Terkait Individu Tidak Nyaman Tinggal di Sumatera Barat

Penulis: ALYA CYINTIA DEWI

Dibaca: 739 kali

Universitas Andalas

Oleh ALYA CYINTIA DEWI

(FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS)

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah

Ibukota Provinsi Sumatera Barat yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera adalah Kota Padang. Peraturan Perundang-undangan (PP) No. 17 Tahun 1980 menyebutkan Kota Padang memiliki luas wilayah 694,93 KM2 (BPS 2018). Kota Padang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya tempat wisata yang indah dan menarik. Selain restoran yang menyajikan aneka masakan, banyak juga toko oleh-oleh Padang juga menjual mainan dan aneka keripik khas dari Padang dan lainnya. Untuk mengapresiasi kemegahan wisata, kuliner, dan aneka keripik di kota ini, banyaknya pengunjung dari berbagai provinsi bahkan juga dari negara lain yang berwisata ke Padang.

Wisatawan tertarik ke kota Padang karena daya pikatnya dalam hal wisata, kuliner, dan belanja. Selain itu, pendidikan merupakan komponen terpenting dalam pertumbuhan pemerintahan kota. Kota Padang memiliki 55 PTN/PTS yang beroperasi saat ini. Kopertis dan Kemenristekdikti tahun 2017. Tahun demi tahun, semakin banyak mahasiswa yang mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri/Perguruan Tinggi Swasta di Kota Padang. Banyak orang datang dari provinsi lain maupun Sumatera Barat untuk melanjutkan studi lebih lanjut, bahkan ada yang dari luar negeri. Perguruan Tinggi Negeri yang ada pertama di Sumatera adalah Universitas Andalas, dimana kampus favorit yang banyak diminati mahasiswa.

Setelah Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas merupakan perguruan tinggi kedua tertinggi di luar Jawa yang memperoleh peringkat A (Ristekdikti, 2018). Universitas Andalas kini menduduki peringkat 10 di antara perguruan tinggi Indonesia. Lebih dari 5.000 mahasiswa baru diterima setiap tahunnya oleh Universitas Andalas (pmb.unand.ac.id). Jumlah mahasiswa yang mendaftar di Universitas Andalas meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Mayoritas yang diterima di Universitas Andalas berasal dari lokasi di luar Padang.           

Pada umumnya mahasiswa yang diterima dari luar kota Padang yang mendaftar di Universitas Andalas memilih untuk bertempat tinggal atau menetap di dekat kampus universitas tersebut selama masa studinya, baik dengan menyewa rumah atau kos. Kos adalah jasa yang memberikan kamar atau lokasi tempat tinggal dengan sejumlah uang tertentu untuk jangka waktu tertentu (umur pembayaran per bulan atau per tahun). Banyak faktor yang harus diperhitungkan saat memilih rumah kos. Karena mereka tidak hanya hidup per hari atau berbulan-bulan, atau bahkan per tahun. Namun mereka akan hidup lama di tempat itu Selma masa studinya. Hal itu tentu akan berdampak pada orang tersebut selama mereka menumpang di sana, baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik itu setting fisik rumah kos atau keadaan sosial setempat

Terkait Individu Tidak Nyaman Tinggal Di Sumatera Barat ini dikarenakan beberapa faktor tertentu. Dimana individu yang dari luar Sumbar kuliah di padang mereka merasa tidak nyaman dengan bahasa, perilaku, dan kebiasaan yang ada di Sumatera Barat ini. Topik ini sangat menarik dan penting dibahas karena kita sebagai orang asli Sumatera Barat harus tahu tentang kenyamanan orang luar yang tinggal di daerah kita sendiri. Mereka nyaman atau tidak jika tinggal di daerah ini agar kita dapat membangun dan membuat daerah ini dapat disukai dengan orang luar Sumbar.

Dapat kita lihat di Sumatera Barat ini memiliki banyak tempat wisata, beragama makanan dan juga masakan yang sangat enak. Namun, sebaliknya banyak para mahasiswa yang kuliah di Sumatera Barat terkhusus di Kota Padang ini merasa tidak nyaman. Individu merasa tidak nyaman tinggal di Sumbar dengan berbagai hal. Seperti bahasa yang sulit dipahami di Sumbar ini, dan bisa juga dengan perilaku yang mereka tidak sukai dari masyarakat Sumbar ini.

Kebudayaan dan manusia itu tidak dipisahkan karena manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tidak akan pernah puas dengan apa yang ia miliki. Manusia harus dapat mengembangkan kebudayaan itu agar kebudayaan dapat diwariskan kepada keturunannya. Apalagi di Indonesia ini memiliki berbagai suku bangsa dan pasti akan banyak kebudayaan yang mereka milik masing-masing suku bangsa tersebut.

