RONTOKNYA MORALITAS PENGUNJUK RASA TERHADAP ISU-ISU 3 PERIODE MASA JABATAN PRESIDEN DALAM PSIKOTERAPI ISLAM

Penulis: Dr. (Cand). Faisal Rachmat, S.PSi., M.A.

Dibaca: 647 kali

Dr. (Cand). Faisal Rachmat, S.PSi., M.A.

Oleh Dr. (Cand). Faisal Rachmat, S.PSi., M.A.

(Dosen Prodi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Ummul Qura Al-Islam Bogor)

 

Tanggal 11 April 2022, telah terjadi demo BEM Mahasiswa Se Indonesia yang memprotes isunya perpanjangan masa jabatan ulil amri nasional (Presiden) dan langkanya ketersedian produk minyak goreng dalam negeri yang disinyalir diselundupkan ke luar negeri oleh sejumlah oknum produsen minyak goreng dalam negeri. Di waktu bersamaan terjadi peristiwa pengeroyokan akademisi Ade Armando oleh sejumlah massa yang menyusup dalam kegiatan demonstrasi BEM SI di Gerbang MPR/DPRRI. Perihal pengeroyokan Ade Armando ini, saya kategorikan bahwa massa penyusup demonstrasi BEM SI alami frustasi sosial dan adanya ujaran kebencian yang dilakukan oleh sejumlah massa yang mengeroyok Ade Armando s.d. babak belur serta penelanjangan pakaian massa penyusup terhadap Ade Armando yang saat bersamaan ikut berdemonstrasi di barisan BEM SI.

Dengan indikasinya frustasi sosial dan ujaran kebencian yang melanda sejumlah massa penyusup, maka muncullah motif melakukan kekerasan fisik terhadap Ade Armando. Frustasi sosial adalah suatu gejala kejiwaan masyarakat yang mengalami kebuntuan dalam memecahkan persoalan hidup masyarakat sendiri. Adapaun faktor yang menyebabkan masyarakat alami frustasi sosial adalah faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor pendidikan. Sedangkan ujaran kebencian adalah suatu ekspresi individu ataupun komunitas masyrakat yang tidak menerima kritikan orang lain maupun komunitas masyarakat lainnya perihal perilaku dan pemahaman agama yang dianut oleh individu/masyarakat tertentu. Adapun faktor yang menyebabkan ujaran kebencian individu pada orang lain adalah faktor ketidaksesuaian pengamalan ajaran agama tertentu, ketidakmatangan emosional dalam menyikapi kritikan orang lain, dan ketidaksiapan mentalitas dalam menghadapi perubahan zaman.

Dalam meminimalisasi ataupun mengurangi dampak frustasi sosial dan ujaran kebencian terhadap salah satu tokoh akademisi ataupun nasional adalah dengan melakukan pendekatan psikoterapi Islam yang salah satu objeknya takrimul akhlak/penghargaan untuk moral. Takrimul'Amal wal Akhlak yang terjemahannya adalah penghargaan moral/perbuatan dan akhlak (perilaku dan budi pekerti) yakni dengan menjaga segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita dengan acuan Alquran dan Al-Sunnah, dan menjaganya dari hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Alquran dan Al-Sunnah.

Takrimul'Amal wal Akhlak disebut juga Akhlak Karimah adalah perilaku dalam berhubungan kepada Allah, sesama manusia dan kepada alam sekitar dengan nilai-nilai yang memuliakan manusia menurut ajaran Alquran dan Sunnah, yang di dalamnya terkandung sikap sopan dan santun, sikap hormat dan menghargai orang lain, sikap kasih sayang, sikap malu, sikap menjaga diri, dan sebagainya yang diajarkan oleh Allah dan Rasulullah.

Adapun sarana obyek Takrimul Akhlak meliputi berbagai amal perbuatan yang memberikan dampak pada jiwa ini sehingga dengan perbuatan tersebut jiwa terbebas dari penyakit atau mencapai maqam keimanan atau akhlak Islami. Contohnya adalah berdemonstrasi secara damai dan tertib serta menghindari bentrok dengan sejumlah aparat keamanan yang melindungi fasilitas Negara seperti Gedung MPR/DPRRI.

Seiring sarana obyek Takrimul Akhlak yang penulis ungkapkan, terdapat tujuan psikoterapi takrimul akhlak adalah penanaman nilai-nilai rabbani pada diri manusia dalam memelihara eksistensinya sebagai hamba Allah. Contohnya adalah edukasi nilai-ketuhanan yang maha esa yang bisa kita lihat dalam bentuk sikap saling menghargai, toleransi, tenggang rasa, berbelas kasih, dan saling menahan diri untuk tidak berbuat anarkis saat berdemonstrasi.

Atas dasar tujuan psikoterapi takrimul akhlak, penulis mengimbau bagi seluruh generasi milenial untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dalam menyikapi kebijakan pemerintah, khususnya bagi para demonstran yang menyuarakan hati nuraninya kepada pemerintah atas ketidaksetujuan pada kebijakan pemerintah yang tidak adil ataupun memberatkan kehidupan masyarakat umum.

Hal ini sesuai dengan QS. Ali Imran ayat 159 yang artinya sbb:

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

 

Dr. (Cand). Faisal Rachmat, S.Psi.,MA. Lahir di Jakarta, 03 Desember 1983, Alumni Madrasah Ibtidaiyah angkatan 1996, Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta angktan 1999, SMAN 29 Jakarta angkatan 2002, Fakultas Psikologi UIN Jakarta angkatan 2006. Beliau terdaftar di PD Dikti tahun 2020 sebagai Dosen Tetap dalam Prodi Bimbingan Konseling Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Ummul Qura Al-Islam, Lewiliang, Bogor Barat. Prestasi Beliau adalah pernah menjadi Narasumber di workshop Internasional pada mata kuliah Kurikulum Paud di Program Doktor PAUD Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta tahun 2017. Beliau adalah Lulusan Master Of Arts Psychology di Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta tahun 2010, beliau juga tercatat sebagai Mahasiswa S3 PAUD Universitas Negeri Jakarta yang sekarang masih menyelesaikan desertasi PAUD dan pengalaman bekerja beliau sebagai dosen di bidang Psikologi Organisasi, Psikologi Komunikasi, Psikologi Jurnalistik, Psikologi Pendidikan, Psikologi Kebidanan, Psikologi Kreativitas Anak Berbakat, Psikologi Keperawatan, Psikologi konsumen, Statistik Dasar, Metode Penelitian Kuantitatif dan Psikologi Konseling pada sejumlah kampus swasta ternama Seperti Universitas Gunadarma, Univ. Nasional, Univ. Tarumanegara, Univ. Mercubuana dan Univ. Al-azhar Indonesia mulai dari tahun 2010 s.d 2019. Saat ini Beliau mengampu sejumlah mata kuliah bidang Psikologi dan Bimbingan Konseling Islam diantaranya Psikologi Pendidikan, Psikologi Umum, Psikologi Perkembangan, Psikologi Abnormal, Psikologi Kepribadian, Pengantar Ilmu BKI, Konseling AUD, Patologi Sosial, Psikoterapi Islam, Manajemen Pelayanan BKI, Konseling Lintas Budaya dan Rehabilitasi Sosial. Selain mengajar mahasiswa, beliau juga membimbing skripsi Mahasiswa BKI, Konselor PABKI 2020-2025 dan Sekjen Pusat Literasi Komunikasi Media-Fakultas Dakwah Komunikasi IUQI Periode 2021-2023. 

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...