REFLEKSI PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU MENUJU ERA KURIKULUM MERDEKA

Penulis: A. Rusdiana

Dibaca: 991 kali

A. Rusdiana

Oleh A. Rusdiana

 

Pengembangan profesional merupakan sebuah dimensi khusus pemberdayaan sumber daya pembelajaran, terutama guru beserta perangkatnya dengan tujuan akhir adalah peningkatan performansi peserta didik. Terlebih bila diasandingkan dengan tuntutan kebutuhan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan merdeka belajar. Merdeka belajar merupakan bentuk penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. Konsep Merdeka Belajar adalah mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undangundang untuk memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka (Sherly.et.al.,2020). Bahagia untuk guru, bahagia untuk siswa, bahagia untuk orang tua, dan bahagia untuk semua orang (Saleh,2020).

Pertama: Tantangan dan masala Bagi Guru profesional Dalam menhdapi Kurikulum Merdeka; Profesioalisme Guru atau Pendidik Setiap negara menyadari bahwa guru merupakan sosok penting dalam dunia pendidikan sehingga perlu adanya usaha peningkatan kualitas guru baik di negara maju maupun berkembang sehingga menjadi guru yang profesional (Tarihoran, 2017). Masalah yang dihadapi Oleh Guru seiring dengan Pengaplikasian Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Kualitas Belajar siswa, diantaranya:

1.     Masalahnya adalah saat membuat perangkat menjadi sulit dulu membuat perangkat itu mudah jadi, sekarang itu modul ajar harus lengkap. Mulai dari materi, kemudian sama dengan RPP rata-rata Cuma lebih dikembangkan secara detail.

2.     Hilangnya motivasi belajar siswa menjadi titik awal peran guru ini dibutuhkan dalam membangun pembelajaran menggunakan kebijakan kurikulum baru. Motivasi dapat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ketercapaiannya tujuan pendidikan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. (Nurdyansyah&Fahyuni,2016).

3.     Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Juliya&Herlambang,2021) Hal tersebut membuktikan bahwa perlunya peran guru dan orang tua siswa yang berkerjasama dalam menciptakan usaha untuk memberikan motivasi dengan melakukan pendampingan kepada siswa selama proses pembelajaran. (Suhandi & Robi’ah,2022).

4.     Dalam meningkatkan mutu pendidikan, guru pun perlu menciptakan pembelajaran yang bermakna. (Aritonang&Armanto,2022).

5.     Dalam mewujudkan peran dan fungsinya, guru dapat secara aktif melibatkan semua komponen pendidikan mulai dari komponen internal seperti penerapan kebijakan kurikulum baru sampai pada komponen eksternal yaitu menciptakan lingkungan pendidikan (Sumanti & Ahmad,2022).

6.     Keterlibatan setiap komponen ini dapat berjalan baik jika terjalin kerja sama yang baik pula dalam memberikan motivasi sesama guru dalam lingkup pendidikan. (Riowati & Yoenanto, 2022).

Kedua Peluang Pengembangan; Untuk menjadi seorang guru wajib memenuhi kualifikasi yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 10, yang diatur kemudian dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, menyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional (Yunita et al., 2022).

Hal ini ditunjukkan oleh sejumlah penelitian yang menemukan bahwa  kualitas guru secara keseluruhan akan berdampak langsung pada capaian kompetensi siswa (Rahman, 2013; Darling-Hammond, dkk., 2005; Rivkin, Hanishek & Kain, 2005). Oleh karena itu, setiap guru harus merasa sangat penting untuk memahami bagaimana terus belajar meningkatkan kompetensinya dalam konteks pembelajaran bermakna, sehingga dapat meningkatkan capaian kompetensi peserta didik dalam setiap aspek perilaku yang menjadi tujuan pembelajaran baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan (Dar­ling-Hammond& Richardson, 2009).

Ketiga: Alternatif Pengembangan pengembangan profesional yang Ideal; Inti atau core pengembangan profesional menurut European Commission (2010) adalah efektivitas guru dengan segala perangkatnya. Lapisan atau layer dimensi pengembangan guru dapat dilihat pada gambar 1.

 

                                              

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Lapisan atau Layer Pengembangan Profesional Guru
Diadaptasi dari European Commission, (dalam Rahman 2014)

Tampak pada gambar 1 terlihat bahwa dimulai dari karakteristik sistem pendidikan nasional sebuah negara, keberadaan guru beserta jaminan karier dan pengembangan kompetensinya merupakan lapisan pembungkus yang melandasi kinerja sekolah sebagai institusi profesional guru, sehingga lapisan berikutnya efektivitas pembelajaran dan efektivitas guru bisa terjamin implementasinya.

Terkait dengan dimensi lapisan pengembangan profesional guru yang terdapat pada Gambar 1, Ross & Bruce, (2007), dalam penelitanya memberikan solusi untuk membantu dan memfasilitasi pertumbuhan pengembangan profesional guru melalui refleksi atau asesmen diri dapat bersumber dari beberapa strategi diantaranya:

1.     Meningkatkan peran peer group melalui kegiatan peer coaching;

2.     Pengamatan oleh agen perubahan eksternal, termasuk peran peneliti, 

3.     Berfokus pada masukan strategi pembelajaran

Penelitian ini juga dapat memberikan supporting external system bagi upaya refleksi guru dalam upaya pengembangan profesional berkelanjutan.

Implikasi dari itu semua, pada prinsipnya Guru diera Kurikulum Merdaeka harus banyak belajar bagaimana mengajar, yaitu tentang bagaimana lebih banyak mendesain sejumlah aktivitas yang digunakan di kelas sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Selain itu, juga guru harus memahami bagaimana siswa belajar dan mengingat sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas belajar siswa serta pemahaman mendasar tentang pemilihan dan penggunaan pendekatan dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaraan. Hal tersebut di atas dapat dikembangkan dengan baik oleh guru jika mereka dapat melakukan refleksi terhadap tugas dan fungsi profesionalisme mereka dengan baik.

Jika refleksi diri guru dilakukan dengan baik, maka upaya yang dilakukan untuk mengembangkan profesionalisme-nya pun juga baik. Tentu saja hal ini bukan merupakan faktor utama dan satu-satunya, Namun, refleksi diri merupakan bagian penting dalam pengembangan profesi-onalisme guru.

Wallahu A'alam Bishowab.

______________

*) Tulisan ini, semula dijadikan Bahan Materi Penguatan Pada Perkuliahan Pendalaman Materi Keprofesian PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2021/2022. Laporan Kinerja Pendalaman Materi Pedagogik dapat diakses pada https://etheses.uinsgd.ac.id/41405/1/LAPORAN%20PPG.pdf. Kalau memungkinkan dapat di publis di MO-beritadissdik.

Penulis:

Ahmad Rusdiana, Dosen/Tutor pada Perkuliahan Pendalaman Materi Keprofesian, Pedagogik PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tahun 2021-2022. Salah seorang Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan, Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan, Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/ books/author?id.

 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...