Ekologi Manusia dalam Lingkup Pendidikan

Penulis: Ahmad Teguh, S.Sos.

Dibaca: 139 kali

Ahmad Teguh, S.Sos.

Oleh Ahmad Teguh, S.Sos.

(Guru SMAN 1 Cipongkor)

 

Ekologi manusia (Soerjani, 1985: 1) diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana ekosistem dipengaruhi dan mempengaruhi kehidupan manusia. Atau ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan lingkungannya. Yang bertujuan untuk mempelajari hakikat dan pengaturan tingkah laku manusia dalam lingkungan hidupnya.

Dari pengertian di atas (Anwar Mufid, 2010: 42) mengatakan bahwa ketika manusia dipengaruhi ekosistem diperlukan adanya kemampuan beradaptasi, sebaliknya ketika manusia harus mempengaruhi ekosistemnya diperlukan pengembangan program sebagai media kontrol ekosistem itu sehingga apa yang akan dilakukan tidak terjadi distorsi dan destruksi.

Lalu seperti apa ekologi di dalam pendidikan?

Penulis mencoba mengartikan ekosistem dalam lingkup pendidikan adalah lingkungan sekolah, perubahan fisik yang signifikan infrastruktur dan sarana prasarana sekolah menuntut manusia yang berada di sekitarnya untuk mampu beradaptasi. Budaya manusia dapat digunakan sebagai media untuk beradaptasi, (Anwar Mufid, 2010: 45) menurutnya sistem budaya manusia ada yang bersifat ideal (Das sollen) yaitu pedoman bagi seseorang untuk berprilaku sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagai ilustrasi, ketika sekolah dibangun semakin baik dan modern tetapi manusia yang berada di likungannya tidak dapat beradaptasi dan berperilaku di luar harapan, maka akan terjadi distorsi dan destruksi. Contohnya, seperti pandalisme, merusak fasilitas dan membuang sampah sembarangan. Hal ini termasuk kedalam penyimpangan atau patologi. Istilah patologi (Kartono, 1992: 7) adalah bentuk tingkah laku kenakalan remaja di bawah usia 22 tahun. Oleh karena itu pengaturan tingkah laku melalui budaya manusia sebagai media kontrol menjadi penting untuk mencapai keseimbangan dan keserasian.

Gagasan mengenai kepedulian, kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan menjadi penting bagi dunia pendidikan. Hal ini karena, sebagai sebuah lembaga yang besar sekolah menjadi wadah bagi masyarakat untuk menumbuhkan dan membentuk karakter kepribadian yang positif. Kepribadian yang positif ini bisa tercermin dari bagaimana perilaku warga sekolah dalam berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Semua ini akan terekstraksi ke dalam kaidah-kaidah norma dan moral sebagai sosiosistem kesiswaan. Meminjam istilahnya (Anwar Mufid, 2010: 180) bahwa ekosistem yang terjadi di antara sesama manusia disebut sosiosistem. Dapat dipahami bahwa hubungan manusia bukan hanya dengan sesama manusia, akan tetapi interaksi dengan komponen lain selain manusia (Lihat pula, Anwar Mufid, 2010: 179).

Referensi:

Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja.Jakarta: Rajawali

Anwar Mufid, Sofyan. 2010. Ekologi Manusia. Baandung: Rosdakarya

Soerjani, M., Rafiq Ahmad, dan Razy Munir. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...