Penulis: A. Rusdiana
A. Rusdiana
"Banyak
tenaga, energi dan waktu yang harus dikeluarkan kembali untuk memualia lagi
dari awal. Bulatkan tekad, di masa depan saya tak ingin remedial lagi".
Oleh A. Rusdiana
REMEDIAL merupakan suatu proses yang esensial dari
kegiatan pembelajaran Kurikulum Merdeka, dilakukan oleh seseorang yang
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil interaksi
saat belajar. Dari hasil belajar kita juga dapat mengukur kemampuan siswa.
Hasil belajar siswa dapat diukur dari rapor, ulangan dan lain-lain. Namun pada
dasarnya untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar tidak akan pernah lepas
dari usaha siswa itu sendiri. Gegne dalam Suyono&Hariyanto (2011),
menyatakan pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Hasil belajar
sebagai tingkat penguatan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
(Solihatin Etin, 2012). Remedial dilakukan oleh guru berdasar pada Hasil
penilaian belajar baik itu pengetahuan atau ketrampilan setalah pendidik
menganalisi dan di peroleh informasi capaian kompetensi siswa yang sudah
mencapai KKM (keriteria Ketuntasan Minimal) suatu Kompetensi Dasar (KD)/muatan
pelajaran. jika terdapat siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, guru harus
memberikan program remedial, sedangkan bagi siswa yang telah mencapai KKM KD,
pendidik memberikan pengayaan. Bagi sebagian siswa, "remedial dianggap
satu hal yang menakutkan". Mengapa...? Siapa peserta PPG yang mau
Remedial...? Untuk itu, sebelum lebih jauh pada pelaksanan rememedial maka
terlebih dahulu guru maupun siswa perlu konsep dan operasional yang berkaitan
dengan remedial, diantaranya:
Pertama Apa itu
Program Remedial? Istilah pembelajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar
untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit). Namun, dewasa
ini pengertian ini sudah berkembang, sehingga anak yang normal pun memerlukan
pelayanan pembelajaran remedial (Remedial Teaching). (Guntur Tarigan, 2009). Program
Remedial ialah kegiatan memberikan tindak lanjut kepada siswa yang belum
mencapai KKM KD/Muatan Pelajaran.
Kedua tujuan dan
Fungsi Program Remedial?; Secara umum pembelajaran perbaikan/remedial mempunyai tujuan dan
fungsi yang tidak berbeda dengan pembelajaran biasa yaitu dalam mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pembelajaran perbaikan bertujuan
agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar yang
diharapkan sekolah melalui proses perbaikan. Adapun tujuan pembelajaran
remedial adalah: (1) Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi
belajarnya; (2) Dapat memperbaiki atau mengubah cara belajarnya ke arah yang
lebih baik; (3) Dapat memilih mater dan fasilitas belajar secara cepat; (4)
Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapai hasil
yang lebih baik; (5) Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
kepadanya. (Zalyana, 2024).
Adapun fungsi pelaksanaan
pembelajaran remedial menurut Warkitri dalam Kunandar (2009) sebagai berikut:
(1) Korektif, yaitu pembetulan atau perbaikan tentang perumusan tujuan,
penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran, evaluasi dan
segi-segi pribadi dan sebagainya; (2) Pemahaman, artinya dari pihak guru, siswa
atau pihak lain memahami siswa. (3) Penyusaian, artinya siswa dapat belajar
sesuai dengan kemampuan dirinya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih
baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang
kesulitan belajar sehingga mendorong untuk lebih belajar.
Ketiga;
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Remedial; Ischak dan Warji menyarankan
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan
bentuk-bentuk sebagai berikut:
1.
Mengajarkan
kembali (re-teaching); Maksudnya adalah kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan
jalan mengajarkan kembali bahan yang sama kepada para siswa yang memerlukan
bantuan dengan cara menyajikan yang berbeda dalam hal-hal sebagai berikut: a)
Kegiatan belajar mengajar dalam situasi kelompok yang telah dilakukan b)
Melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar c) Memberikan dorongan
(motivasi) atau penggalakan kepada siswa pada kegiatan belajar
2. Bimbingan
individu atau kelompok
3. Memberikan
pekerjaan rumah
4. Menyuruh
siswa mempelajarai bahan yang sama dari buku-buku pelajaran, buku paket atau
sumber-sumber bacaan yang lain.
Selain itu, Menurut Arnie Langkah-langkah pembelajaran remedial dapat
berupa: 1) Tes ulang; 2) Pemberian tugas tambahan; 3) Pembelajaran ulang
(penjelasan-penjelasan ulang); 4) Belajar mandiri kemudian tes; 5)
Belajar kelompok dengan bimbingan guru. Belajar kelompok dengan bimbingan siswa
yang telah tuntas belajarnya.(Arnie Fajar, 2004).
Kalau memang, ternyata belum berhasilnya dalam melampaui tantangan, faktor
penyebabnya ada pada diri saya sendiri. Banyak alasan yang dibuat sebenarnya
menjadi penghalang yang harus disingkirkan. Ternyata remedial saat melampaui
tantangan tidak mengenakan. Banyak tenaga, energi dan waktu yang harus
dikeluarkan kembali untuk memualia lagi dari awal. Bulatkan tekad, di masa
depan saya tak ingin remedial lagi.
Wallahu A'lam Bishowab
_____________
*) Tulisan ini, semula dijadikan Bahan Materi Penguatan Pada Perkuliahan Komprehensif
PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023. Kalau memungkinkan dapat di
publis di MO-beritadissdik.
Penulis:
Ahmad Rusdiana, dalam 3 Minggu ini, 22 Juni sd. 17
Bertugas sebagai Dosen/Tutor pada Perkuliahan Lokakarya Review Perangkat
Pembelajaran dan PTK-PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2023. Salah seorang
Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati
Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen
Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan,
Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan,
Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen
pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan;
Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori
dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen
Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi;
Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung
yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta
garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat
Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri
Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap
tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung.
Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket
A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag
Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun
2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2)
https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3)
https://play. google.com/ store/ books/author?id.