Menyingkap Mutiara Terpendam di Kaki Gunung Galunggung (Sebuah pengalaman berharga mengajar di SMA Negeri 1 Cisayong)

Penulis: Tri Hastuti, S.Pd.

Dibaca: 315 kali

Tri Hastuti, S.Pd.

Oleh Tri Hastuti, S.Pd.

(SMA Negeri 1 Cisayong)

 

Sejauh mata memandang hamparan persawahan yang hijau mengelilingi lingkungan sekolah, terasa lengkap dengan udara sejuk, dingin dan bebas polusi. Galunggung yang eksotis selalu menjadi pemandangan pertama yang tidak hentinya saya lihat ketika keluar dari ruang guru untuk melaksanakan aktivitas KBM. Rasa syukur selalu terucap atas kebesaran Allah SWT, pencipta segala keindahan. Melihat pemandangan yang indah tidak hanya sekadar untuk mencuci mata, tetapi dapat menjadi salah satu solusi untuk mengembalikan mood dan semangat bekerja. Saya sebenarnya dapat dikatakan sebagai warga baru karena baru sepuluh bulan mutasi ke SMA Negeri 1 Cisayong. Namun begitu saya merasa nyaman menjadi warga SMA Negeri 1 Cisayong karena lingkungan yang baik dan warga sekolah yang ramah.

Berbicara mutiara yang terpendam, istilah tersebut saya gunakan untuk siswa-siswi yang ada di SMA Negeri 1 Cisayong yang memiliki kemampuan dan kemauan menulis puisi, cerpen dan artikel. Hal itu terlihat ketika suatu hari saya menyampaikan amanat atau pesan dari Bapak Kepala SMA Negeri 1 Cisayong, Drs. Jaka Suryawan,M.Pd. untuk memotivasi, mendorong siswa siswi untuk menulis artikel, cerpen atau puisi. Antusiasme yang sangat besar dan respons yang positif dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mengirimkan karya baik berupa artikel cerpen atau puisi, bahkan sampai saat ini sudah ada beberapa yang terseleksi dan sudah dipublikasikan di media online. Tentu hal itu tidak lepas peran bapak Kepala Sekolah sebagai motivator, fasilitator dan pendukung gerakan literasi sekolah.

Namun begitu masih banyak tugas dan tantangan kami khususnya sebagai guru Bahasa Indonesia untuk memberi semangat pada siswa-siswi agar tetap menulis dan berkarya bagi siswa siswi yang karyanya belum dapat dipublikasaikan. Seperti bincang-bincang saya dengan rekan sejawat sesama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Ibu Tia Larasati, S.Pd, untuk bersama-sama bersinergi dalam menggali segenap potensi sehingga lebih banyak menemukan dan menyingkap  mutiara-mutiara lain yang  terpendam. Purwanto (2006:18) mengatakan potensi adalah “seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan yang terdapat pada suatu individu dan selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.

Hal itu seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 bahwa aspek kompetensi yang harus dikuasai guru salah satunya yaitu memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. Demikian pula Endang Nurhasanah dan Lestari (2016: 12) mengatakan bahwa: “pengembangan potensi peserta didik merupakan upaya yang sangat penting dalam pendidikan, bahkan esensi dunia pendidikan.”

Sebagai penutup tulisan ini saya mengutip  quotes dari Leonardo Da Vinci seorang pelukis, pemahat, arsitek, penemu, ilmuwan, dan penulis: ”Besi berkarat karena tidak dipakai, air yang diam akan kehilangan kejernihannya dan pada suhu yang rendah ia akan beku, begitupun ketidakaktifan akan melemahkan pikiran. Maka kita harus merentangkan diri sampai batas kemungkinan…

Cisayong, 23 Maret 2022

Referensi:

Nurhasanah, N., Endang, B., & Lestari, S. 2016. Analisis Layanan Bimbingan dan Konseling Tentang Potensi Diri pada Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 6 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...