Penulis: Neneng Fitri Ekasari, M.Pd
Neneng Fitri Ekasari, M.Pd
Oleh Neneng Fitri Ekasari, M.Pd
(Kepala SLB Cahaya Gemilang Pertiwi Kab.
Cianjur/Pengurus Pusat FGLSN/Pengurus Satgas GLS SLB Provinsi Jawa Barat/Ketua
Satgas GLS SLB Kab. Cianjur/Lintang Samudera Edukasi/Komunitas Cinta
Indonesia/KACI #PASTI BISA#)
Mantan?
Seperti sesuatu yang alergi untuk diucapkan atau didengarkan ketika muncul
dalam sebuah percakapan. Hal-hal yang menyedihkan dan menyebalkan keluar
sebagai jawaban saat timbul pertanyaan tentang mantan. Berbagai alasan
dikemukakan, bahwa pernah ditinggalkan saat perasaan berada di puncak kasih
sayang, kerinduan, dan takut kehilangan. Ataupun pernah diduakan hati oleh
mantan, ditinggalkan tanpa ada kejelasan, sehingga menimbulkan dendam yang
berkepanjangan. Semua berada dalam posisi negatif ketika berbicara tentang
mantan.
Tahukah
kawan, dalam beberapa kasus, ternyata mantan adalah motivator terbaik dalam
kehidupan. Ketika saya memiliki kesempatan berbincang dengan beberapa orang
sukses, ternyata pernah memiliki sejarah ditinggalkan mantan, bahkan pernah
ditolak mentah-mentah oleh sang pujaan. Miris memang mendengarnya, tetapi
kesedihan yang dialami mengasah potensi diri untuk lebih berkembang menggapai
apa yang cita-citakan. Kang Emil, Gubernur Jawa Barat pun pernah diputuskan
oleh cinta pertamanya. Apakah Beliau terpuruk? Tentu saja jawabannya tidak.
Beliau mampu melewati masa-masa menyedihkan itu, berjuang sekuat tenaga
mewujudkan impian, dan menjadi orang no. 1 di Jawa Barat saat ini.
Lalu
mengapa pula kita harus marah dengan mantan? Mungkin dulu iya, pedih dan sangat
menyakitkan perasaan, tapi sekarang buat apa? Bukankah mantan adalah seseorang
yang membuat kita bahagia pada masanya? Jangan pernah dendam dengan mantan.
Mantan adalah seseorang yang diutus Tuhan untuk menguatkan kita dalam
menghadapi dahsyatnya tantangan kehidupan, membangun karakter kita menjadi
pribadi yang lebih berkualitas. Kita tidak akan setegar ini tanpa kesakitan
yang luar biasa di masa lalu, menerima kenyataan dan terus fokus pada tujuan
adalah pilihan terbaik dalam menyeimbangkan pikiran dan perasaan.
Tidak
ada yang perlu disalahkan ketika kehidupan tidak sejalan dengan apa yang kita
harapkan, selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. Ada pembelajaran yang
disisipkan agar kita paham betapa kecilnya kita sebagai manusia di hadapan
Tuhan. Semua sudah direncanakan, dirancang sesuai dengan kemampuan, hanya
terkadang kita dengan segala kelemahan dan keterbatasan logika tidak peka
dengan makna yang diisyaratkan. Tuhan adalah pencipta skenario terbaik bagi
setiap kehidupan umat-Nya. Teruslah berusaha untuk berdamai
dengan takdir, memaafkan hal-hal yang memilukan adalah jalan terbaik untuk
merancang masa depan yang gemilang.
#Terimakasihmantan
Cianjur,
25-10-2020