Penulis: Dra. Hj. Teti Gumiati, M. Pd.
Dra. Hj. Teti Gumiati, M. Pd.
Oleh
Dra. Hj. Teti Gumiati, M. Pd.
(Kepala
SMAN 2 Banjarsari, Kabupaten Ciamis)
Pada
hakikatnya jiwa kewirausahaan (Entrepreneurship)
adalah sifat kemandirian yang dimiliki setiap individu untuk menunjukkan
kemampuan kreatif dan inovatifnya serta dijadikan dasar untuk mencari peluang
menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda melalui cara berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi kewirausahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah yang dipimpinnnya, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah, serta memiliki motivasi yang kuat untuk meraih sukses. Dengan jiwa kewirausahaan yang dimilikinya maka setiap kepala sekolah dapat melahirkan inovasi yang menjadi keunggulan program di lembaga yang dipimpinnnya.
Inovasi
yang dikembangkan dengan tujuan mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi peserta
didik, pendidik, dan tenaga kependidikan ini dilatarbelakangi oleh adanya
temuan bahwa kondisi lulusan SMAN 2
Banjarsari, Kabupaten Ciamis yang tidak semuanya melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena berbagai alasan dan kondisi, salah
satunya disebabkan alasan ekonomi. Belum lagi gelombang pandemi yang tak usai
melumpuhkan sektor ekonomi masyarakat, tentu saja ini menjadi sebuah tantangan
tersendiri bagi kami untuk menciptakan lingkungan sekolah yang membina jiwa
wirausaha para anak didik agar kelak mampu mandiri dan menciptakan lahan usaha
sendiri selepas mereka lulus sekolah.
Madu Sebagai Peluang Inovasi
SMAN 2 Banjarsari yang terletak di Kecamatan Banjaranyar merupakan daerah penghasil madu terbaik di Kabupaten Ciamis. Potensi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat sekitar lokasi sekolah ini menjadi perhatian yang kemudian memunculkan ide inovasi untuk mengolah madu dengan hasil pertanian lainnya hingga bisa menciptakan sebuah produk makanan unggulan yang dapat dipasarkan dan menjadi ciri khas dari Banjaranyar.
Madu
selama ini sudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat sangat penting untuk
kesehatan. Bahkan manfaat pada madu juga
telah dijelaskan dalam Al-Quran surah an-Nahl (lebah) ayat 68-69, Allah SWT
berfirman: “Dan Tuhanmu mengilhamkankan
kepada lebah: “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibuat manusia”. ...Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.”
Berbagai produk olahan dari madu ini telah tersebar luas di masyarakat. Ketersediaan madu di Banjaranyar sebagai daerah penghasil madu cukup banyak, sehingga kami di SMAN 2 Banjarsari melihat potensi ini untuk mencoba inovasi produk makanan olahan dengan madu dengan bahan baku pertanian yang proses penanaman dan pemeliharaaan tidak terlalu rumit bahkan bisa dikatakan menjadi banyak ditanam oleh masyarakat Banjaranyar, yakni tanaman jahe, honje dan pisang.
Ini yang
kemudian menjadi pemantik lahirnya Inovasi Jejak Rindu (Jejaring Jiwa
Kewirausahaan Melalui Refleksi Inovasi Madu), sebuah inovasi untuk meningkatkan
jiwa kewirausahaan para peserta didik dalam mengolah madu untuk menciptakan
produk minuman dan makanan dari bahan baku yang tersedia di lingkungan
pertanian sekitar sekolah. Dalam hal ini, sebuah upaya kreatif untuk
mendayagunakan potensi pertanian yang ada di Banjaranyar menjadi bentuk produk
yang lezat, sehat, dan mudah pemasaranannya.
Untuk
memantapkan langkah kami dalam mengembangkan inovasi dengan bahan dasar madu
ini, kami melakukan perencanaan secara matang dan melakukan studi edukasi ke
Kampung Madu di Kecamatan Banjaranyar, menyelenggarakan diklat pengolahan madu,
berkunjung pula kepada pelaku bisnis untuk berbagi ilmu, dan melaksanakan
program inovasi melalu integrasi mata pelajaran kewirausahaan sebagai penggerak
kegiatan, serta mengevaluasi pelaksanaan inovasi Jejak Rindu dengan
mengembangkan prinsip continouns
improvement (perbaikan terus menerus) sebagai evaluasi diri tiada henti
dalam setiap program kegiatan.
Inovasi Jejak Rindu
Inovasi
JEJAK RINDU (Jejaring Jiwa Kewirausahaan Melalui Refleksi Inovasi Madu) ini
sendiri terbagi menjadi dua jenis produk yakni minuman Wedang Rindu dan Keripik
Pisang Rindu.
