Indra Charismiadji: Berharap Ada Perbaikan Signifikan dalam Sistem Pendidikan Kita

Penulis: Dadan Supardan/KACI

15 Mei 2020, dalam 5 tahun. Dibaca: 1516 kali

Indra Charismiadji (dok: pribadi)


Beberapa statement dari pengamat pendidikan Indra Charismiadji memantik perasaan gerah para guru. Pernyataan-pernyataannya di media massa, seperti “Kualitas guru rendah dan maunya gaji besar” dinilai sangat melukai perasaan para pendidik. Untuk mengetahui maksud dan tujuan serta dasar apa yang menjadi rujukan pernyataan-pernyataannya tersebut, beritadisdik.com melakukan wawancara tertulis, Kamis (14/5/2020) dengan pria kelahiran Bandung, 9 Maret 1976 ini. Berikut petikannya.

Pernyataan Anda yang menyebut kualitas guru rendah dan maunya gaji besar sangat melukai perasaan para guru. Bagaimana tanggapan Anda?

Ketika saya ditanya oleh pihak media tentang kualitas guru di Indonesia, saya menyampaikan beberapa data seperti Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015 yang menunjukkan bahwa rerata skor guru-guru Indonesia berada pada angka 56,69 secara nasional. Jika kita menggunakan skala penilaian di perguruan tinggi kira-kira D alias buruk.

 


Rerata mutu pendidik yang belum baik ini terkonfirmasi dalam hasil Programme for International Student Assessment (PISA) dimana Indonesia berada jauh di bawah rerata negara OECD untuk kemampuan membaca (literasi), matematika (numerasi), dan sains. Bahkan khusus untuk kemampuan literasi, Bank Dunia menyimpulkan bahwa anak-anak Indonesia functionally illiterate alias bisa membaca tetapi tidak mengerti makna yang dibaca. 



Jika ada yang beragumentasi bahwa hasil PISA itu produk luar negeri, maka bisa melihat survei lokal dari Kemendikbud sendiri yaitu AKSI 2019 https://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/laporan/.

Semuanya mengkonfirmasi bahwa mutu pendidikan kita masih buruk. Pada kesempatan lain saya sendiri sudah berkeliling ke sekolah-sekolah di pelosok negeri mulai Aceh sampai Papua, dari Pulau Natuna sampai Pulau Sumba, kondisi yang saya temui memang mencerminkan survei-survei tersebut di atas. Ini adalah hal yang mendasari pernyataan saya dan ditulis dengan kalimat bahwa kualitas guru rendah.

Untuk guru maunya gaji besar, ini ditulis berdasarkan pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengatakan pada setiap forum pertemuan guru, setiap diminta untuk meningkatkan mutu pengajaran para guru lebih memilih untuk diam. Sedangkan jika dalam forum itu membahas kenaikan pendapatan maka respons para guru langsung terlihat. Berdasarkan pengalaman saya sendiri, saat guru diajak diskusi tentang mutu langsung jawabannya adalah masalah penghasilan yang rendah dan itu yang selalu dijadikan alasan untuk mereka tidak maksimal dalam bekerja.

Jika pernyataan-pernyataan tersebut yang berdasarkan fakta menyakiti hati para guru. Apakah artinya sebagai seorang pemerhati saya harus berbohong ke media? Di mana letak integritas saya dan apa manfaatnya untuk bangsa ini dengan kebohongan saya tentang kondisi mutu pendidikan kita.

Menurut Anda apa penyebab paling mendasar yang membuat kualitas guru rendah?

Banyak faktor:

a.      Sistem pendidikan yang lemah dan belum berhasil mencerdaskan kehidupan bangsa.

b.     Profesi Pendidik yang belum dianggap penting dan fundamental dalam kehidupan berbangsa.

c.      Program pelatihan guru baik yang pra jabatan maupun dalam jabatan yang seadanya saja dan tidak profesional.

 

Apa maksud dan tujuan Anda dengan pernyataan tersebut?

Sebatas menjawab pertanyaan media saja dan berharap tentunya ada perbaikan yang signifikan dalam sistem pendidikan kita. Apalagi katanya program pemerintah akan memprioritaskan pembangunan SDM unggul. Tentunya hal-hal seperti itu harus mendapatkan perhatian utama dari semua pihak.

Indikator-indikator apa yang dapat Anda sebutkan terkait dengan rendahnya kulitas guru?

Sudah dijawab di poin 1.

Data apa saja yang mendukung pernyataan Anda terkait dengan rendahnya kualitas guru?

Sudah dijawab di poin 1.

 Apakah sudah dilakukan penelitian berkenaan dengan rendahnya kualitas guru?

Sudah dijawab di poin 1.

 Solusi apa yang dapat Anda sampaikan untuk perbaikan kualitas guru?

https://www.kompasiana.com/indracharismiadji7513/5e1c70ad097f3648b261e6c4/un-bimbel-guru-dan-komitmen-membangun-sdm

https://www.kompasiana.com/indracharismiadji7513/5e67b235097f364adb5765d2/menyiapkan-guru-penggerak

 Rekomendasi dan saran-saran apa yang ingin Anda sampaikan kepada para guru untuk perbaikan ke depan?

Jadilah pendidik seperti yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulodo (mampu menjadi tauladan), Ing Madyo Mangun Karso (berada di tengah-tengah anak didiknya dalam membangun harapan), dan Tut Wuri Handayani (memberikan motivasi bagi peserta didik untuk terus maju dan tidak mudah menyerah).

Menurut Anda, berapa persen guru yang berkualitas?

Kalau kita menggunakan teori difusi Inovasinya Everett Rogers maka ada sekitar 2,5% yang inovatif (jika ada 3 juta guru maka total hanya 70 ribuan saja). Hasil UKG kebetulan mengkonfirmasi hal tersebut. ***

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...