingat bahwa Anda menjadi role-model akan semangat peserta. Setelah menyapa dengan semangat, berikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat peserta terlibat dan membentuk koneksi antar calon guru penggerak. Setelah menyapa, lakukan ice breaking. Ice breaking digunakan di awal untuk membuat koneksi antar calon guru penggerak, pemandu yang membawakan kegiatan, ataupun dengan kegiatan yang dilaksanakan. Walaupun ice breaking telah diberikan juga di lokakarya sebelumnya, ice breaking kali ini digunakan untuk membuat peserta nyaman dengan peserta lain dan Pengajar Praktik yang tidak bertemu selama 1 bulan.

Jelaskan tentang tujuan lokakarya keempat ini. Adapun tujuan lokakarya 4 adalah 1) Peserta mampu menunjukkan kemampuan coaching yang dimilikinya, 2) Peserta mampu mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid, 3) Peserta mampu menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik dengan menggunakan pola pikir coaching. Pengajar Praktik membacakan kesepakatan bersama yang sudah dibuat dari lokakarya sebelumnya.

Aktivitas pembelajaran kedua, Reviu Materi dan Refleksi Pengalaman Coaching. Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan pemahaman yang diperolehnya dari materi modul Coaching.

Pengajar praktik menjelaskan gambaran aktivitas yang akan dijalani. Pengajar praktik mengajukan beberapa pertanyaan kepada Calon Guru Penggerak untuk memeriksa pemahaman para peserta. Pertama, Pengajar Praktik mengajukan peranyaan tentang perbedaan dari Coaching, Mentoring, dan Konseling. Mentoring adalah proses di mana seorang mentor membagikan pengalamannya untuk membantu mentee mengembangkan dirinya. Hubungan antara mentor dan mentee adalah seseorang yang berpengalaman dan yang belum berpengalaman. Mentor biasanya memberi tips pada mentee.

Konseling berarti proses di mana konseli dibantu untuk memecahkan masalahnya. Hubungan antara konselor dan konseli adalah seseorang yang ahli dan seseorang yang membutuhkan bantuan.  Sedangkan coaching adalah proses dimana seorang coach, menuntun coachee untuk menemukan ide, cara untuk mengatasi masalahnya atau mencapai tujuannya. Hubungannya adalah kemitraan. Coach hanya menuntun, tapi coachee yang menentukan keputusannya.

Kedua, Pengajar Praktik mengajukan pertanyaan tentang prinsip-prinsip coaching, yang meliputi Kemitraan berarti posisi antara coach dan coachee setara. tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. coach merupakan rekan berpikir bagi coachee dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri.  Proses kreatif berarti mengedepankan percakapan dua arah, memicu proses berpikir coachee, serta mendorong coachee untuk menghasilkan ide-ide baru.  Prinsip yang ketiga, yaitu memaksimalkan potensi, berarti perlu adanya suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan/coachee yang sedang dikembangkan. Tiga  rangkaian supervisi akademik Pra-Observasi adalah percakapan yang membangun hubungan antara guru dan supervisor sebagai mitra dalam pengembangan kompetensi diri.  Observasi adalah aktivitas kunjungan kelas yang dilakukan oleh supervisor. Pasca-Observasi adalah percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi, menganalisa data, umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi. Proses percakapan ini bersifat reflektif, dan bertujuan perbaikan ke depan. 

Calon Guru Penggerak dapat merefleksikan pengalaman praktik coaching yang sudah dilakukannya.

Pengajar praktik mengajak Calon Guru Penggerak untuk merefleksikan berbagai pengalaman yang dialaminya ketika praktik coaching.  Pengajar praktik membagi dalam calon guru penggerak ke dalam 3 kelompok untuk melakukan refleksi dalam kelompok. Pengajar Praktik (dalam kelompok) mengajak calon guru penggerak untuk berdiskusi secara terbuka, dengan meminta calon guru penggerak untuk menuliskan pengalamannya dalam post-it berwarna terlebih dahulu. Pertanyaan yang harus dijawab CGP antara lain; 1) Kira-kira hal apa yang menarik ketika Anda melakukan coaching?  (dengan post-it merah), 2) Hal apa yang sulit untuk Anda lakukan ketika melakukan coaching? (dengan post-it kuning), 3) Apa insight yang Anda dapatkan setelah melakukan proses coaching? (dengan post-it hijau) dan 4) Apakah ada hal-hal terkait coaching yang masih Anda belum paham? (dengan post-it biru). Pengajar Praktik bisa membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait hal-hal yang belum dipahami. Apabila waktu sudah berlangsung selama kurang lebih 25 menit atau tidak ada pertanyaan lagi, Pengajar Praktik bisa melanjutkan untuk masuk ke sesi berikutnya yaitu, praktik coaching.

