Penulis: Neneng Fitri Ekasari, M.Pd
Neneng Fitri Ekasari, M.Pd
Oleh Neneng Fitri Ekasari, M.Pd
(Kepala SLB Cahaya Gemilang Pertiwi Kab.
Cianjur/Pengurus Pusat FGLSN/Pengurus Satgas GLS SLB Provinsi Jawa Barat/Ketua
Satgas GLS SLB Kab. Cianjur/ Lintang Samudera Edukasi/Komunitas Cinta
Indonesia/KACI #PASTI BISA#)
Pada
umumnya orang dapat dengan mudah mengungkapkan pesan ataupun perasaan secara
lisan tetapi tidak dengan tulisan. Orang dapat berbicara panjang lebar, tetapi
ketika diminta untuk menuliskannya mengalami kesulitan. Ternyata tidak semua
orang memiliki kemampuan menuliskan apa yang mereka pikirkan. Menulis
membutuhkan kerunutan kalimat yang tepat sehingga orang lain paham apa yang
penulis maksudkan.
Pramoedya
Ananta Toer mengatakan bahwa menulis adalah keberanian. Orang boleh pandai
setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam
masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Quote
tersebut sangat ampuh dalam memotivasi para pemula untuk menulis. Namun
demikian dalam pelaksanaannya terkadang masih penuh dengan keraguan dan
pertanyaan besar dalam benak mereka, bagaimana cara memulai untuk menulis?
Beberapa
hal yang dapat dilakukan saat akan mulai membuat tulisan: Pertama, jatuh cintalah, artinya kita dapat memulai membuat sebuah
tulisan dengan sesuatu yang kita sukai, kita cintai, dengan kata lain menulis
mengajarkan kita tentang jatuh cinta kepada obyek tulisan kita. Ketika
seseorang jatuh cinta, ia akan melakukan apa saja yang terbaik untuk seseorang
yang ia cintai. Begitupula saat membuat tulisan, kita akan menulis dengan hati,
mencari berbagai referensi dan bertanggung jawab
dengan segenap jiwa terhadap tulisan yang akan kita buat.
Kedua, jangan takut
salah. Menulislah, anggap saja seperti pertama kita belajar mengendarai sebuah
kendaraan, tabrak sana tabrak sini. Semakin menemukan kesalahan di jalan, kita
akan menanggung segala konsekuensinya. Dengan
demikian kita akan lebih berhati-hati dan bertanggung jawab
tentunya. Begitupula halnya dengan menulis, tidak perlu terlalu banyak
menghapalkan teori yang akhirnya membuat tulisan tak jadi-jadi. Praktiklah yang
akan membuatnya menjadi lebih baik, pengalaman di sepanjang
perjalanan akan mendewasakan bagaimana kita dapat membuat sebuah tulisan yang
layak ataupun sesuai dengan kriteria penulisan.
Ketiga, mulailah menulis
tentang sesuatu yang sederhana. Tidak perlu berpikir terlalu jauh ataupun
terlalu besar tentang apa yang kita tulis, mulai dengan sesuatu yang sederhana
dan dekat dengan kita. Keempat,
bertemanlah dengan penulis-penulis hebat. Penulis-penulis hebat dan
berpengalaman akan sangat memberikan motivasi yang kuat kepada kita untuk terus
menulis, selain itu kita dapat menimba ilmu dan bertukar pendapat seputar
pengalaman dalam menulis. Disebutkan pula dalam keterangan Riwayat Bukhari
bahwa “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih) dan
teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup pandai besi.
Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau
membeli darinya atau engkau hanya mencium aroma harmznya itu. Sedangkan peniup
api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium bau yang
tidak sedap”. Begitulah
hakikat sebuah pertemanan.
Selain
hal-hal tersebut, ada pula yang perlu diperhatikan saat membuat tulisan, yaitu:
Pertama, tujuan penulisan. Tulisan
yang kita buat tujuannya apa? Informasi apa yang akan diberikan kepada pembaca.
Kedua, produk tulisan. Tulisan yang
akan kita buat itu berupa apa? Karya ilmiah, buku teks pelajaran, novel, puisi,
atau lainnya? Karena semua memiliki kaidah-kaidah
penulisan yang berbeda. Ketiga,
segmen penulisan/pangsa pasar. Kita harus paham tulisan yang akan kita buat ini
akan ditujukan atau dibaca oleh siapa? Lembaga, masyarakat,
mahasiswa, atau usia sekolah
sesuai jenjang.
Hal itu tentunya berkaitan dengan bahasa dan tema-tema yang akan digunakan
dalam penulisan.
Keempat, originalitas.
Keaslian penulisan adalah hal yang utama, seorang penulis harus jujur dengan
karya tulisnya. Tidak boleh menyunting pendapat orang lain tanpa mencantumkan
sumbernya. Kelima, manfaat tulisan.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan kepada pembacanya.
Mudah
bukan? Ayo menulis! Menulis, mengekspresikan diri dengan cara yang manis.
Cianjur,
25-10-2020
Hatur
nuhun, semoga bermanfaat.