GURU INSPIRATIF SAAT CORONA

Penulis: Tatang Sunendar

Dibaca: 686 kali

Tatang Sunendar

Oleh Tatang Sunendar

(Widyaiswara Utama LPMP Jawa Barat/Komunitas Cinta Indonesia/KACI #PASTI BISA#)

 

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir dalam hatiku

Sebagai prasasti terima kasihku

Tuk pengabdianmu

 

Engkau sebagi pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa

Tanpa tanda jasa

... ... ... ... ... ... ....

 

Mars guru yang hanya dinyanyikan pada momen tertentu sarat makna sengaja saya tuliskan di awal tulisan ini agar menjadi motivasi dan mengingat kembali suasana kebatinan profesi guru dalam melaksanakan tugas. Dalam keadaan normal sangat sulit untuk melihat indikator guru sebagai patriot pahlawan bangsa, baru terlihat jika dalam situasi istimewa seperti saat pandemi covid 19 ini. Saat guru lain sibuk melaksanakan pembelajaran di rumah dengan menggunakan moda daring, sebagian kecil guru melaksanakan pembelajaran dengan cara mengunjungi rumah siswa.

Kegiatan guru mengunjungi rumah siswa menginspirasi kita semua. Merujuk data dari Kementerian sebagaimana dikemukakan oleh Dirjen PAUD Dikdasmen Hamid Muhamad MSc PhD data yang tercatat oleh Kemdikbud menyatakan 97,6 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh, sisanya 2,4 persen belum melakukan karena daerah tidak terjangkit korona dan tidak memiliki perangkat pendukung. Dari 97,6 sebanyak 54 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh sepenuhnya yakni guru dan siswa mengajar di rumah, 46 persen guru mengajar di sekolah, murid di rumah.

Pertanyaannya bagaimana proses pembelajaran yang 2,4 persen dan 46 persen yang tidak menggunakan internet? Di bawah ini guru-guru inspiratif yang berjuang melaksanakan tugas di saat keterbatasan sarana pendukung mereka adalah:

Bintang Riris Parhusip (36)

Melakukan kegiatan membagikan tugas dan latihan soal setiap pagi-pagi, agar anak didiknya bisa belajar dan mengikuti penilaian tengah semester. Setiap pagi Ibu Bintang berkeliling mengunjungi rumah-rumah siswa. Beliau melakukan hal ini karena siswanya mempunyai keterbatasan teknologi dan HP. Sekolahnya teletak di Jalan Pemuda Dalam RT 66 Kampung Tator Manggar Batakan Balikpapan Timur (sumber Detiknews).

Muhamad Azis Iqbal

Muhamad Aziz Iqbal guru MTS Karanglayung Gorobogan Provinsi Jawa Tengah mengatahui kondisi anak didiknya tidak mempunyai perangkat smartphone, jaringan internet dan saluran TVRI beliau melakukan proses pembelajaran dengan mengunjungi anak didiknya secara begantian karena rumah siswanya terletak di pelosok kampung dan pegunungan. Tugas anak diambil seminggu sekali (sumber detiknews).

Faturahman

Faturahman seorang guru di SD Batu Putih Look III di Kecamatan Batu Putih Sumenep Madura. Menyikapi keterbatasan anak didiknya terkait jaringan intenet saluran televisi dan HP, beliau setiap hari sejak wabah pandemi covid 19 berkeliling mengunjungi anak didiknya yang ada di kampung tersebut. “Setiap hari 8 siswa yang bisa dikunjungi, kalau hari hujan hanya satu orang saja,” katanya. Itu dilakuakn setiap hari selama pandemi covid 19 ini. (sumber kompastv).

Yayah Hidayah (50), Eem Maesaroh (53), Iis Ratnengaih (51), dan Etin Rohaetin (52).

Empat guru SDN 1 Giriharja di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Hampir setiap hari harus berjalan cukup jauh mengajar anak didiknya yang berada di daerah perbukitan di Dusun Citapen Landeuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa. Etin bersama tiga rekannya membagi tugas untuk home visit kepada siswa yang tersebut.

