Penulis Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.
Dr. Budi Suhardiman, M.Pd.
Oleh Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.
(Ketua DPP Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia)
Adalah Dr. Budi
Suhardiman, M.Pd., tokoh AKSI (Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia) yang punya
segudang prestasi. Tokoh pendidik yang satu ini punya unikasi yang wow.
Sungguh “masa
lalu” Dr. Budi Suhardiman sangat inspiratif. Ia adalah satu-satunya, atau salah
satu guru yang sudah terbiasa menulis sebelum budaya tulis baca (literasi) tren
sebagaimana saat ini.
Dr. Budi
Suhardiman punya “jejak digital literatif” sejak tahun 1994. Bagi Dr. Budi
Suhardiman, bila ingin menjadi orang berbeda dalam artian prestatif, menulislah.
Mengapa? Karena menulis tidak banyak dilakukan orang. Menulis adalah sebuah
ekspresi intelektual yang langka.
Tulisannya pertama
kali dimuat pada majalah Suara Daerah, Bhinneka
Karya, dan koran Galura. Kemudian
mencoba mengirimkan tulisannya ke media lokal seperti PR, Kabar Priangan, Garut Pos, majalah
Kandaga, dan Majalah Jaleuleu.
Kompetensi
literatif Dr. Budi Suhardiman menghantarkannya pada sebuah kepercayaan
literatif, dari sebuah perusahaan penerbitan, yakni dipercaya untuk menjadi
redaktur di Mingguan Garut Pos dan majalah Jaleuleu.
Berbagai lomba di
Kemdikbud dan lomba lainnya Ia ikuti. Dr. Budi Suhardiman merasakan bahwa ikut
sebuah lomba dan menulis adalah sebuah kepuasan tersendiri.
Kebiasaan
mengikuti lomba menulis sampai hari ini masih dilakukan. Terakhir mengikuti
lomba menulis buku bahan bacaan untuk GLN yang diselenggarakan Badan
Pengembangan Bahasa Kemendikbud, bukunya sudah menyebar ke sekolah-sekolah di
seluruh Indonesia.
Berkhidmat melalui
tulisan, ide, gagasan dan buku yang tersebar ke seluruh Indonesia, adalah
“sebuah adegan” yang tak bisa dilakukan semua orang, kecuali dilakukan seorang
ahli.
Menarik pemikiran
dan lontaran kata Dr. Budi Suhardiman sebagai pendidik dan penulis. Ia
mengatakan, “Guru Mengajar Biasa, Guru Menulis Luar Biasa”. Guru biasa yaitu
guru yang melaksanakan tupoksinya sebagaimana guru pada umumnya. Guru luar
biasa yaitu guru yang menulis dan menginspirasi murid-muridnya.
Dalam kelakar
intelektualnya Ia mengatakan, “Jangan sedikit menulis, tetapi sedikit-sedikit
harus menulis. Jangan sedikit-sedikit berbicara, tetapi harus sedikit
berbicara”. Sebuah sindiran literatif yang jleb,
bagi kita yang banyak bicara tapi minus menulis.
Asbab menulis---di
antaranya---Dr. Budi Suhardiman sekarang
sudah menjadi guru ahli utama dengan
pangkat Pembina Utama Madya Gol IV/d per 1 April 2022. Sebentar lagi Ia meraih
golongan tertinggi IV e.
Selain literasi,
Dr. Budi pun aktivis AKSI. Saya layak melabeli Beliau dengan gelar “Prof.
Dr. Budi Suhardiman, M.Pd., “Guru Besar”
di pendidikan dasar dari Kota Domba Adu, Garut.
Gelar profesor
menjadi “hak” perguruan tinggi. Dalam tulisan beberapa tahun yang lalu, pernah
Saya lontarkan “Jangan ada diskriminasi gelar akademik”. Mengapa tidak para guru yang luar biasa dan
memenuhi syarat diberi gelar profesor.