Shakespeare Hidupi Dunia

Penulis: Ferdinal

Dibaca: 98 kali

Makam Shakespeare di Trinity Church, Stratford-upon-Avon (Dokumentasi Ferdinal)

Oleh Ferdinal*

*Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, Padang


Padang, 07/01/2023

“Apalah arti sebuah nama (What is in a name)”? Adalah kutipan pertama yang saya tahu ketika saya dan kawan-kawan belajar tentang Shakespeare di perguruan tinggi. Pada masa awal kuliah itu, kami yang belum banyak membaca kehidupan Shakespeare dan karya-karyanya, diberitahu bahwa dia adalah pujangga dan dramawan termasyur sepanjang masa.    

Seiring berjalannya waktu, kami mulai membaca literatur tentang kehidupan Shakespeare dan karya-karyanya. Dosen memberitahu kami bahwa Shakespeare lahir 1564, di Stratford-upon-Avon dan meninggal tahun 1616 di tempat yang sama. Selama hidupnya dia tidak pernah menerbitkan karya-karya tetapi menampilkannya dalam teater yang dibangunnya dengan nama Teater Globe.          

Apakah Shakespeare hanya sebegitu? Pertanyaan yang mulai memenuhi fikiran kami setelah tamat. Saya sebagaimana pembaca lainnya mungkin juga memiliki pertanyaan yang sama. Sampai saat ini, kehebatan Shakespeare tentunya tidak hanya pada tataran karyanya yang mengagumkan dunia, terlepas dari sejumlah kontroversi yang membalutnya.        

Bagi saya, Shakespeare tidak hanya seorang seniman hebat tetapi dia juga seorang pemberi kehidupan kepada puluhan juta orang di dunia setiap tahunnya, mulai dari mereka yang hidup di Inggris sampai kepada mereka yang hidup di berbagai penjuru dunia. Kelahirannya menjadi berkah bagi banyak orang.   

Pertama, sepanjang karirnya, menurut sebuah sumber, Shakespeare menulis 38 drama, 2 buku puisi, 154 soneta, dan sejumlah puisi. Ketika kuliah dahulu, kami ditawari sejumlah drama seperti Romeo and Juliet, Hamlet,dan Macbeth untuk dibaca dan dibahas. Setelah membaca kami berdiskusi dan akhirnya turut mengatakan bahwa karya-karya tersebut hebat karena banyak hal termasuk tema yang diangkatnya. Apa yang kami pahami juga dipandang sama oleh sejumlah orang. CNN Indonesia.com beberapa waktu lalu menulis, "Shakespeare menurut saya adalah penulis yang benar-benar menjelajahi setiap bentuk emosi dari manusia, kebaikan, kejahatan, ketamakan, semuanya," kata Dea Safira Basori seusai acara Shakespeare in A Cup.          

Dalam dunia penerbitan, karya-karya Shakespeare selalu diminati dan dicetak ulang dalam bentuk buku konvensional maupun elektronik. Kita bisa membaca karya-karya dia di perpustakaan atau membaca nya dalam pustaka online. Karya-karya ini diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia. Kita bisa menikmati karya-karya Shakespeare dalam banyak bahasa di dunia. Kemudian kita juga bisa menemukan sejumlah karya sadurannya.  

Dua, Shakespeare masuk dunia industri pertunjukan dan film. Karya-karya dia, dari zaman Shakespeare sampai sekarang selalu dipentaskan. Di teater Globe miliknya, karya-karya dia bisa dinikmati secara teratur dan terjadwal. Dia dan karya-karyanya memberi inspirasi kepada jutaan orang di dunia untuk mencari penghidupan. Pecinta Shakespeare bisa menikmati karya-karya dia di sejumlah teater di sejumlah kota besar dunia. Di London, wisatawan bisa menonton pertunjukan drama dia di teater Globe secara teratur. Sebelum pandemi Covid-19, setiap minggu karya-karya ini dipentaskan. Sejumlah karya dia juga sudah dibuatkan film nya termasuk “Romeo dan Juliet”, “Hamlet,” “Macbeth,” dan drama lainnya.          

Di Indonesia, misalnya, dramawan Indonesia sudah mementaskan sejumlah karya Shakespeare. Diantaranya, W S Rendra. Rendra menyadur Macbeth (mulai 1971 sampai beberapa kali pentas) dan menjadikan karya tersebut mudah dipahami. Kepercayaan Rendra bahwa seni yang baik itu seni yang bisa dinikmati dan dipahami oleh orang banyak juga dilakukannya terhadap karya Shakespeare.        

Shakespeare adalah penulis besar dunia yang karya-karyanya bermutu.  Karya-karya ini tidak hanya bermanfaat bagi segelintir orang tetapi oleh banyak orang dari semua kalangan, masyarakat awam, dunia akademik, dan dunia industri.  

