Doktor Budi Suhardiman Teladan AKSI

Penulis Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.

Dibaca: 82 kali

Dr. Budi Suhardiman, M.Pd.

Oleh Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.

(Ketua DPP Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia)

 

Adalah Dr. Budi Suhardiman, M.Pd., tokoh AKSI (Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia) yang punya segudang prestasi. Tokoh pendidik yang satu ini punya unikasi yang wow.

Sungguh “masa lalu” Dr. Budi Suhardiman sangat inspiratif. Ia adalah satu-satunya, atau salah satu guru yang sudah terbiasa menulis sebelum budaya tulis baca (literasi) tren sebagaimana saat ini.

Dr. Budi Suhardiman punya “jejak digital literatif” sejak tahun 1994. Bagi Dr. Budi Suhardiman, bila ingin menjadi orang berbeda dalam artian prestatif, menulislah. Mengapa? Karena menulis tidak banyak dilakukan orang. Menulis adalah sebuah ekspresi intelektual yang langka.

Tulisannya pertama kali dimuat pada majalah Suara Daerah, Bhinneka Karya, dan koran Galura. Kemudian mencoba mengirimkan tulisannya ke media lokal seperti PR, Kabar Priangan, Garut Pos, majalah Kandaga, dan Majalah Jaleuleu.

Kompetensi literatif Dr. Budi Suhardiman menghantarkannya pada sebuah kepercayaan literatif, dari sebuah perusahaan penerbitan, yakni dipercaya untuk menjadi redaktur di Mingguan Garut Pos dan majalah Jaleuleu.

Berbagai lomba di Kemdikbud dan lomba lainnya Ia ikuti. Dr. Budi Suhardiman merasakan bahwa ikut sebuah lomba dan menulis adalah sebuah kepuasan tersendiri.

Kebiasaan mengikuti lomba menulis sampai hari ini masih dilakukan. Terakhir mengikuti lomba menulis buku bahan bacaan untuk GLN yang diselenggarakan Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud, bukunya sudah menyebar ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Berkhidmat melalui tulisan, ide, gagasan dan buku yang tersebar ke seluruh Indonesia, adalah “sebuah adegan” yang tak bisa dilakukan semua orang, kecuali dilakukan seorang ahli.

Menarik pemikiran dan lontaran kata Dr. Budi Suhardiman sebagai pendidik dan penulis. Ia mengatakan, “Guru Mengajar Biasa, Guru Menulis Luar Biasa”. Guru biasa yaitu guru yang melaksanakan tupoksinya sebagaimana guru pada umumnya. Guru luar biasa yaitu guru yang menulis dan menginspirasi murid-muridnya.

Dalam kelakar intelektualnya Ia mengatakan, “Jangan sedikit menulis, tetapi sedikit-sedikit harus menulis. Jangan sedikit-sedikit berbicara, tetapi harus sedikit berbicara”. Sebuah sindiran literatif yang jleb, bagi kita yang banyak bicara tapi minus menulis.

Asbab menulis---di antaranya---Dr. Budi  Suhardiman sekarang sudah menjadi guru ahli utama  dengan pangkat Pembina Utama Madya Gol IV/d per 1 April 2022. Sebentar lagi Ia meraih golongan tertinggi IV e.

Selain literasi, Dr. Budi pun aktivis AKSI. Saya layak melabeli Beliau dengan gelar “Prof. Dr.  Budi Suhardiman, M.Pd., “Guru Besar” di pendidikan dasar dari Kota Domba Adu, Garut.

Gelar profesor menjadi “hak” perguruan tinggi. Dalam tulisan beberapa tahun yang lalu, pernah Saya lontarkan “Jangan ada diskriminasi gelar akademik”.  Mengapa tidak para guru yang luar biasa dan memenuhi syarat diberi gelar profesor.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...