Penulis: Agus Ridwan, S.P.
Agus Ridwan, S.P.
(Integrasi
Teori dan Pengalaman Praktis Budidaya Kabocha Minimalis)
Oleh
Agus Ridwan, S.P.
(Guru
Produktif SMKN 1 Leles Kab. Cianjur Jabar)
PENDAHULAN
Para
pembaca yang budiman, pernahkah kalian mendengar tanaman kabocha? Tentu
pernahkan. Kabocha (Cucurbita maxima) adalah salah satu jenis labu musim dingin
yang berasal dari Selatan Amerika dan telah dibudidayakan sejak awal tahun
1980-an. Di Jepang, terutama di Hokkaido, kabocha menjadi spesies labu utama
yang dibudidayakan untuk makanan. Di sebagian kalangan masyarakat Indonesia
labu kabocha tentu masih asing akan tetapi di daerah sentra-sentra sayuran labu
kabocha bukan lagi hal yang asing. Kabocha sudah menjadi labu biasa yang
dibudidayakan dan dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat.
Kabocha
(Cucurbita maxima) memiliki batang bundar yang kuat dengan daun lebar bundar
hingga berbentuk menyerupai ginjal yang agak bergigi dan terdapat sulur.
Tangkai buahnya bulat dan berdaging saat dewasa dengan kulitnya yang keras.
Buahnya
bulat kecil pipih dengan kulit hijau gelap atau oranye yang khas dengan
garis-garis hijau muda. Ukuran buah rata-rata sekitar 1,2 hingga 2,0 kg dengan
waktu jatuh tempo berkisar antara 13 hingga 17 minggu.
Daging
buahnya berwarna oranye atau kuning karena mengandung senyawa karoten yang
tinggi. Biji buah kabocha padat berwarna kecoklatan atau putih lembut, yang
diselimuti oleh lapisan pelindung yang biasa disebut hull.
Budidaya
kaboca pada umumnya menggunakan penopang/turus sebagian masyarakat ada juga
yang menggunakan paranggong.
Penopang/turus/paranggong pada tanaman kabocha secara sepesifik
berfungsi untuk merambatkan batang, cabang dan ranting sehingga tanaman
memperoleh sinar matahari yang cukup untuk fotosintesis serta untuk menahan
buah agar tidak jatuh ke tanah sehinga dengan penopang diharapkan tanaman dapat
tumbuh lebih maksimal.
Secara
umum budidaya labu kabocha dapat juga dilaksanakan tanpa menggunakan
penopang/turus/paranggong. Hal ini dilaksanakan atas pertimbangan untuk lebih
mengefisienkan biaya, tenaga kerja dan
waktu. Pengalaman penulis penanaman kabocha tanpa penopang ini hasilnya tidak
jauh berbeda dengan yang memakai penopang yaitu dapat menghasilkan kabocha yang
mutunya mencapai grade A, B dan C.
Pada tuliskan kali ini penulis mencoba akan menguraikan bagaimana teknik penanaman labu kabocha tanpa penopang, bahan tulisan yang disajikan diambil dari berbagai sumber dan dari pengalaman penulis sendiri dalam budidaya kabocha tanpa penopang. Semoga bermanfaat.
PROSES
BUDIDAYA
A. MENYIAPKAN BENIH
Teknologi
budidaya kabocha pada umumnya hampir sama dengan teknologi budidaya labu yang
lain mulai dari persiapan benih/bibit, persiapan lahan, penanaman, perawatan,
penen dan paska panen. Akan tetapi yang membedakan kaboca dengan labu yang lain
kaboca memerlukan penanganan yang lebih intensif dalam perawatannya. Tahapan
awal yang cukup penting dalam proses budidaya kaboca adalah penyiapan benih
atau bibit. Keberadaan mutu benih menentukan kualitas bibit dan pertumbuhan
tanaman sehingga penentu baik buruknya pertubuhan tanaman salah satu penentunya
yaitu mutu benih. Benih bermutu adalah benih murni dari suatu varietas, berukuran
penuh dan seragam, daya kecambah di atas 80% dengan bibit yang tumbuh kekar,
bebas dari biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lain. Benih sebaiknya diberi
label secara tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, belilah benih bersertifikat
yang murni dan berlabel, atau benih bermutu yang diproduksi petani, atau pilih
sendiri dari pertanaman anda . Benih yang akan digunakan sebaiknya diberi
perlakuan (seed treatment), tujuannya adalah agar benih dapat dan cepat
berkecambah serta daya kecambahnya tinggi, selain itu bibit yang tumbuh
nantinya akan terbebas dari penyakit.
