Penulis: Yoni Haris Setiawan
Siswa SLTA Lintas Agama
Penulis: Yoni Haris Setiawan
(UPT Perpustakaan dan Publikasi Digital IBM Bekasi)
Maraknya tawuran, pembuatan konten berbahaya,
gangster adalah toleransi maut. Semakin massif dan sulit dicegah, terus
berulang. Hilang nyawa dianggap hal biasa. Siswa SLTA Kota Bekasi lintas agama akankah
menantang maut?
Bekasi. Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi
berkolaborasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi mengadakan kegiatan
Sosialisasi Tingkat SLTA Negeri dan Swasta Kota Bekasi (Senin, 5/8/2024) dengan
mengusung tema “Keharmonisan Anak Bangsa Dalam Mewujudkan Moderasi Beragama
Di Kota Bekasi” bertempat di Auditorium Abdul Malik Fadjar, Kampus II
Fakultas Ekonomi Bisnis IBM Bekasi. Tujuan diadakannya kegiatan ini ialah untuk
memberikan pemahaman terhadap keberagamaan dan keberagaman budaya bagi para
pelajar tingkat SLTA di Bekasi. Juga memperkuat sikap toleransi, saling
menghormati--menghargai tentang moderasi beragama.
Kegiatan tersebut dihadiri Pengurus FKUB Kota Bekasi, Rektor IBM Bekasi, Warek III IBM Bekasi, Tokoh Lintas Agama (Islam, Kristen Katolik, Kristen Prostestan, Hindu, Budha, Konghucu). Juga dari Unsur Polresta Bekasi yang diwakili Kapolsek Rawa Lumbu, Dandim 0507 Kota Bekasi, Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi, Direktur Utama MUI TV, MUI Kota Bekasi, PERSIS. Dan para narasumber yang berkompeten di bidangnya.
Peserta kegiatan yang hadir kurang lebih 250 siswa/siswi
SLTA Negeri dan Swasta Kota Bekasi yang mewakili dari sekolah masing-masing. Bagaimana
tanggapan mereka terkait peserta didik atau remaja yang marak melakukan
tawuran, membuat konten berbahaya, gangster? Berikut petikan wawacara
Adinda Zhalsabilla, Jurnalis IBMB News Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan dan
Publikasi Digital (UPT Perpusidigit) IBM
Bekasi dengan Kaylyn Thedrica, Renata Tania Irawan, I Wayan Agus Cahaya Saputra, Tasya Cleo Bella, Azarel
Triarta, Nadin Eka Wulandari, dan Malika Aisyah Putri,
Bagaimana menyaksikan para pelajar saat ini banyak yang tawuran,
pembuatan konten yang membahayakan, dan maraknya gangster?
Menurut Kaylyn Thedrica (Kristen Protestan) dari SMAK Penabur Harapan Indah, hal tersebut jelas berdampak negatif baik secara sosial dan diri pelajar sendiri. Jadi lebih baik tindakan seperti ini dihapuskan, dan dapat diganti dengan kegiatan positif seperti sparing lomba olah raga/game online.
“Tawuran, membuat konten berbahaya, gangster yang membawa
petaka lebih berdampak negatif. Semestinya dengan berkelompok bisa
mengembangkan skill, membangun teman-teman lainnya dengan kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat dan bukan melukai satu sama lain” ungkap Kaylyn.
Sedangkan menurut Renata Tania Irawan (Kristen Katolik) dari SMAK Penabur Harapan Indah menjelaskan tawuran, gangster, pembuatan konten yang membahayakan diri harus dicegah, jangan dilakukan, sebaiknya dihapuskan, karena tidak ada manfaat yang jelas dari kegiatan-kegiatan tersebut.
“Mending diisi dengan kegiatan positif, lebih baik,
bermanfaat lagi untuk pengembangan diri dan mengharumkan nama bangsa” kata Renata.
Sedangkan I Wayan Agus Cahaya Saputra (Hindu) SMKN 3 Kota
Bekasi mengatakan bahwa
tawuran dan hal-hal yang membawa maut itu sebuah kelakuan yang buruk, itu berdampak pada diri sendiri dan sekitar, memilki pemikiran yang sangat pendek terhadap kehidupan karena berpikir terhadap suatu perlakuan yang buruk, tidak memiliki pemikiran yang baik sebelum melakukannya.
“Jika perilaku itu dilakukan membuat nama baik kita
jelek, nama sekolah reputasinya buruk sehingga tidak diminati oleh calon siswa
yang akan bersekolah” jelas
Wayan.