Salah satu kebudayaan yang mempunyai keunikan tersendiri dari budayanya adalah budaya Minangkabau. Kebudayaan Minangkabau adalah suatu budaya yang ada di Sumatera Barat dan didalamnya ada orang berkebudayaan Minangkabau, berbahasa Minangkabau dan beradat Minangkabau. Sumatera Barat merupakan suatu daerah yang memiliki banyak warisan budaya dari masa peninggalan kolonial, pra sejarah, klasik dan tradisional.

Hal inilah yang menyebabkan banyaknya para pendatang atau orang merantau yang tidak nyaman tinggal di Sumbar ini. Karena mereka sulit beradaptasi dengan bahasa yang ada di Sumatera Barat ini, bahkan dengan kebiasaan yang mungkin individu merasa itu hal yang aneh bahkan jika berkomunikasi tidak menggunakan bahasa Minang maka bakalan ditipu. Masyarakat Sumatera Barat ini juga terkenal dengan keramahan dan memiliki adat sopan santun. Bahkan banyak para pendatang atau orang merantau yang ingin berbahasa Minang mereka membantu untuk mengajari bahasa Minang tersebut dengan senang hati.

1.2       Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut

1.         untuk menemukan pemecahan masalah dan solusi dari semua permasalahan yang ada, yaitu dengan masalah mengatasi orang yang tidak nyaman tinggal di Sumatera Barat.

2.         Untuk mengetahui fenomena terkait orang yang luar Sumbar tidak nyaman tinggal di Sumatera Barat.

3.         Untuk mengetahui penyebab individu tersebut ingin pulang dari Sumatera Barat.

4.         Untuk mengetahui pengalaman rasanya tinggal di Sumatera Barat.

1.3       Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi.

A.        Wawancara

Wawancara adalah suatu proses dimana ada interaksi dan komunikasi yang di alami oleh peneliti dalam pengumpulan data. Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang relevan untuk mengumpulkan data atau informasi. Dengan wawancara kita mendapatkan informasi lebih dalam dan langsung bertanya dengan informan (Sukendar Haris, 2002). Penulis melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswi yang kuliah di Unand dengan Fakultas MIPA nama samarannya adalah mawar umur 20 tahun. Data yang di dapat akan membantu melengkapi data mengenai Terkait Individu Tidak Nyaman Tinggal Di Sumbar.

B.        Observasi

Observasi adalah teknik dalam pengumpulan data dengan cara mengamati atau melakukan pengamatan di lapangan dan akan menghasilkan gambaran mengenai objek yang menjadi fokus kajian penelitian kita (Sukendar Haris, 2002). Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan atau wilayah penelitian yaitu kota Padang, di jalan koto tuo RT.1/RW.4, Kelurahan Kepala Koto, Pauh. Penelitian ini langsung dilakukan mendatangi kos dan ikut keseharian informan selama 2 hari pada hari Sabtu dan Minggu.

BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015), mengatakan bahwa mahasiswa merupakan seorang pelajar yang sedang berada di jenjang paling atas atau di perguruan tinggi. Dimana di dalam perguruan tinggi ini ada mahasiswa yang  perantau dan mahasiswa lokal. Mahasiswa perantauan merupakan individu dimana mereka tinggal di daerah lain dengan tujuan untuk mendapatkan ilmu di perguruan tinggi dan adanya kesiapan diri dalam mencapai kemampuan (keahlian) di perguruan tinggi demi mendapatkan gelar, gelar sarjana atau pascasarjana, atau tingkat spesialisasi yang lebih tinggi (KBBI,2015). Menurut Chandra (dalam Widya, 2012) mengatakan adanya alasan utama bagi individu perantau adalah untuk menggapai impian dan dapat meraih kesuksesan dengan keberanian yang dimiliki yang bertujuan agar dapat memiliki percaya diri yang lebih dan bisa mandiri.

Menurut Santrock (2002), mengatakan mahasiswa yang memiliki keinginan mencari ilmu di daerah lain pada dasarnya mereka ingin meraih kesuksesan dengan kualitas pendidikan yang jauh lebih baik. Hal ini telah tertanam pada masyarakat Indonesia bahwa orang yang merantau akan menjadi orang yang lebih sukses jika mereka pulang ke daerah asalnya (Widya,2012). Mahasiswa yang memilih untuk merantau itu pilihan bagi seorang individu agar mereka dapat membuktikan bahwa dirinya mampu hidup mandiri dan bisa bertanggung jawab untuk dirinya dan dalam membuat suatu keputusan. Masyarakat Indonesia menganggap bahwa anak yang mencari pendidikan dan hingga merantau dari kota tempat tinggalnya akan menggapai kesuksesannya, terlebih jika individu tersebut merantau ke daerah pulau Jawa. Namun, banyaknya masyarakat Indonesia sendiri itu mereka tidak memahami kesiapan yang dialami oleh setiap individu yang berada di lingkungan dan suasana yang baru dan juga jauh dari keluarga (Wijanarko, 2013).

