Penulis: Rakhmi Ifada, S.Ag., M.Pd.I
Rakhmi Ifada, S.Ag., M.Pd.I
Oleh Rakhmi Ifada, S.Ag., M.Pd.I
(Guru SMAN 1 Cigombong Bogor)
Nuzulul Quran, malam peringatan Alquran diturunkan pertama
kali kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Tujuan Nabi Muhammad SAW di Gua Hira
itu sendiri adalah untuk berkhalwat atau mengasingkan diri di tempat sunyi
untuk bertafakur.
Memahami Nuzulul Quran pada bulan Ramadan yang penuh
rahmat dan berkah adalah dengan menjadikan Alquran sebagai petunjuk, pedoman
hidup, sumber informasi dan motivasi, sebagai referensi dalam setiap sendi kehidupan
serta penebar kasih sayang kepada sesama umat manusia.
Allah SWT berfirman:
"Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari al-Quran ayat-ayat suci yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) al-Quran tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua" (Al-Isra: 82).
Peristiwa Nuzulul Quran adalah salah satu tanda Muhammad
diutus sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT.
Turunnya surah Al-‘Alaq ayat 1-5 untuk memberikan kabar
berita gembira kepada Rasulullah SAW dan para umatnya di seluruh penjuru dunia.
Surah Al Alaq ayat 1-5 mengajarkan kepada manusia untuk
belajar dan mengenal Tuhannya. Perintah membaca, semangat membaca dan literasi
yang tiada duanya. Dengan demikian, manusia akan dapat mencapai kehidupan yang
hakiki, bahagia di dunia dan akhirat.
Dikisahkan ketika Rasulullah SAW sedang menyendiri di Gua
Hira. Malaikat Jibril datang kepadanya menyampaikan wahyu.
Jibril berkata kepada Rasulullah SAW, “bacalah!”
Lalu Rasulullah SAW menjawab, ”Saya tidak bisa membaca.”
Kemudian Jibril berkata lagi, “bacalah!”, sampai
permintaan itu berulang-ulang tiga kali.
Akhirnya Malaikat Jibril membacakan surah Al-‘Alaq ayat
1-5 dan Rasulullah SAW menjawab dan mengikuti bacaan tersebut. Ayat ini
menganjurkan kepada seluruh umat manusia untuk pandai membaca dan menulis
dengan pena (qalam).
Wahyu yang tertera dalam Q.s. Al-alaq 1-5, memiliki arti:
“Bacalah!
Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan
kepada manusia apa yang belum diketahuinya".
Dari tafsir tahlili Alquran surat al Alaq, Allah
memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya). Apa saja
yang telah Allah ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu
Al-Qur'an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah).
Membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan mengharapkan
pertolongan-Nya. Dengan demikian, tujuan membaca dan mendalami ayat-ayat Allah
itu adalah diperolehnya hasil yang diridai-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang
bermanfaat bagi manusia.
Perintah membaca "Iqra" disampaikan berulang di
surat Al Alaq sebanyak dua kali. Ini menyiratkan betapa pentingnya semangat
literasi yang diwahyukan Allah pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Di antara
bentuk kepemurahan Allah adalah Dia mengajari manusia mampu menggunakan
pena/qalam.
Mengajari di sini maksudnya memberikan kemampuan
menggunakannya. Dengan kemampuan menggunakan alat tulis, manusia bisa
menuliskan ide-ide dan temuannya sehingga dapat dibaca oleh orang lain dan
generasi berikutnya. Dengan dibaca oleh orang lain, maka ilmu itu dapat
dikembangkan. Pentingnya literasi membaca dan ilmu kemudian ditulis dan diikat
ilmu itu dengan menjadi sebuah kitab/buku. "Al ilmu fil kitaab".
Dengan demikian, manusia dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum
diketahuinya, artinya ilmu itu akan terus berkembang dan sejalan.
Perintah membaca merupakan satu cara untuk memperoleh
pengetahuan serta wawasan yang luas. Sejumlah disiplin ilmu juga penting untuk
dipelajari. Tujuannya adalah agar bisa menjadi manusia yang bijaksana, tidak
egois, menang sendiri dan tidak mudah menyalahkan orang lain saat berbeda
pendapat. Hal ini karena pengetahuan dengan banyak membaca, berpikir dan meneliti
pikiran manusia akan semakin terbuka. Objek untuk membaca juga sangat luas
yaitu berupa segala hal yang ada di sekeliling manusia dan kehidupannya.
Mengapa penting membangun semangat literasi dengan membaca
dan menulis? Karena manusia mampu mencatat semua ilmu pengetahuan yang sudah
diperolehnya. Selain mempermudah mengingatnya, hal itu dilakukan agar ilmu
pengetahuan dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Seperti para
ulama dan ilmuwan yang juga menulis dan membukukan karya-karya ilmiahnya.
Karya-karya inilah yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di masa selanjutnya.
Semangat literasi dengan bertadarus Alquran dan memahami
artinya, kita tidak hanya membaca tapi dapat mempelajari dan mengetahui
tuntunan hidup dari Allah SWT melalui kitab suci Al-Qur'an. Diharapkan dengan
membaca Alquran, kita semakin mencintai dan dapat mengamalkan
ajaran-ajaran baik yang diperintahkan maupun yang dilarang Allah SWT.
Kemudian, ilmu pengetahuan jangan menjadikan manusia
menjadi sombong dan melupakan Tuhan yang mengajarinya. Sudah sepantasnya ilmu
pengetahuan dapat membuat manusia menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Karena
sejatinya, ilmu pengetahuan merupakan jalan menuju Tuhan. Kita senantiasa sadar
bahwa ilmu itu hanya datang dari Allah dan Allah lah satu-satunya tempat kita
bersandar.
Dengan memiliki ilmu pengetahuan yang baik dan mumpuni,
manusia akan menjadikan dirinya sebagai seorang hamba yang selalu bersyukur,
tawadhu, rajin berikhtiar dan senantiasa berdoa hanya kepada-Nya.
Wallahu a'lam bissowab.
Bogor, 17 Ramadan 1443 H