MENULIS, MENGEKSPRESIKAN DIRI DENGAN CARA YANG MANIS

Penulis: Neneng Fitri Ekasari, M.Pd

Dibaca: 399 kali

Neneng Fitri Ekasari, M.Pd

Oleh Neneng Fitri Ekasari, M.Pd

(Kepala SLB Cahaya Gemilang Pertiwi Kab. Cianjur/Pengurus Pusat FGLSN/Pengurus Satgas GLS SLB Provinsi Jawa Barat/Ketua Satgas GLS SLB Kab. Cianjur/ Lintang Samudera Edukasi/Komunitas Cinta Indonesia/KACI #PASTI BISA#)

 

Pada umumnya orang dapat dengan mudah mengungkapkan pesan ataupun perasaan secara lisan tetapi tidak dengan tulisan. Orang dapat berbicara panjang lebar, tetapi ketika diminta untuk menuliskannya mengalami kesulitan. Ternyata tidak semua orang memiliki kemampuan menuliskan apa yang mereka pikirkan. Menulis membutuhkan kerunutan kalimat yang tepat sehingga orang lain paham apa yang penulis maksudkan.

Pramoedya Ananta Toer mengatakan bahwa menulis adalah keberanian. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Quote tersebut sangat ampuh dalam memotivasi para pemula untuk menulis. Namun demikian dalam pelaksanaannya terkadang masih penuh dengan keraguan dan pertanyaan besar dalam benak mereka, bagaimana cara memulai untuk menulis?

Beberapa hal yang dapat dilakukan saat akan mulai membuat tulisan: Pertama, jatuh cintalah, artinya kita dapat memulai membuat sebuah tulisan dengan sesuatu yang kita sukai, kita cintai, dengan kata lain menulis mengajarkan kita tentang jatuh cinta kepada obyek tulisan kita. Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan melakukan apa saja yang terbaik untuk seseorang yang ia cintai. Begitupula saat membuat tulisan, kita akan menulis dengan hati, mencari berbagai referensi dan bertanggung jawab dengan segenap jiwa terhadap tulisan yang akan kita buat.

Kedua, jangan takut salah. Menulislah, anggap saja seperti pertama kita belajar mengendarai sebuah kendaraan, tabrak sana tabrak sini. Semakin menemukan kesalahan di jalan, kita akan menanggung segala konsekuensinya. Dengan demikian kita akan lebih berhati-hati dan bertanggung jawab tentunya. Begitupula halnya dengan menulis, tidak perlu terlalu banyak menghapalkan teori yang akhirnya membuat tulisan tak jadi-jadi. Praktiklah yang akan membuatnya menjadi lebih baik, pengalaman di sepanjang perjalanan akan mendewasakan bagaimana kita dapat membuat sebuah tulisan yang layak ataupun sesuai dengan kriteria penulisan.

Ketiga, mulailah menulis tentang sesuatu yang sederhana. Tidak perlu berpikir terlalu jauh ataupun terlalu besar tentang apa yang kita tulis, mulai dengan sesuatu yang sederhana dan dekat dengan kita. Keempat, bertemanlah dengan penulis-penulis hebat. Penulis-penulis hebat dan berpengalaman akan sangat memberikan motivasi yang kuat kepada kita untuk terus menulis, selain itu kita dapat menimba ilmu dan bertukar pendapat seputar pengalaman dalam menulis. Disebutkan pula dalam keterangan Riwayat Bukhari bahwa “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya atau engkau hanya mencium aroma harmznya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium bau yang tidak sedap”. Begitulah hakikat sebuah pertemanan.

Selain hal-hal tersebut, ada pula yang perlu diperhatikan saat membuat tulisan, yaitu: Pertama, tujuan penulisan. Tulisan yang kita buat tujuannya apa? Informasi apa yang akan diberikan kepada pembaca. Kedua, produk tulisan. Tulisan yang akan kita buat itu berupa apa? Karya ilmiah, buku teks pelajaran, novel, puisi, atau lainnya? Karena semua memiliki kaidah-kaidah penulisan yang berbeda. Ketiga, segmen penulisan/pangsa pasar. Kita harus paham tulisan yang akan kita buat ini akan ditujukan atau dibaca oleh siapa? Lembaga, masyarakat, mahasiswa, atau usia sekolah sesuai jenjang. Hal itu tentunya berkaitan dengan bahasa dan tema-tema yang akan digunakan dalam penulisan.

Keempat, originalitas. Keaslian penulisan adalah hal yang utama, seorang penulis harus jujur dengan karya tulisnya. Tidak boleh menyunting pendapat orang lain tanpa mencantumkan sumbernya. Kelima, manfaat tulisan. Tulisan yang baik adalah tulisan yang memberikan manfaat dan menambah pengetahuan kepada pembacanya.

Mudah bukan? Ayo menulis! Menulis, mengekspresikan diri dengan cara yang manis.

Cianjur, 25-10-2020

Hatur nuhun, semoga bermanfaat.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...