Penulis: Tatang Sunendar
Tatang Sunendar
Oleh Tatang
Sunendar
Seorang sahabat
yang kepala sekolah mengirimkan video konferensi pers Kongres XXIII Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Sabtu,
2 Maret 2024. Cuplikannya antara lain adalah
... di point sebelas berbunyi ...kami
mendorong pemerintah untuk mengurangi beban administrasi guru dengan mengisi
aplikasi di Plarform Merdeka Mengajar (PMM). Itulah pernyataan resmi yang
disampaikan oleh Pengurus Besar PGRI,
sebuah seruan yang menarik mengingat Pertama
PMM sudah sejak hampir tiga tahun diberlakukan dan guru-guru tidak mendapat hambatan,
dan sekarang ramai kembali mengingat guru ASN diwajibkan mengisi e-kinerja di
PMM. Kedua sejak Copid-19 guru-guru
sudah terbiasa menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran seperti LMS dan
aplikasi lainnya. Ketiga tanpa PMM
pun pembuatan SKP dan administrasi guru dan kepegawaian lainnya sudah
menggunakan Aplikasi yang dirancang oleh Pemerintah daerah masing-masing.
Adapun Plaform
merdeka mengajar dirancang untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar
dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman
tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak
bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Ekosistem
PMM memudahkan para pendidik mengakses informasi, referensi, serta inspirasi.
Lebih lanjut Platform
Merdeka Mengajar disediakan bagi guru dan kepala sekolah untuk mendapatkan
referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka, serta mendukung
proses belajar bersama di kelas, sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih
kreatif, bermakna, dan berpusat pada murid. Guru dapat menggunakan platform
Merdeka Mengajar sebagai sumber mengajar, selama diselaraskan dengan kebutuhan
murid dan tujuan pembelajaran.
Sedangkan PMM
sebagai media teknologi informasi dan komunikasi sama seperti media TIK lainnya
telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia
pendidikan. Bagi para guru, penggunaan PMM tidak hanya memperkaya pengalaman
belajar mengajar, tetapi juga membuka pintu menuju berbagai kesempatan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran mempunyai manfaat. Beberapa manfaat utama bagi
guru dalam konteks pembelajaran.
Pertama Akses Terhadap Sumber Belajar yang Luas, dengan
menggunakan PMM, guru dapat mengakses berbagai sumber belajar secara daring
dari seluruh Indonesia. Ini termasuk materi pelajaran, makalah, arikel berbagi
pratek baik, video pembelajaran, dan sumber daya pendidikan lainnya. Dengan
demikian, guru dapat memperkaya kurikulum mereka dengan informasi terbaru dan
konten yang relevan, meningkatkan pemahaman siswa tentang topik tertentu.
Kedua Pembelajaran Interaktif, PMM memungkinkan
pengembangan pembelajaran interaktif yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Berbagai aplikasi, perangkat lunak, dan platform daring memungkinkan guru untuk
menciptakan pengalaman belajar yang memikat, termasuk simulasi, permainan
edukatif, dan kuis daring. Hal ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih
menarik bagi siswa, tetapi juga membantu guru untuk mengukur pemahaman mereka
secara lebih efektif.
Ketiga memfasilitasi kolaborasi antara guru dan
siswa, serta antara sesama guru. Melalui platform pembelajaran daring dan alat
kolaborasi seperti forum diskusi, blog kelas, dan aplikasi berbagi file, guru
dapat memperluas ruang kelas mereka di luar dinding fisik. Ini memungkinkan
diskusi yang lebih mendalam, pertukaran ide, dan proyek kolaboratif yang
mendorong kreativitas dan pemecahan masalah.
Keempat Personalisasi Pembelajaran, Setiap siswa
memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda. PMM memungkinkan guru untuk
menyajikan materi pembelajaran secara lebih personal dan disesuaikan dengan
kebutuhan individu. Dengan menggunakan perangkat lunak pembelajaran adaptif dan
analisis data, guru dapat melacak kemajuan siswa secara individual dan
memberikan umpan balik yang sesuai untuk membantu mereka mencapai potensi
maksimal.