Di dunia akademik, seperti jurnal, klub, dst., Shakespeare sudah menjadi merek tersendiri. Shakespeare dan karya-karya nya menjadi topik penelitian dan tulisan, pada level sarjana S1, S2, dan S3. Hasil dari penelitian ini dipublikasikan di berbagai media cetak dan elektronik, mulai dari koran, majalah, jurnal dan buku. Ribuan sarjana lahir karena Shakespeare dan karya-karyanya.         

Drama-drama Shakespeare bisa ditemukan di toko2 buku. Sejumlah jurnal ilmiah menjadi wadah bagi ilmuwan di seluruh dunia untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka, diantaranya Multicultural Shakespeare, Shakespeare, Shakespeare Bulletin, Shakespeare Quarterly, dsb.

Tiga, dunia industri pariwisata berhutang kepada Shakespeare dan karya-karyanya. Kehadiran dia di dunia sastra memberi inspirasi kepada banyak pihak untuk mengolah sejumlah warisan budaya menjadi tujuan wisata. Di London dan sekitarnya, terdapat sejumlah destinasi wisata Shakespeare, diantaranya desa, rumah, makam, dan teater Globe.  

Startford-upon-Avon menjadi tujuan wisata ribuan wisatawan setiap harinya. Pada akhir pekan, khsususnya, wisatawan akan bertemu dengan ribuan orang yang datang menikmati keunikan desa ini, yang menjadi terkenal karena Shakespeare. Desa ini siap menanti tamu dengan semua fasilitasnya, termasuk rumah kelahiran Shakespeare, rumah kerabat, sekolah Shakespeare, serta gereja di mana dia dulunya beribadah dan dimakamkan. Peninggalan Shakespeare ini dikelola oleh Shakespeare Birthplace Trust, sebuah organisasi nirlaba yang merawat dan mengembangkan wisata Shakespeare.

Wisatawan yang menginap di London bisa menuju tempat ini dengan naik mobil dari stasiun bus London. Bus mencapai desa dalam waktu lebih kurang 2.5 jam dan berhenti di halte destinasi tujuan. Mulai dari gerbang daerah yang terlihat dari halte, wisatawan diarahkan untuk berjalan kaki menuju rumah Shakespeare.    

Mereka berjalan sekitar 15 menit untuk sampai di rumah kelahiran Shakespeare. Sebuah rumah tua yang dipertahankan keasliannya. Rumah ini salah satu destinasi wajib bagi sebagian besar pecinta Shakespeare. Wisata sejarah dimulai di sini. Pengunjung dipungut bayaran £18 (pada tahun 2017) untuk mengikuti tur rumah Shakespeare ini mulai dari pintu masuk sampai kepada toko suvenir.           

Wisatawan kemudian bisa menikmati tempat-tempat lainnya yang mereka mau. Banyak pengunjung yang selanjutnya melihat dan menikmati sebidang tanah yang digunakan sebagai kebun bernuansa sastra. di sini, mereka mengenang karya-karya Shakespeare yang dituliskan di berbagai tempat seperti, batu, lantai, tempat duduk, dinding, dan bahkan pohon dan daun buatan.

Berbagai kutipan dari karya-karya Shakespeare dituliskan dengan berbagai cara sehingga pengunjung bisa mengingat dan mengetahui karya-karya dia tanpa harus terlebih dahulu membacanya. Pengunjung bisa menikmati taman cantik dengan spot foto cantik.         

Selanjutnya wisatawan berjalan beberapa ratus meter menuju Grammar School, sekolah di mana Shakespeare sekolah ketika kecil. Sekolah ini memungut £5 (tahun 2017) bagi wisatawan yang ingin masuk dan melihat langsung bangku di mana Shakespeare duduk ketika sekolah dahulu serta melihat keadaan sekolah waktu itu. Perjalanan ke sekolah ini menyenangkan dengan berjalan beriringan dan mengikuti jalan yang bersih dan rapi tanpa ada kendaraan.       

Selanjutnya perjalanan berlanjut ke Hall’s Croft, rumah anak Shakespeare Susanna dan suaminya Dr. John Hall. Suasana indah di sekitar dan dalam rumah dengan sejumlah peralatan dan perabot peninggalan Dr Hall ketika praktik dulunya. Pengunjung bisa merasakan bagaimana Dr. Hall dan Susanna menjalani hari-harinya waktu itu.       

Tujuan terakhir yang paling banyak diambil wisatawan adalah Holy Trinity Church, gereja Stratford-upon-Avon di mana Shakespeare beribadah selama berada di desanya dan terakhir menjadi tempat pemakamannya. Sebuah gereja tua dengan beberapa bangunan, taman, dan pemakaman di sekitarnya. Pengunjung bisa memasuki gereja ini jika tidak ada kegiatan keagamaan berlangsung. Dengan membayar £3 (tahun 2017), pengunjung bisa melihat setiap ruang dan sudut bangunan ini serta berlama lama di altar depan gereja di mana sejumlah orang dimakamkan termasuk makam Shakespeare. 



Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...