Aktivitas pembelajaran ketiga, Praktik Coaching

Bagian pengantar ini dilakukan oleh Pengajar Praktik sebelum membagi Calon Guru Penggerak ke dalam kelompok untuk mempraktikkan Coaching.  Pengajar Praktik memberikan penjelasan aktivitas yang akan dilakukan dalam praktik Coaching. Calon guru penggerak A akan melakukan coaching terhadap calon guru penggerak B yang duduk di sebelahnya, lalu B ke C yang juga duduk di sebelahnya dan seterusnya hingga semua sudah mendapatkan peran sebagai coach, dan peran sebagai coachee. Masing-masing waktu tiap praktik coaching kurang lebih 10 menit. Apabila waktu sudah sampai 10 menit, maka pengajar praktik tiap kelompok akan memberikan peringatan waktu yang artinya Anda harus mulai mempercepat proses coachingnya. Pengajar Praktik menjelaskan mengenai contoh topik yang dijadikan bahan untuk peran coachee adalah isu-isu nyata yang dihadapi pada kehidupan sehari-hari dalam menjalankan peran sebagai guru. Pengajar Praktik memberikan kesempatan bertanya sebelum memberikan lembar observasi untuk para Calon Guru Penggerak. Pengajar praktik memberikan lembar observasi kepada calon guru penggerak dan menentukan urutan rantai praktik dalam kelompok, sebelum memberi waktu persiapan untuk masing-masing calon guru penggerak.  Setelah semua praktik selesai. Hentikan kegiatan lalu berikan waktu istirahat selama 60 menit.

Aktivitas pembelajaran keempat, Umpan Balik Coaching.

Pengajar praktik menyapa kembali para calon guru penggerak yang sudah selesai. Pengajar praktik mengajak calon guru penggerak untuk kembali ke dalam kelompoknya masing-masing.  Pengajar praktik menjelaskan gambaran aktivitas refleksi yang akan dilakukan oleh calon guru penggerak. beristirahat dan mengajak untuk melakukan energizer. Kemudian membahas masing-masing coach mulai dari giliran pertama, bapak/ibu A, hingga yang paling terakhir. Silakan gunakan catatan Anda di lembar observasi dan silakan utarakan pendapat Anda. Untuk Anda yang sedang diberikan umpan balik, marilah kita bersikap terbuka dan dengarkan masukan-masukan dari rekan-rekan kita. Pengajar praktik memimpin diskusi pemberian umpan balik. Pengajar Praktik juga bisa memberikan masukan terhadap para calon guru penggerak tersebut. Setelah semua giliran selesai, pengajar praktik mengapresiasi semua hasil umpan balik dan praktik yang dilakukan oleh calon guru penggerak.

Aktivitas pembelajaran kelima, Praktik Rangkaian Supervisi Akademik dengan Pola Pikir Coaching.

Pengajar praktik menjelaskan gambaran aktivitas praktik penerapan coaching dalam supervisi akademik. CGP secara berpasangan akan melakukan praktik rangkaian supervisi akademik bersama dengan pasangan Anda. Rangkaian ini berarti Anda harus melakukan: 1) Pra-observasi (percakapan mengenai bagian dari pembelajaran yang menjadi fokus pengembangan), 2) Mengamati video untuk menggali data mengenai bagian pembelajaran yang disebutkan di nomor 1, atau bagian observasi, namun menggunakan video, 3) Pasca-observasi akademik, yaitu praktik pemberian feedback yang memberdayakan menggunakan pola pikir coaching, 4) Mengajak coachee untuk membuat perencanaan pengembangan diri, berdasarkan umpan balik dari coach, dan  5) Setelah rangkaian nomor 4 selesai, refleksi hasil seluruh proses supervisi akademik yang dialami bersama dengan pasangan Anda.

