Penulis: Tri Hastuti, S.Pd.
Tri Hastuti, S.Pd.
Oleh Tri Hastuti, S.Pd.
(SMA Negeri 1
Cisayong)
Sejauh mata memandang hamparan persawahan yang hijau mengelilingi
lingkungan sekolah, terasa lengkap dengan udara sejuk, dingin dan bebas polusi.
Galunggung yang eksotis selalu menjadi pemandangan pertama yang tidak hentinya
saya lihat ketika keluar dari ruang guru untuk melaksanakan aktivitas KBM. Rasa
syukur selalu terucap atas kebesaran Allah SWT, pencipta segala keindahan.
Melihat pemandangan yang indah tidak hanya sekadar untuk mencuci mata, tetapi
dapat menjadi salah satu solusi untuk mengembalikan mood dan semangat bekerja. Saya
sebenarnya dapat dikatakan sebagai warga baru karena baru sepuluh bulan mutasi
ke SMA Negeri 1 Cisayong. Namun begitu saya merasa nyaman menjadi warga SMA
Negeri 1 Cisayong karena lingkungan yang baik dan warga sekolah yang ramah.
Berbicara mutiara yang terpendam, istilah tersebut
saya gunakan untuk siswa-siswi yang ada di SMA Negeri 1 Cisayong yang memiliki
kemampuan dan kemauan menulis puisi, cerpen dan artikel. Hal itu terlihat
ketika suatu hari saya menyampaikan amanat atau pesan dari Bapak Kepala SMA Negeri
1 Cisayong, Drs. Jaka Suryawan,M.Pd. untuk memotivasi, mendorong siswa siswi
untuk menulis artikel, cerpen atau puisi. Antusiasme yang sangat besar dan
respons yang positif dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mengirimkan karya
baik berupa artikel cerpen atau puisi, bahkan sampai saat ini sudah ada
beberapa yang terseleksi dan sudah dipublikasikan di media online. Tentu hal itu tidak lepas peran bapak Kepala Sekolah
sebagai motivator, fasilitator dan pendukung gerakan literasi sekolah.
Namun begitu masih banyak tugas dan tantangan kami khususnya
sebagai guru Bahasa Indonesia untuk memberi semangat pada siswa-siswi agar
tetap menulis dan berkarya bagi siswa siswi yang karyanya belum dapat
dipublikasaikan. Seperti bincang-bincang saya dengan rekan sejawat sesama guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia Ibu Tia Larasati, S.Pd, untuk bersama-sama
bersinergi dalam menggali segenap potensi sehingga lebih banyak menemukan dan
menyingkap mutiara-mutiara lain
yang terpendam. Purwanto (2006:18)
mengatakan potensi adalah “seluruh kemungkinan-kemungkinan atau
kesanggupan-kesanggupan yang terdapat pada suatu individu dan selama masa
perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.
Hal itu seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 16 Tahun 2007 bahwa aspek kompetensi yang harus dikuasai guru
salah satunya yaitu memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. Demikian pula Endang Nurhasanah
dan Lestari (2016: 12) mengatakan bahwa: “pengembangan potensi peserta didik
merupakan upaya yang sangat penting dalam pendidikan, bahkan esensi dunia
pendidikan.”
Sebagai penutup tulisan ini saya mengutip quotes
dari Leonardo Da Vinci seorang pelukis, pemahat, arsitek, penemu, ilmuwan, dan penulis:
”Besi berkarat karena tidak dipakai, air yang diam akan kehilangan
kejernihannya dan pada suhu yang rendah ia akan beku, begitupun ketidakaktifan
akan melemahkan pikiran. Maka kita harus merentangkan diri sampai batas
kemungkinan…”
Cisayong, 23 Maret 2022
Referensi:
Nurhasanah, N., Endang, B., & Lestari, S. 2016. Analisis Layanan Bimbingan dan Konseling
Tentang Potensi Diri pada Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 6 Pontianak.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa
Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007