Kelima Kemudahan Penilaian juga menyediakan
berbagai alat untuk mengevaluasi pemahaman siswa dan menelusuiri kemajuan
mereka. Sistem manajemen pembelajaran (LMS) di PMM memungkinkan guru untuk
membuat dan mengelola ujian daring, tugas daring, dan survei untuk mengumpulkan
umpan balik. Selain itu, perangkat lunak analisis pembelajaran dapat membantu
guru dalam menganalisis data evaluasi untuk mengidentifikasi pola belajar siswa
dan menyesuaikan strategi pengajaran mereka.
Keenam Pelatihan dan Pengembangan Profesional, PMM
juga memungkinkan guru untuk mengakses pelatihan dan pengembangan profesional
secara daring. Berbagai platform daring menawarkan kursus, webinar, dan sumber
daya lainnya untuk meningkatkan keterampilan pengajaran dan memperkenalkan
pedagogi inovatif. Dengan terus belajar dan mengembangkan diri, guru dapat
tetap relevan dalam menghadapi perubahan yang cepat dalam dunia Pendidikan, beragam
pelatihan bisa diakses secara mandiri di PMM.
Ketujuh meningkatkan Keterlibatan Orang Tua, guru
dapat berkomunikasi dengan orang tua secara lebih efektif mengenai perkembangan
akademis dan perilaku anak-anak mereka. Platform pembelajaran daring sering
menyediakan akses orang tua untuk melacak kemajuan siswa, melihat tugas yang
diberikan, dan berkomunikasi dengan guru. Ini membuka saluran komunikasi yang
lebih terbuka dan transparan antara sekolah dan rumah, memungkinkan orang tua
untuk mendukung pembelajaran anak-anak mereka dengan lebih baik.
Ketujuh manfaat
tersebut telah diadopsi dalam PMM yang sudah barang tentu sudah biasa
dilaksanakan, namun harus menjadi catatan bahwa akses sinyal, kondisi daerah
dan heterogenitas kemampuan guru untuk menggunakan PMM menjadi kendala
tersendiri, tetap dengan kolaborasi berbagai pihak nampaknya kendala tersebut
bisa diatasi sepanjang guru dan pendidik lainnya mempunyai semangat dan kemauan
untuk terus berkembang maka kendala-kendala tersebut bisa diatasi.
Adapun terkait dengan guru terbebani dengan beban
admintrasi yang harus diisikan di PMM,
hal ini justru sebaliknya dari aplikasi PMM guru bisa memanfaatkannya dengan mengunduh
berbagai perangkat ajar mulai dari modul ajar, buku, soal, video-video
pembelajaram pun dengan pelatihan dilakukan secara mandiri yang bisa dilakukan
oleh guru kapan, dan dimana saja. Saat guru mengikuti pelatihan secara mandiri
dan dibebani tugas serta dokumen aksi nyata, itu merupakan sebuah konsekuensi
dalam suatu proses pelatihan. Jikapun pelatihan dilakukan secara langsung guru guru
akan dibebani untuk mengerjakan tugas. Begitu pula untuk pengisian evaluasi
kinerja sejatinya guru hanya sibuk saat fase perencanaan saat menyusun rencana kinerja
harian (RKH) dalam pelaksanaan guru hanya mengisi saat kapan jadwal kegiatan
obsrevasi akan dilakukan, bukan secara terus menerus untuk selalu akses PMM.
Zaman sudah
berubah, PMM telah membuka banyak peluang bagi guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pengajaran mereka. Dari akses terhadap sumber belajar yang
luas hingga kemampuan untuk personalisasi pembelajaran, teknologi telah menjadi
alat yang berharga dalam mengubah cara kita belajar dan mengajar. Dengan
memanfaatkannya secara efektif, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang inspiratif dan inklusif yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi
tantangan dunia yang terus berkembang. Kita menghargai Pengurus Besar PGRI sebagai
mitra Kemdikbudrsitek yang menyoal tentang guru harus memanfaatkan PMM, mengingat
kondisi keterbatasan akses/signal, heterogenitas kompetensi, status Guru yang
harus dilakukan pendampingan secara terus menerus, untuk itu PGRI jangan lelah
berjuang serta senantisa berpihak pada guru. Jadilah jembatan aspirasi menuju
kesejahteraan yang diidamkan guru…semoga.