Lalu berganti peran. Pengajar praktik bahwa dalam praktik ini akan terdapat 4 buah lembar yang dapat membantu menjalankan supervisi akademik. Pengajar praktik memberikan kesempatan bertanya. Jika pertanyaan sudah selesai, ajak calon guru penggerak untuk mencari pasangannya masing-masing. Pada bagian ini pengajar praktik dapat berkeliling dan melihat proses yang terjadi. Pengajar Praktik juga diperbolehkan untuk memberi saran terhadap proses yang terjadi, ketika praktik sudah selesai dilakukan. Bagian ini Pengajar Praktik melakukan refleksi singkat dalam kelas besar. Ajukan pertanyaan berdasarkan 4P dan minta jawaban beberapa Calon Guru Penggerak dalam tiap tahapannya. Berikut bentuk pertanyaan yang diajukan antara lain; Peristiwa: 1) Apa tantangan Anda dalam praktik yang baru dijalankan tadi? dan 2) Bagaimana cara Anda mengatasinya? Perasaan: 1) Ceritakan perasaan Anda ketika menjalani rangkaian supervisi akademik dengan coaching yang baru saja Anda lakukan?. Pembelajaran: 1) Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari praktik ini? dan 2) Apa yang Anda pelajari dari diri Anda melalui praktik ini? Penerapan ke Depan: 1) Apa yang bisa Anda terapkan ke depannya terkait hasil praktik ini? Pengajar praktik memberikan apresiasi terhadap semua jawaban, usaha dari calon guru penggerak.

Aktivitas pembelajaran keenam, penutup.

Pengajar Praktik mengajak peserta untuk merefleksikan pengalamannya selama berproses di Lokakarya 4. Pengajar Praktik memimpin refleksi ini, dengan membahas hal-hal yang dipelajari serta hal-hal yang ingin ditingkatkan pada dalam diri terkait aktivitas di Lokakarya 4. Undang 2-3 orang untuk berbagi hasil refleksinya dalam kelompok besar. Hal yang bisa direfleksikan adalah: 1) Hal baik apa yang sudah saya lakukan di hari ini?, 2) Hal apa yang bisa saya tingkatkan ke depannya?. Pengajar Praktik mengapresiasi hasil refleksi calon guru penggerak. Tugas CGP yang pertama adalah untuk mendampingi rekan sejawat Anda (Guru lain) untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berdiferensiasi serta kuat unsur Sosial Emosional, selaras dengan modul paket 2. RPP yang dibuat ini kemudian dilaksanakan oleh rekan sejawat Anda tersebut. Tugas kedua CGP adalah melakukan observasi pelaksanaan RPP tersebut sesuai dengan rangkaian supervisi akademik dengan pola pikir coaching, yang berarti ada pula percakapan pra-observasi dan tentunya observasi. Hasil catatan observasi ini akan CGP bawa pada saat Pendampingan Individu (PI) 5. Pada saat PI 5 tersebut barulah CGP diminta untuk melakukan percakapan pasca observasi pada rekan sejawat CGP. Pengajar Praktik menutup sesi Lokakarya 4 dan mengajak Calon Guru Penggerak untuk berfoto bersama

Produk yang dihasilkan, Produk yang dihasilkan dari kegiatan Lokakarya 4 ini selain dokumentasi berupa foto maupun video, lembar kerja  tentang:  Lembar Observasi Praktik Coaching yaitu 1) Lembar Percakapan Pra, Observasi Kelas, 2) Lembar Observasi Pembelajaran, 3) Lembar Percakapan Pasca Observasi Kelas, 4) Lembar Rencana Pengembangan Diri.

Ketercapaian tujuan belajar, Ketercapaian tujuan belajar dalam lokakarya tiga ini sudah tercapai karena CGP mampu; Pertama Peserta mampu menunjukkan kemampuan coaching yang dimilikinyaKedua, Peserta mampu mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid. KetigaPeserta mampu menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik dengan menggunakan pola pikir coaching

Kesimpulan dan Refleksi pembelajaran, Lokakarya empat sangat membantu CGP dalam menunjang dan mengimplementasikan 1) Peserta mampu menampilkan kemampuan coaching pada rekan sejawatnya menggunakan alur percakapan TIRTA, 2) Peserta mampu menampilkan kemampuan melakukan supervisi akademik dengan pola pikir coaching, dan  3) Peserta mampu menghasilkan rencana pengembangan diri berdasarkan praktik supervisi akademik.

Indramayu, 10 Maret 2023

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...