B. MENYIAPKAN LAHAN
Persiapan
lahan adalah penciptaan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan bibit yang
ditanam. Persiapan lahan bertujuan untuk mendapatkan daya hidup tanaman yang
maksimal dan pertumbuhan awal tanaman yang cepat. Kegiatan persipan lahan tersebut meliputi:
1) Menghilangkan vegetasi yang tidak
diinginkan seperti: membuang tungul, akar dan bebatuan.
2) Beberapa perlakuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan tanaman dan memperbaiki kondisi fisik lahan dalam menunjang
pertumbuhan dan daya hidup bibit
selanjutnya.
Persiapan
lahan dalam budidaya labu kaboca ada beberapa tahapan antara lain;
a. Pembersihan lahan,
Lahan
yang banyak sisa-sisa tanaman dari kegiatan produksi sebelumnya atau rerumputan
dan semak yang tumbuh pada lahan tersebut baik lahan darat maupun sawah,
pertama kali harus dibersihkan untuk memudahkan kegiatan pengolahan tanah.
Pembersihan lahan ini dapat dilakukan dengan pembabatan, penggunaan herbisida,
dan pencabutan.
Cara
pembersihan lahan yang paling cepat adalah dengan cara membabat sisa tanaman,
lalu tanaman tersebut dikumpulkan disuatu tempat untuk dijadikan kompos, dan
kompos tersebut bisa dikembalikan ke lahan tersebut dalam bentuk pupuk.
b. Pengolahan tanah,
Pengolahan tanah pada tanaman kaboca pada umumnya menggunakan pengolahan tanah maksimum yaitu Pengolahan secara intensif seluruh areal pertanahan menjadi gembur dan permukaan tanah menjadi rata. Disebut juga pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan (pengolahan pertama), penggaruan (pengolahan ke dua), pembedengan atau pembuatan saluran drainase, dan pemupukan dasar.
c. Pembentukan bedengan,
Salah
satu kegiatan persiapan lahan adalah pembuatan bedengan. Kegiatan pembuatan
bedengan dilakukan setelah pelaksanaan penggaruan, tanah dibiarkan Selama
5-7 hari. hal ini bertujuan agar tanah
yang lengket akibat digaru menjadi hancur
karena mengalami proses pengeringan
matahari dan penganginan. Selama
proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun dan merugikan tanaman akan
hilang perlahan-lahan. Setelah kering, tanah dibuat petakan dengan tali rafia
dan ajir untuk membentuk bedengan.
Bedangan yang akan dibuat untuk penanaman kaboca tanpa penopang
merupakan adaptasi bedengan untuk
semangka dimana terdapat bedengan untuk penanaman dan ada bedengan untuk
perambatan tanaman
d. Pemupukan dasar,
Pemupukan
Dasar adalah pemberian pupuk pada saat atau sebelum tanam, tujuannya adalah
memberi atau menyiapkan unsur hara atau cadangan unsur hara untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman kaboca.
Pupuk dasar yang dipergunakan untuk penanaman kaboca adalah berupa pupuk
organik dan an organik . Pupuk organik yang dipergunakan berupa pupuk kandang
dengan dosis sebanyak 0,5 kg perlubang tanam. Pupuk buatan yang dipakai adalah
ZA, Urea, SP 36, KCl. Apabila bedengan sudah dilakukan pemupukan dan lahan
sudah dirapikan selanjutnya lahan siap dilakukan pemasangan mulsa plastik.
e. Pemasangan mulsa
Setelah
bedengan dan pemberian pupuk dasar, kegiatan berikutnya adalah pemasangan
mulsa. Mulsa yang digunakan yaitu jenis mulsa MPHP dan mulsa organic berupa
Jerami. Bedengan yang ditutup dengan mulsa MPHP adalah khusus bedengan
penanaman sedangkan untuk bedengan rambat mulsa yang dipergunakan adalah mulsa
orgaik dapat berupa Jerami.
