Menilik Kearifan Lokal Masyarakat Kuningan yang Unik dan Menarik

Penulis: Yani Rohaeni, S.Pd.

Dibaca: 2845 kali

Yani Rohaeni, S.Pd.

Oleh Yani Rohaeni, S.Pd.

(Guru Sosiologi SMAN 1 Luragung Kab. Kuningan)

 

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beranekaragam suku dan budaya yang terdapat di berbagai pulau di Indonesia, sehingga memiliki kearifan lokal yang cukup banyak. Kearifan lokal ini merupakan cerminan hidup masyarakat yang berisi nilai-nilai, gagasan, kepercayaan ataupun kebiasaan masyarakatnya yang diwariskan secara turun-temurun melalui cerita dari mulut ke mulut. Terdapat lima unsur kearifan lokal di antaranya nilai lokal, pengetahuan lokal, hukum lokal, keterampilan lokal dan kepercayaan lokal.

Kuningan adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat. Bagian timur wilayah ini adalah dataran rendah sedangkan bagian baratnya dataran tinggi berupa pegunungan dengan puncaknya gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat. Masyarakat Kuningan yang termasuk bagian dari suku Sunda ini memiliki kearifan lokal yang unik yang berbeda dengan masyarakat suku Sunda lainnya di tatar Pasundan. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa, logat, adat istiadat, kebiasaan, petuah-petuah, kepercayaan, keterampilan lokal dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan penulis, beberapa hal keunikan tersebut tergambar dalam kehidupan sehari-hari berupa:

1.         Penggunaan bahasa Sunda

Bahasa Sunda Kuningan memiliki beberapa kosakata yang berbeda dengan suku Sunda di daerah Bandung, Sumedang, Ciamis, Garut, Tasikmalaya dan daerah Pasundan lainnya. Ungkapan kata tersebut membuat penafsiran berbeda dan mungkin kesalahpahaman bisa saja terjadi jika terjadi interaksi dengan masyarakat Sunda yang berbeda daerah. Kata tersebut di antaranya “menit“ yang di daerah Sunda lainnya maksudnya adalah, lieur, jangar ataupun pusing. Rubiah, yang maksudnya adalah pamajikan (istri), “ilok, kamangkara” yang maksudnya piraku (mana mungkin dalam bahasa Indonesia), “endong” maksudnya pesak, saku dan masih banyak lagi kosakata lainnya. Sementara untuk tingkatan bahasa hampir sama dengan daerah Sunda lainnya yaitu ada bahasa halus, sedang maupun kasar tergantung dengan siapa seseorang berkomunikasi.

2.         Kebiasaan atau adat istiadat

Di daerah Kuningan, Jawa Barat banyak tradisi yang masih dipegang teguh dan dilaksanakan masyarakatnya dalam waktu tertentu seperti tradisi Seren Taun, Kawin Cai, memanggil hujan melalui tradisi Cingcowongnya, Nyuguh atau nyungsung ketika panen padi, dan jika ada pernikahan pun Kuningan memiliki adat yang unik misalnya “ngala panganten yaitu utusan pengantin wanita datang menemui pihak pengantin pria di rumahnya untuk menjemput pangantin laki laki dan sekaligus mengantarkannya ke tempat pernikahan di rumah mempelai wanita. Ada juga tradisi seserahan walau di daerah Sunda lain ada tapi di salah satu daerah Kuningan ada pihak mempelai laki-laki membawa seserahannya berupa perabot rumah tangga seperti lemari, kursi, meja dan perabot lainnya. Pertunjukkan burok (nanggap burok) merupakan kesenian yang diminati dalam acara hajatan terutama ketika khitanan.

3.         Keterampilan lokal

Keterampilan lokal merupakan kemampuan masyarakatnya untuk mengelola suatu benda dari alam agar dapat bertahan hidup dengan tidak mengeksploitasi alam secara besar-besaran. Keterampilan tersebut di antaranya berupa membuat batik kuningan yang memiliki ciri khas dalam motifnya seperti motif kuda, ikan dewa, dan motif bokor yang masing-masing memiliki nilai filosofi tersendiri. Selain batik, masyarakat Kuningan terkenal dengan kulinernya yang khas seperti peuyeum ketan, papais monyong, rempeyek, kasreng, golono, rujak kangkung dan lain sebagainya.

4.         Kepercayaan lokal

Dalam hal kepercayaan umumnya hampir sama dengan daerah Sunda lainnya yang masih terikat dengan animisme dan dinamismenya walaupun mayoritas masyarakatnya sudah beragama Islam. Ada hal yang berbeda di Kuningan, misalkan dalam kepercayaan tentang mitos-mitos yang berhubungan daerahnya, seputar gunung Ciremai, kebiasaan dan tradisi setempatnya.

5.         Lagu, nyanyian atau kawih

Hampir sama dengan daerah Sunda lainnya , masyarakat Kuningan juga mengenal pupuh, kawih, seni gamelan, angklung ,tetapi memiliki ciri khas dengan adanya  lagu andalan yang menggambarkan daerah Kuningan seperti Kuningan Asri, Kuningan Tandang Maju Tanding.

6.         Cerita rakyat tentang asal usul tiap daerah di wilayah Kuningan ataupun sejarah wilayah Kuningan itu sendiri.

Dari berbagai kearifan lokal yang dideskripsikan di atas, sudah seharusnya warga Kuningan Jawa Barat bangga dan mencintai budaya daerahnya sendiri. Generasi muda khususnya harus bisa menjaga dan melestarikan budaya dengan berbagai cara misalnya dengan tetap konsisten memakai bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya. Memperkenalkan seni dan tradisi Sunda melalui suatu pagelaran, acara hajatan, pameran bahkan bisa melalui media sosial agar budaya Kuningan terkenal tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia. Sekolah juga bisa menjadi media memperkenalkan kearifan lokal dengan memasukkan materi kearifan lokal ini ke dalam beberapa mata pelajaran. Walaupun saat ini globalisasi dan modernisasi tak bisa dihindari yang menyebabkan budaya asing khususnya budaya Barat masuk ke Indonesia, hendaknya masyarakat tidak menelan secara utuh budaya tersebut. Generasi muda khususnya harus bisa menyaring budaya dengan cara mengambil sisi positif budaya Barat dan tidak memakai budaya buruknya. Kita terbuka terhadap budaya asing namun tidak melupakan budaya sendiri, dan tetap berpegang teguh pada identitas budaya sendiri sehingga di era globalisasi ini bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya lokal pada dunia. Memperkenalkan budaya lokal khususnya budaya Kuningan sesuai dengan harapan dan semangat masyarakatnya agar Kuningan bisa  “Tandang Maju Tanding”.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...