Semangat Literasi Q.S. Al Alaq ayat 1-5 (Makna di Balik Nuzulul Quran)

Penulis: Rakhmi Ifada, S.Ag., M.Pd.I

Dibaca: 856 kali

Rakhmi Ifada, S.Ag., M.Pd.I

Oleh Rakhmi Ifada, S.Ag., M.Pd.I

(Guru SMAN 1 Cigombong Bogor)

 

Nuzulul Quran, malam peringatan Alquran diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Tujuan Nabi Muhammad SAW di Gua Hira itu sendiri adalah untuk berkhalwat atau mengasingkan diri di tempat sunyi untuk bertafakur.

Memahami Nuzulul Quran pada bulan Ramadan yang penuh rahmat dan berkah adalah dengan menjadikan Alquran sebagai petunjuk, pedoman hidup, sumber informasi dan motivasi, sebagai referensi dalam setiap sendi kehidupan serta penebar kasih sayang kepada sesama umat manusia.

Allah SWT berfirman:

"Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari al-Quran ayat-ayat suci yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) al-Quran tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua" (Al-Isra: 82).

Peristiwa Nuzulul Quran adalah salah satu tanda Muhammad diutus sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT.

Turunnya surah Al-‘Alaq ayat 1-5 untuk memberikan kabar berita gembira kepada Rasulullah SAW dan para umatnya di seluruh penjuru dunia.

Surah Al Alaq ayat 1-5 mengajarkan kepada manusia untuk belajar dan mengenal Tuhannya. Perintah membaca, semangat membaca dan literasi yang tiada duanya. Dengan demikian, manusia akan dapat mencapai kehidupan yang hakiki, bahagia di dunia dan akhirat.

Dikisahkan ketika Rasulullah SAW sedang menyendiri di Gua Hira. Malaikat Jibril datang kepadanya menyampaikan wahyu.

Jibril berkata kepada Rasulullah SAW, “bacalah!”

Lalu Rasulullah SAW menjawab, ”Saya tidak bisa membaca.”

Kemudian Jibril berkata lagi, “bacalah!”, sampai permintaan itu berulang-ulang tiga kali.

Akhirnya Malaikat Jibril membacakan surah Al-‘Alaq ayat 1-5 dan Rasulullah SAW menjawab dan mengikuti bacaan tersebut. Ayat ini menganjurkan kepada seluruh umat manusia untuk pandai membaca dan menulis dengan pena (qalam).

Wahyu yang tertera dalam Q.s. Al-alaq 1-5, memiliki arti:

“Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya".

Dari tafsir tahlili Alquran surat al Alaq, Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya). Apa saja yang telah Allah ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu Al-Qur'an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah). Membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan mengharapkan pertolongan-Nya. Dengan demikian, tujuan membaca dan mendalami ayat-ayat Allah itu adalah diperolehnya hasil yang diridai-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.

Perintah membaca "Iqra" disampaikan berulang di surat Al Alaq sebanyak dua kali. Ini menyiratkan betapa pentingnya semangat literasi yang diwahyukan Allah pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Di antara bentuk kepemurahan Allah adalah Dia mengajari manusia mampu menggunakan pena/qalam.

Mengajari di sini maksudnya memberikan kemampuan menggunakannya. Dengan kemampuan menggunakan alat tulis, manusia bisa menuliskan ide-ide dan temuannya sehingga dapat dibaca oleh orang lain dan generasi berikutnya. Dengan dibaca oleh orang lain, maka ilmu itu dapat dikembangkan. Pentingnya literasi membaca dan ilmu kemudian ditulis dan diikat ilmu itu dengan menjadi sebuah kitab/buku. "Al ilmu fil kitaab". Dengan demikian, manusia dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum diketahuinya, artinya ilmu itu akan terus berkembang dan sejalan.

Perintah membaca merupakan satu cara untuk memperoleh pengetahuan serta wawasan yang luas. Sejumlah disiplin ilmu juga penting untuk dipelajari. Tujuannya adalah agar bisa menjadi manusia yang bijaksana, tidak egois, menang sendiri dan tidak mudah menyalahkan orang lain saat berbeda pendapat. Hal ini karena pengetahuan dengan banyak membaca, berpikir dan meneliti pikiran manusia akan semakin terbuka. Objek untuk membaca juga sangat luas yaitu berupa segala hal yang ada di sekeliling manusia dan kehidupannya.

Mengapa penting membangun semangat literasi dengan membaca dan menulis? Karena manusia mampu mencatat semua ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya. Selain mempermudah mengingatnya, hal itu dilakukan agar ilmu pengetahuan dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Seperti para ulama dan ilmuwan yang juga menulis dan membukukan karya-karya ilmiahnya. Karya-karya inilah yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan di masa selanjutnya.

Semangat literasi dengan bertadarus Alquran dan memahami artinya, kita tidak hanya membaca tapi dapat mempelajari dan mengetahui tuntunan hidup dari Allah SWT melalui kitab suci Al-Qur'an. Diharapkan dengan membaca Alquran, kita semakin mencintai dan dapat mengamalkan ajaran-ajaran baik yang diperintahkan maupun yang dilarang Allah SWT.

Kemudian, ilmu pengetahuan jangan menjadikan manusia menjadi sombong dan melupakan Tuhan yang mengajarinya. Sudah sepantasnya ilmu pengetahuan dapat membuat manusia menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Karena sejatinya, ilmu pengetahuan merupakan jalan menuju Tuhan. Kita senantiasa sadar bahwa ilmu itu hanya datang dari Allah dan Allah lah satu-satunya tempat kita bersandar. 

Dengan memiliki ilmu pengetahuan yang baik dan mumpuni, manusia akan menjadikan dirinya sebagai seorang hamba yang selalu bersyukur, tawadhu, rajin berikhtiar dan senantiasa berdoa hanya kepada-Nya.

Wallahu a'lam bissowab.

Bogor, 17 Ramadan 1443 H

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...