C. PENANAMAN
Jarak
tanam untuk penanaman kaboca pada umumnya sama dengan penanaman labu yang
lainnya. Yang menjadi pertimbangan utama dalam penentuan jarak tanam penanaman
kaboca tanpa penopang ini adalah tajuk daun kaboca jangan sampai daun
berhimpitan karena akan mengganggu proses fotosintesis. Berdasarkan pengalaman
penulis, jarak antar tanaman untuk penanaman kaboca tanpa penopang ini yaitu 60cm
- 80cm . Waktu Penanaman ditentukan bersarkan keadaan cuaca pada waktu itu,
biasanya waktu penanaman yang baik adalah pagi hari dan sore hari. Cara menanamnya yaitu dengan
cara menggunakan alat penugal/aseuk. Tugal yang telah di siapakan ditancapkan pada
mulsa yang telah dilubangi sedalam 3 cm kemudian masukan biji kaboca sebanyak
dua biji perlubang tanam kemudian di timbun dengan tanah asal dan setalah
ditimbun kemudian di siram dengan air bersih
D. PERAWATAN TANAMAN
Cara
merawat tanaman labu kabocha tanpa penopang ini agak berbeda dengan perawatan
labu kaboca yang menggunakan penopang atau para para. Perawatan tanaman untuk
penanaman kaboca tanpa penopang yaitu
terdiri dari penyulaman jika biji yang ditanam tidak tumbuh, pembersihan gulma
yang tumbuh di sekitar tanaman/penyiangan, pemupukan susulan dengan menggunakan
pupuk urea, SP 36, KCl dan NPK Mutiara
atau NPK Plus. Pada pemupukan susulan agar pertumbuhan tanaman lebih maksimal
dapat ditambahkan dengan pemberian Pupuk Organic Cair (POC) dengan interval
waktu seminggu sekali dengan penentuan hari yang tetap misalnya setiap hari
kamis. Perawatan penting lainnya dalam budidya kaboca tanpa penopang yaitu
Pengaturan
rambatan
Dalam
penaman kaboca tanpa penopang tanaman dirambatkan kepada bedeng rambat yang
telah disediakan sebelumnya. Bedeng rambat yang telah disediakan sebaiknya
diberikan mulsa organik berupa jerami di atasnya. Kemudian apabila tanaman
telah merambat, rambatannya ditempatkan pada bedengan rambat yang telah
diberikan mulsa secara merata.
Pengendalian
Hama dan Panyakit
a. Pengendalian Hama Tanaman.
? Hama tanaman antara lain trips, kutu
daun, tungau, kutu kebul, ulat gerayak, dsb. Peluang munculnya hama tanaman ini
akan semakin tinggi pada musim kemarau.
? Bila satu tanaman terkena hama dan
dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena hama tersebut,
sehingga jangan dibiarkan.
? Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan
pengendalian dengan cara menyemprotkan insektisida untuk hama serangga dan
akarisida untuk tungau, setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan.
b. Pengendalian Penyakit Tanaman.
? Penyakit tanaman antara lain rebah
kecambah, layu bakteri, layu (fusarium), antraknosa, busuk daun (choanephora),
hawar phytophora, bercak daun (cercospora), bercak bakteri, busuk lunak bakteri,
keriting kuning, dsb. Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan
dan bakteri akan semakin tinggi pada musin hujan.
? Seperti halnya dengan hama, bila satu
tanaman terkena penyakit dan dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena
penyakit tersebut, sehingga jangan dibiarkan.
? Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan fungisida setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan. Petunjuk dosisnya terdapat pada kemasan fungisida terkait.
E. PEMANENAN
Tanaman
ini biasanya akan menghasilkan buah yang siap panen pada umur 3 bulan dari
penanaman. Panen Labu Kabocha (Combucha) sudah dapat dilakukan 60 - 95 HST
(Hari Setelah Tanam). Waktu yang dibutuhkan masing-masing tanaman Labu Kabocha
(Combucha) untuk panen pertama memang tidak seragam, karena bergantung dari
kualitas masing-masing benih awal, lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing
benih pada saat bertunas dan tumbuh, serta perawatan pada masing-masing tanaman
Labu Kabocha (Combucha). Pemetikan dilakukan dengan memotong tangkai buah
dengan pisau atau gunting. Buah labu kabocha juga tidak mudah busuk, buah ini
mampu bertahan sampai 1 tahun setelah dipanen asalkan tangkainya disisakan di
labunya saat pemanenan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. #BPP Sukasada Sukasada, BPP, “ Mengenal
Labu Kabocha dan Cara Budidayanya “, Di Asekses 30 Novemvember 2021, dari
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/mengenal-labu-kabocha-dan-cara-budidayanya-76.
Diakses pada
2. Kurnia, “BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
(BPTP) JAWA BARAT 2011”, Diakses dari
https://jabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Leaflet%202011/benih2011.pdf.
3. SARIAGRI.ID, “ BUDIDAYA LABU KABOCHA”,
DIAKSES DARI
https://hortikultura.sariagri.id/71488/jarang-diketahui-ini-5-cara-budidaya-labu-kabocha
4. Tim Andra Farm Cibinong, Tim Andra Farm
Cipanas, “ Labu kabocha “ Diakses tangl 3 Desember 2021 Dari
https://www.andrafarm.co.id/_andra.php?_i=0-tanaman-rinci&topik=penanaman&tanaman=Labu%20Kabocha%20(Combucha)&id=513
5. Ngadjijo, (2013). Buku Teks Bahan Ajar
Agribinis Tanamn Buah Melon, Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
2013