JEJARING JIWA KEWIRAUSAHAAN MELALUI REFLEKSI INOVASI MADU (JEJAK RINDU)

Penulis: Dra. Hj. Teti Gumiati, M. Pd.

Dibaca: 358 kali

Dra. Hj. Teti Gumiati, M. Pd.

Oleh Dra. Hj. Teti Gumiati, M. Pd.

(Kepala SMAN 2 Banjarsari, Kabupaten Ciamis)

 

Pada hakikatnya jiwa kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah sifat kemandirian yang dimiliki setiap individu untuk menunjukkan kemampuan kreatif dan inovatifnya serta dijadikan dasar untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui cara berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi kewirausahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah yang dipimpinnnya, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah, serta memiliki motivasi yang kuat untuk meraih sukses. Dengan jiwa kewirausahaan yang dimilikinya maka setiap kepala sekolah dapat melahirkan inovasi yang menjadi keunggulan program di lembaga yang dipimpinnnya. 


Inovasi yang dikembangkan dengan tujuan mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan ini dilatarbelakangi oleh adanya temuan bahwa  kondisi lulusan SMAN 2 Banjarsari, Kabupaten Ciamis yang tidak semuanya melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena berbagai alasan dan kondisi, salah satunya disebabkan alasan ekonomi. Belum lagi gelombang pandemi yang tak usai melumpuhkan sektor ekonomi masyarakat, tentu saja ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kami untuk menciptakan lingkungan sekolah yang membina jiwa wirausaha para anak didik agar kelak mampu mandiri dan menciptakan lahan usaha sendiri selepas mereka lulus sekolah.

Madu Sebagai Peluang Inovasi

SMAN 2 Banjarsari  yang terletak di Kecamatan Banjaranyar merupakan daerah penghasil madu terbaik di Kabupaten Ciamis. Potensi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat sekitar lokasi sekolah ini  menjadi perhatian yang kemudian memunculkan ide inovasi untuk mengolah madu dengan hasil pertanian lainnya hingga bisa menciptakan sebuah produk makanan unggulan yang dapat dipasarkan dan menjadi ciri khas dari Banjaranyar.


Madu selama ini sudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat sangat penting untuk kesehatan. Bahkan manfaat pada  madu juga telah dijelaskan dalam Al-Quran surah an-Nahl (lebah) ayat 68-69, Allah SWT berfirman: “Dan Tuhanmu mengilhamkankan kepada lebah: “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia”. ...Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.”

Berbagai produk olahan dari madu ini telah tersebar luas di masyarakat. Ketersediaan madu di Banjaranyar sebagai daerah penghasil madu cukup banyak, sehingga kami di SMAN 2 Banjarsari melihat potensi ini untuk mencoba inovasi produk makanan olahan dengan madu dengan bahan baku pertanian yang proses penanaman dan pemeliharaaan tidak terlalu rumit bahkan bisa dikatakan menjadi banyak ditanam oleh masyarakat Banjaranyar, yakni tanaman jahe, honje dan pisang.

Ini yang kemudian menjadi pemantik lahirnya Inovasi Jejak Rindu (Jejaring Jiwa Kewirausahaan Melalui Refleksi Inovasi Madu), sebuah inovasi untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan para peserta didik dalam mengolah madu untuk menciptakan produk minuman dan makanan dari bahan baku yang tersedia di lingkungan pertanian sekitar sekolah. Dalam hal ini, sebuah upaya kreatif untuk mendayagunakan potensi pertanian yang ada di Banjaranyar menjadi bentuk produk yang lezat, sehat, dan mudah pemasaranannya.

Untuk memantapkan langkah kami dalam mengembangkan inovasi dengan bahan dasar madu ini, kami melakukan perencanaan secara matang dan melakukan studi edukasi ke Kampung Madu di Kecamatan Banjaranyar, menyelenggarakan diklat pengolahan madu, berkunjung pula kepada pelaku bisnis untuk berbagi ilmu, dan melaksanakan program inovasi melalu integrasi mata pelajaran kewirausahaan sebagai penggerak kegiatan, serta mengevaluasi pelaksanaan inovasi Jejak Rindu dengan mengembangkan prinsip continouns improvement (perbaikan terus menerus) sebagai evaluasi diri tiada henti dalam setiap program kegiatan.

Inovasi Jejak Rindu

Inovasi JEJAK RINDU (Jejaring Jiwa Kewirausahaan Melalui Refleksi Inovasi Madu) ini sendiri terbagi menjadi dua jenis produk yakni minuman Wedang Rindu dan Keripik Pisang Rindu.