Kedua
produk ini mungkin sudah banyak diproduksi, namun terobosan madu di dalamnya
menjadi keunggulan tersendiri dalam inovasi ini. Selain karena khasiat madu
bagi kesehatan, juga karena madu adalah salah satu andalan kecamatan
Banjaranyar sehingga potensi yang selama ini berada di masyarakat, diolah dan
dikembangkan di lingkungan sekolah untuk mendidik dan membina jiwa wirausaha
para siswa juga para guru menjadi produk minuman kesehatan dan makanan ringan
khas Banjaranyar yang dapat dipasarkan, diterima dan diminati oleh masyarakat
luas, lebih khusus lagi para remaja.
Varian inovasi
ini dapat dilihat dalam dua produk olahan minuman dan makanan sebagai berikut:
1. Wedang Rindu
A. Bahan yang dibutuhkan: 10 gram Jahe Merah,50 gram Honje,10 sendok
makan madu
catatan:
menghasilkan 10 botol dengan ukuran 100 ml.
B. Alat yang dibutuhkan: Timbangan untuk
mengukur bahan, kompor dan gas, wajan atau teplon (panci), tumbukan atau
blender untuk menghaluskan jahe merah/honje, pisau, sinduk untuk mengaduk
rebusan honje/jahe merah, saringan, sendok dan gelas (optional), wadah baskom
untuk mencampur rebusan jahe merah/honje + madu, botol ukuran 100 ml
C. Cara Pembuatan
Bersihkan
Jahe dan Honje hasil panen, bakar jahe hingga layu, tumbuk atau blender jahe
yang sudah dibakar lalu rebus dengan air ¼ liter, setelah matang lalu disaring.
Tumbuk atau blender Honje lalu rebus dengan air ½ liter. Setelah matang lalu
disaring, lalu campurkan semua air rebusan honje dan jahe ditambah 10 sendok
madu. Tunggu sampai dingin, kemudian masukan ke dalam botol sesuai dengan
ukuran dan simpan di dalam kulkas.
2. Keripik Pisang Rindu
A. Bahan yang dibutuhkan: 1 sisir pisang
tanduk atau kepok, 4 sendok makan madu, 1 sendok makan air, ½ atau 1 Liter Minyak goreng, standing pouch
ukuran 14 x 22 x 0,1 (atau dapat disesuaikan).
B. Alat yang dibutuhkan: Kompor dan gas,
wajan, spatula/sinduk, serok, pisau, suguan keripik (alat mengiris
pisang), baskom untuk menyimpan pisang
yang sudah dikupas, baskom untuk meniriskan pisang yang sudah digoreng, sendok
dan mangkok untuk mencapur madu dengan
air
C. Cara Pembuatan
Kupas
pisang tanduk atau kepok, iris pisang yang sudah dikupas tipis-tipis sesuai
ukuran lalu digoreng pada minyak goreng yang sudah dipanaskan. Campur air dan
madu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Saat pisang digoreng diwajan
tuangkan air dan madu yang telah dicampur tadi sebanyak 3-4 sendok makan. Jika
sudah berwarna kekuningan, kerpik pisang siap diangkat dan ditiriskan, alu
keripik siap dikemas.
Itulah
hasil olah kreasi dan inovasi berbasis madu yang dilakukan oleh peserta didik
dan pendidik di SMAN 2 Banjarsari yang
memanfaatkan potensi unggulan lokal dari Kecamatan Banjaranyar, kecamatan
kebanggan tempat kami bernaung, mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan dan
nilai-nilai pengembangan karakter lainnya sebagai wujud komitmen kami untuk
melakukan inovasi dan kolaborasi mendukung program Jabar Juara Lahir Batin
dengan Inovasi dan Kolaborasi. Semoga!
TETI GUMIATI lahir di Ciamis,
19 Maret 1966. Bergiat di Komunitas
Penulis Perempuan Indonesia (KPPI) Ciamis dan Perempuan Penulis Galuh (PPG).
Tulisannya yang telah diterbitkan yaitu; Kumpulan Puisi Harmoni (2010), dan Mengejar
Cahaya Langit (2014). Puisi-puisi lainnya dibukukan dalam antologi puisi
bersama, yaitu: Sajak Semesta Memahat
Langit (2013), Senja di Bumi Ciaren (2014),
Sajak Sepanjang Waktu (2014). Antologi Puisi 100 Penyair Perempuan KPPI (2014),
Para Perindu Embun (2015), Para Pencari Jejak (2015), Perahu Waktu (2016), Serenada Kota Ungu: Kumpulan Puisi 17
Perempuan Penyair Ciamis (2016), Memo
Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016), Puisi
Menolak Korupsi 6 (2017), Mata Rasa
Semesta (2017), Roncean Syair
Perempuan (2017), Telisik
Galuh (2018), dan Kutulis
Untukmu (2020), Perjalanan Rindu (2021). Pada tahun 2021 juga telah terbit buku
kumpulan esainya yaitu Pohon Masa Depan:
Menanam Keikhlasan Menuai Kebajikan.