"Memang lokasi rumahnya cukup jauh, ke perbukitan, ada sekitar 2-3 kilometer, tak bisa menggunakan kendaraan, harus jalan kaki. Jalannya dari tanah dan pasir, dan licin. Meski cukup lelah, kami tempuh untuk pendidikan," jelas Etin. Guru lainnya, Yayah, mengatakan hampir setiap hari ia melakukan home visit kepada siswa yang tak bisa mengikuti belajar daring. Mulai memberi materi pelajaran dan memberikan tugas (sumber detiknews).

Upaya yang dilakukan oleh ke tujuh orang guru tersebut menunjukkan kecintaannya terhadap siswanya agar tidak ketinggalan oleh siswa lain yang diberi kebruntungan dalam fasilitas. Ketujuh orang guru tersebut sungguh menginspirasi bagi kita semua dan kegiatan yang dilakukan guru tersebut belum menjadi skala prioritas pemerintah sehingga hal luar biasa yang dilakukan oleh ketujuh guru tersebut layak menjadi perhatian.

Sungguh mulia guru ini dengan tujuan ingin menghantarkan siswa yang cerdas terampil dan berkarakter mereka melakukan aktivitas yang bagi sebagian orang tidak mungkin dilakukan, berangkat dari ketidakmampuan orang tua memiliki smartphone, tidak ada saluran TVRI, tidak ada jaringan internet, tetapi aktivitas pembelajaran harus berlangsung.

Guru adalah sebuah profesi yang mulia. Profesi guru adalah amanah yang besar yang harus dijalani dengan melibatkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual. Seorang guru adalah panggilan hati yang mensinergikan inlektualitas, emosional, dan spiritual dalam melaksanakan tugas. Jika telah terjadi sinergi dari ketiga komponen tersebut maka akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang ramah anak, gembira, menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif.

Guru bisa dikatan sebagai guru inspiratif jika mampu memberikan layanan pendidikan kepada siswa yang dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi maupun fisik. Seorang guru yang inspsiratif harus memegang prinsip CARE, SHARE, TRUST dalam melaksanakan tugas. Lebih jauh diuraikan: 1) CARE artinya mampu memberi perhatian pada siswa dari berbagai latar belakang yang berbeda, guru mampu memberi perhatian pada siswa dengan berbagai latar belakang, fisik mental, sosial, emosional, tempat tinggal sehingga semua siswa terlayani dalam proses pembelajaran serta memperhatikan gaya belajar siswa. 2) SHARE guru harus mampu membagi ilmu dengan menciptakan suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, strategi dan media yang tepat sehingga siswa merasa nyaman suasana, pembelajaran ramah siswa sehingga siswa dapat mengembangkan multi intlegence (8 kecerdasan). 3) TRUTS artinya guru harus menjadi sosok yang dapat dipercaya, memberi teladan serta menanamkan karakter yang baik bagi siswa di sekolah, menjaga kepercayaan dilakukan guru hal yang mutlak sebab sekali lancung maka akan runtuhlah kepercayaan siswa pada guru, apalagi pada siswa jenjang dasar guru merupakan role model baik dari sikap, ucapan mapun tindakan. Sehingga ada peribahasa guru ratu wong atua karo yang artinya guru nomor satu orang tua nomor dua.

Jika guru memegang prinsip care, share, dan trust maka siswa akan merasa nyaman dan rindu akan kehadiran gurunya baik itu bagi siswa yang berada di kota yang fasilitasnya lengkap maupun siswa di pedalaman yang belum tersentuh fasilitas teknologi informasi. Sebab kita meyakini sebagaimana firman-Nya “Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (al Mujadillah ayat 11).

Guru inspiratif banyak bertebaran di sekitar kita yang mungkin tidak terekspos media. Semoga mereka senantiasa diberi ketabahan dan kelancaran sehingga bisa melahirkan generasi-generasi penerus bangsa dari tangannya. Semoga ada keajaiban.

Tag:
Nalar Lainnya
...
Dadan Supardan

Semangat Revitalisasi di Mata Angkie

Nalar Lainnya
...
ENDANG KOMARA

INDEPENDENSI ASN

...
Asep S. Muhtadi

Komunikasi Pembelajaran di Masa Pandemi

...
Prof. Dr Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H.,M.H.,M.Si.

EKSISTING DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

...
...
...