Kedua produk ini mungkin sudah banyak diproduksi, namun terobosan madu di dalamnya menjadi keunggulan tersendiri dalam inovasi ini. Selain karena khasiat madu bagi kesehatan, juga karena madu adalah salah satu andalan kecamatan Banjaranyar sehingga potensi yang selama ini berada di masyarakat, diolah dan dikembangkan di lingkungan sekolah untuk mendidik dan membina jiwa wirausaha para siswa juga para guru menjadi produk minuman kesehatan dan makanan ringan khas Banjaranyar yang dapat dipasarkan, diterima dan diminati oleh masyarakat luas, lebih khusus lagi para remaja. 

Varian inovasi ini dapat dilihat dalam dua produk olahan minuman dan makanan sebagai berikut:  

1.         Wedang Rindu

A.        Bahan yang dibutuhkan:  10 gram Jahe Merah,50 gram Honje,10 sendok makan madu

catatan: menghasilkan 10 botol dengan ukuran 100 ml.

B.        Alat yang dibutuhkan: Timbangan untuk mengukur bahan, kompor dan gas, wajan atau teplon (panci), tumbukan atau blender untuk menghaluskan jahe merah/honje, pisau, sinduk untuk mengaduk rebusan honje/jahe merah, saringan, sendok dan gelas (optional), wadah baskom untuk mencampur rebusan jahe merah/honje + madu, botol ukuran 100 ml

C.        Cara Pembuatan

Bersihkan Jahe dan Honje hasil panen, bakar jahe hingga layu, tumbuk atau blender jahe yang sudah dibakar lalu rebus dengan air ¼ liter, setelah matang lalu disaring. Tumbuk atau blender Honje lalu rebus dengan air ½ liter. Setelah matang lalu disaring, lalu campurkan semua air rebusan honje dan jahe ditambah 10 sendok madu. Tunggu sampai dingin, kemudian masukan ke dalam botol sesuai dengan ukuran dan simpan di dalam kulkas.

2.         Keripik Pisang Rindu

A.        Bahan yang dibutuhkan: 1 sisir pisang tanduk atau kepok, 4 sendok makan madu, 1 sendok makan air,  ½ atau 1 Liter Minyak goreng, standing pouch ukuran 14 x 22 x 0,1 (atau dapat disesuaikan).

B.        Alat yang dibutuhkan: Kompor dan gas, wajan, spatula/sinduk, serok, pisau, suguan keripik (alat mengiris pisang),  baskom untuk menyimpan pisang yang sudah dikupas, baskom untuk meniriskan pisang yang sudah digoreng, sendok dan mangkok untuk  mencapur madu dengan air

C.        Cara Pembuatan

Kupas pisang tanduk atau kepok, iris pisang yang sudah dikupas tipis-tipis sesuai ukuran lalu digoreng pada minyak goreng yang sudah dipanaskan. Campur air dan madu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Saat pisang digoreng diwajan tuangkan air dan madu yang telah dicampur tadi sebanyak 3-4 sendok makan. Jika sudah berwarna kekuningan, kerpik pisang siap diangkat dan ditiriskan, alu keripik siap dikemas.

Itulah hasil olah kreasi dan inovasi berbasis madu yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik di SMAN 2  Banjarsari yang memanfaatkan potensi unggulan lokal dari Kecamatan Banjaranyar, kecamatan kebanggan tempat kami bernaung, mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan dan nilai-nilai pengembangan karakter lainnya sebagai wujud komitmen kami untuk melakukan inovasi dan kolaborasi mendukung program Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi. Semoga!

 

BIO DATA PENULIS

TETI GUMIATI lahir di Ciamis, 19 Maret 1966. Bergiat di Komunitas Penulis Perempuan Indonesia (KPPI) Ciamis dan Perempuan Penulis Galuh (PPG). Tulisannya yang telah diterbitkan yaitu; Kumpulan Puisi Harmoni (2010), dan Mengejar Cahaya Langit (2014). Puisi-puisi lainnya dibukukan dalam antologi puisi bersama, yaitu: Sajak Semesta Memahat Langit (2013), Senja di Bumi Ciaren (2014), Sajak Sepanjang Waktu (2014). Antologi Puisi 100 Penyair Perempuan KPPI (2014), Para Perindu Embun (2015), Para Pencari Jejak (2015), Perahu Waktu (2016), Serenada Kota Ungu: Kumpulan Puisi 17 Perempuan Penyair Ciamis (2016), Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016), Puisi Menolak Korupsi 6 (2017), Mata Rasa Semesta (2017), Roncean Syair Perempuan (2017),  Telisik  Galuh (2018), dan Kutulis Untukmu (2020), Perjalanan Rindu  (2021). Pada tahun 2021 juga telah terbit buku kumpulan esainya yaitu Pohon Masa Depan: Menanam Keikhlasan Menuai Kebajikan

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...