Menurut penelitian Mitasari dari tahun 2017, mahasiswa tahun pertama sering mengalami culture shock, yang berujung pada perasaan tidak nyaman dan, pada akhirnya, frustrasi dan stres bagi individu tersebut. Menurut data yang dihimpun Mitasari, lebih dari 50% siswa mengalami ketegangan saat memasuki tempat yang berbeda dengan budaya asalnya, merasa asing dan sendirian di lingkungan baru, merasa tidak dihargai oleh orang lain di lingkungan tersebut, menjadi lebih tersinggung jika ada yang menyinggung. budaya mereka, terus-menerus menangis atau sedih karena terpisah dari keluarga, ingin pulang dan melihat keluarga dan teman-teman mereka di sana, dan merasa tidak diterima oleh orang lain.

Berdasarkan temuan penelitian Niam tahun 2009, respon psikologis mahasiswa perantau yang harus tinggal jauh dari keluarga meliputi perasaan sedih, rindu keluarga, tidak nyaman dan rumah, kesepian, sulit menyesuaikan diri, sulit belajar di perkuliahan, sulit menyesuaikan diri dengan hal baru. lingkungan, dan masalah keuangan.

Ada beberapa para ahli yang menyebutkan pengertian dari individu.

1.         Martin Luther berpendapat bahwa gagasan tentang individu, atau manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu ini makhluk ciptaan Tuhan yang dalam dirinya memiliki kelengkapan hidup yang terdiri raga, rasa, rasio dan rukun.

2.         Soediman kartohadiprodjo berpendapat bahwa individu merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kelengkapan hidup yang meliputi raga, ras, dan rukun. Individu sebagai satuan terkecil pembentuk masyarakat.

Dari hasil wawancara saya dengan salah satu informan yang kuliah di universitas Andalas, ia adalah mawar asal Sumatera Utara, umur 20 tahun.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian hal inilah yang menyebabkan banyaknya para pendatang atau orang merantau yang tidak nyaman tinggal di Sumbar ini. Karena mereka sulit beradaptasi dengan bahasa yang ada di Sumatera Barat ini, bahkan dengan kebiasaan yang mungkin individu merasa itu hal yang aneh bahkan jika berkomunikasi tidak menggunakan bahasa Minang maka bakalan ditipu. Masyarakat Sumatera Barat ini juga terkenal dengan keramahan dan memiliki adat sopan santun. Bahkan banyak para pendatang atau orang merantau yang ingin berbahasa Minang mereka membantu untuk mengajari bahasa Minang tersebut dengan senang hati.

Dan terkhusus untuk mahasiswa yang sedang kuliah yang ingin pulang dari Sumbar adalah mereka ingin ketemu dengan kedua orang tuanya dan segala yang berkaitan dengan keluarga. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang asli penduduk Sumbar harus membuat orang pendatang atau perantau baik itu mahasiswa maupun pengunjung perlu kita sambut dengan sopan santun dan lebih menggunakan bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia agar kita sesama dapat menjalin komunikasi yang lebih baik lagi.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai individu yang tidak nyaman tinggal di Sumbar perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut lagi agar dapat mengoptimalkan mahasiswa-mahasiswi  atau penunjang yang bisa nyaman tinggal di Sumbar. Dengan adanya penelitian ini masyarakat Sumbar dapat memikirkan dan membantu mahasiswa perantau agar dapat nyaman tinggal di Sumbar. Penelitian ini perlu disempurnakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Sumbar  mengenai individu yang tidak nyaman tinggal di Sumbar.

Daftar Pustaka

Audrey R. Kahin, (2005), Dari pemberontakan ke integrasi: Sumatera Barat dan politik Indonesia, 1926-1998, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-519-6

Arieany Widya dan Tarmizi Achmad. 2012:Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Financial Distress”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1 Tahun 2012, pp 1-14.

Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Hal 19. ISBN 979-655-147-0, 9789796551477.

Colombijn, Freek (2006). Paco-Paco (Kota) Padang: Sejarah Sebuah Kota di Indonesia pada Abad ke-20 dan Penggunaan Ruang Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Depdiknas RI. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

Mitasari, L.S. 2017. Peran Kegiatan Literasi Dalam Meningkatkan Minat Membaca Dan Menulis Siswa. Surakarta:3

Niam, E. K. (2009). Koping Terhadap Stres Pada Mahasiswa Luar Jawa Yang Mengalami Culture Shock Di Universitas Muhammadiyah : Surakarta. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 11 (1), 69-77.

Rusli Amran, (1981), Sumatera Barat hingga Plakat Panjang, Jakarta: Sinar Harapan.

Santrock. J. W. (2002). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga.

Widyasaputri, Erlindasari 2012. Analisis Mekanisme Corporate Governance Pada Perusahaan Yang Mengalami Financial Distress. Accounting Analysis Journal. Vol. 1 No. 2.

Wijanarko, Jarot & Setiawati, Ester. 2016. “Ayah Ibu Baik Parenting Era Digital”. Tangsel: Keluarga Indonesia Bahagia.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...