Adapun menurut Tasya Cleo Bella (Budha) dari SMA Santa
Maria Monica Bekasi menjelaskan tawuran. membuat konten jiwa melayang dan
maraknya gangster itu hal-hal yang dapat berdampak negatif, di Bekasi ada
beberapa sekolah yang sering mengadakan tawuran hal tersebut harus dicegah atau
dhilangkan agar tidak berdampak lebih lanjut pada pelajar di Indonesia.
Lain halnya dengan yang disampaikan Nadin Eka Wulandari (Islam) siswi SMK IT Miftahul Madaniah menegaskan bahwa tawuran, pembuatan konten yang merenggut nyawa, gangster sangat kurang baik, mengganggu lingkungan sekitar kita.
“Kegiatan-kegiatan itu gak penting banget, hal ini
terjadi karena anak-anak kurangnya pengawasan dari orangtua” jelas Nadin.
“Siswa menjadi brutal, karena kurangnya pendidikan
moral yang diajarkan di zaman sekarang ini, orangtua terlalu membebaskan
anak-anak itu akhirnya melunjak” ungkap Azarel Triarta(Kristen Protestan)
SMK Mutiara 17 Agustus.
Apa harapan dari kegiatan penyelenggaraan Sosialisasi
Tingkat SLTA Negeri dan Swasta Kota Bekasi ini untuk mencegah perilaku yang
tidak baik?
“Terkhususnya bagi siswa-siswi, teman-teman yang
mengikuti kegiatan ini dapat membangun teman-teman lainnya yang masih kurang
dalam bentuk toleransi, bersama-sama membangun
diri dan menyatukan Indonesia”
papar Kaylyn.
“Kita bisa saling bersilaturahmi, mengenal satu sama lain, dan mewujudkan masyarakat yang rukun dan toleransi terutama dalam hal budaya dan agama” urai Renata.
“Kita bisa berkumpul dengan yang lain dengan baik,
berdiskusi walaupun berbeda agama, Kita lebih bersatu agar membuat kehidupan
yang lain lebih baik, dan juga lingkungan yang lebih baik untuk orang-orang di
masa depan” timpal Wayan.
“Dengan mengikuti kegiatan ini, Kita ini dari bebagai
agama merajut kebersamaan, bisa berteman, saling bertukar pikiran yang kita
miliki, sesuai dengan agama yang kita anut mengenai toleransi ataupun moderasi
umat beragama. Setelah pertemuan ini kita semua bisa meningkatkan nilai-nilai
toleransi yang ada pada diri kita” harapan Tasya.
Nadin Eka Wulandari mengharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan pemahaman agar menjadi lebih baik lagi dan metaati aturan sekolah. Lain hal dengan Azarel, pengetahuan dan ilmu-ilmu yang telah disampaikan dapat diterapkan dalam sehari-hari, agar berguna untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Bagaimana merasakan suasana dan kondisi di IBM Bekasi?
“Saya pertama datang ke Kampus IBM, suasananya nyaman, yang
hadir pada toleransi, tidak ada diskriminasi, Saya sebagai umat Budha ini merasa
nyaman semuanya friendly bisa berteman satu sama lain” ungkap Tasya.
“Saya baru pertama kali ke IBM, memandang IBM bagus, lingkungannya enak, tentram, gedungnya
rapi cocok untuk belajar dari berbagai agama. Lingkungannya friendly dari semua
agama, walaupun berbeda pemikirannya sama, tidak membeda-bedakan agama yang
lain” urai Wayan.
“Suasana dan kondisi di IBM Bekasi nyaman, adem, ada
kantinnya, luas, ada pemandangannya asri” tukas Nadin.
Banyak nilai-nilai yang telah dikemukakan dari siswa/siswi
lintas agama baik pandangan, harapan, dan adaptasi pada suasana yang baru
dikunjunginya. Nilai-nilai makna dan pesan moralnya ialah saling
menghormati--menghargai, berfikir jernih dalam setiap tindakan. Bersinergi
berkolaborasi, dan saling menginformasikan dalam pencegahan perilaku-perilaku
buruk. Pelibatan siswa yang peduli terhadap lingkungan dan penguatan
keberagamaan dan keberagaman mesti terus ditumbuhkan. Tentunya, IBM Bekasi
pilihannya untuk tempat berkuliah membangun tatanan keberagamaan dan keberagaman
budaya.
#Salam Literasi, Indonesia Berkarya!